Wuling kembali melepas mobil listrik murni dengan harga relatif terjangkau, yakni BinguoEV. Sebulan dikenalkan, pemesannya disebut sudah mencapai 3.000 unit. Bisa jadi mobil empat pintu ini selaris AirEV yang mini itu.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·5 menit baca
Mobil hatchback empat pintu Wuling BinguoEV (dibaca: bing-go EV) yang diperkenalkan pada November 2023 diklaim telah dipesan 3.000 unit. Antusiasme itu cukup mengejutkan karena harganya baru diumumkan secara resmi Jumat (15/12/2023). Harganya di bawah para pesaing terdekatnya.
”Dalam waktu singkat, kami sangat bangga pemesanan Wuling BinguoEV mencapai lebih dari 3.000 unit di seluruh Indonesia,” kata Sales & Marketing Director Wuling Motors Dian Asmahani setelah mengumumkan harga resmi mobil empat pintu itu di mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat.
BinguoEV dihadirkan dalam dua varian berdasarkan kapasitas baterai yang beprengaruh terhadap jarak tempuh. Varian Long Range mengusung baterai berkapasitas 31,9 kWh dengan jarak tempuh 333 kilometer (km). Sementara varian Premium Range dibekali baterai 37,9 kWh dengan jarak terjauh 410 km. Keduanya menggunakan baterai berbahan lithium ferro-phosphate (LFP) berstandar IP67.
Dian menambahkan, hampir seluruh pemesan berminat pada varian Premium Range yang dijual dengan harga Rp 408 juta. Menurut Dian, tak sampai 10 persen yang memesan varian Long Range yang dibanderol Rp 358 juta. Semua harga itu berlaku on-the-road DKI Jakarta.
Dengan angka penjualan itu, Dian menduga, masyarakat Indonesia mulai berpindah ke teknologi ramah lingkungan. ”Kami percaya, dengan memilih BinguoEV, kita tidak hanya mengambil bagian dalam transisi kendaraan listrik, tapi juga mengambil langkah konkret menuju masa depan yang lebih hijau,” ucapnya.
Slogan itu bisa jadi terlalu ”besar” bagi pembeli mobil bertenaga baterai murni keluaran Wuling. Privilese berkeliling kota dengan mobil listrik rasanya lebih masuk akal, disokong pula dengan harganya yang tidak lebih tinggi dari SUV kompak bermesin bakar. Varian jarak tempuh yang lebih jauh dipilih karena bisa sesekali dipakai ke luar kota. Ruang kabin yang lebih luas dibandingkan Wuling Air ev adalah pertimbangan lainnya.
Wuling Air ev, mobil mini dua pintu itu, adalah mobil listrik paling laris di Indonesia saat ini. Penjualannya mencapai lebih dari 13.000 unit. BinguoEV dengan bentuk yang lebih proporsional diprediksi bisa diterima dengan baik pula. Terlebih lagi, harga varian Long Range lebih rendah dibandingkan dengan pesaingnya saat ini, yakni Neta V (Rp 379 juta) dan Citroen e-C3 (Rp 377 juta-Rp 388 juta).
Godaan meminang Binggo EV makin membuai dengan fasilitas garansi seumur hidup untuk pembelian hingga 31 Desember 2023. Garansi itu meliputi baterai, motor listrik, dan unit kontrol motor. Garansi berlaku untuk kedua varian BinguoEV. Pembelian masih dilengkapi dengan unit pengisi daya listrik arus AC 7 kW dan sejumlah aksesori.
”Segmen kendaraan listrik kini telah meraih 2 persen market share di pasar otomotif Tanah Air, sementara secara global mencapai angka 10 persen. Di China, angkanya mencapai 35 persen. Ini menandakan era mobilitas ramah lingkungan sudah tiba dan makin banyak masyarakat global menikmati transportasi yang efisien dan ramah lingkungan,” kata Arif Pradana, Wakil Presiden Wuling Motors.
Mobil Air ev dan BinguoEV sama-sama diproduksi di pabrik Wuling Indonesia di Cikarang, Jabar. Mengingat produknya semakin banyak, Wuling berencana memasang fasilitas pengisian daya listrik cepat di 100 titik di sejumlah wilayah di Indonesia pada 2024 melalui kerja sama dengan EVPower.
Wujud BinguoEV terkesan imut, menggemaskan bagi sebagian orang. PIlihan warnanya bernuansa pastel yang ceria tetapi kalem. Ada tiga pilihan warna, yakni coklat muda atau Milk Tea, hijau muda atau Mousse Green, dan biru pastel atau Galaxy Blue. Warna atap bisa menggunakan warna hitam (two-tone), atau senada bodi.
Arsitektur bodi mobil ini juga nyaris tak memiliki sudut tajam. Lekukannya halus. Layaknya mobil bertenaga baterai murni, tak ada gril yang menganga di depan. Logo ”W” tersemat di tengah, di antara lampu utama yang tampak “berbinar-binar”.
Di balik kap depan, tersimpan peranti elektronik, aki, aneka tabung cairan, termasuk motor listrik. Motor tersebut bertenaga 50 kW, atau setara dengan 67 Hp. Tenaganya tersalurkan ke roda depan dengan transmisi berkecepatan tunggal.
Desain BinguoEV terbilang ”aman”; ia tak terlihat seperti mobil masa depan yang tersesat di masa kini. Penanda bahwa ini merupakan mobil listrik adalah ketiadaan gril dan desain pelek yang cenderung padat. Ukuran mobil ini sedang-sedang saja. Panjangnya 3,9 meter, lebar 1,7 meter, dan tinggi 1,5 meter, cukupanlah untuk disimpan di garasi rakyat jelata.
Nuansa futuristik baru terpancar di dalam mobil, lebih tepatnya minimalis. Sejumlah panel dibalut kulit sintetis halus. Layar informasinya ganda; di tengah dasbor dan dibalik kemudi yang masing-masing berukuran 10,5 inci. Jok pengemudi bisa diatur enam arah secara elektrik. Jok penumpang biasa-biasa saja.
Danang Wiratmoko, Product Planning Wuling Motors, mengatakan, kabin mobil ini dirancang untuk kepraktisan berkendara jarak cukup jauh. ”Ada 15 kompartemen untuk mengatur penyimpanan barang bawaan. Lantai bagasinya rendah, jadi barang bisa ditumpuk. Kalau jok baris kedua dilipat, ruang bagasinya menjadi 790 liter,” kata Danang.
Ada empat pilihan mode berkendara, yakni Eco, Eco+, Sport, dan Normal. Fitur-fiturnya mungkin tidak luar biasa, tapi ada dan efektif dipakai. Beberapa di antaranya adalah cruise control, kamera parkir, rem parkir elektrik, penahan laju otomatis (auto hold), dan kontrol stabilitas elektronik. Perangkat audio disuarakan lewat empat pelantang; jumlah ini lebih banyak dari kantung udara (SRS airbag), yakni dua.
Rasanya tak lama lagi melihat BinguoEV berseliweran di jalanan atau terparkir di pusat perbelanjaan. Kita akan terbiasa dengannya.