Penjelajahan Berkesan dengan Royal Enfield Super Meteor 650
Motor yang meluncur di Indonesia pada GIIAS 2023 ini bergaya cruiser dan mesin 650 cc era modern Royal Enfield.
Oleh
RIZA FATHONI
·5 menit baca
Nama Super Meteor yang beredar sekitar tahun 1956 bagi Royal Enfield (RE) bukanlah barang baru. Motor klasik ini pernah dibuat untuk membidik pasar Amerika. RE menghidupkan kembali motor dua silinder pertama mereka di pabrik India tahun 2018 dengan tipe roadster Interceptor dan Continental GT untuk model cafe racer.
Reinkarnasi Super Meteor tampil di pameran EICMA tahun 2022 dengan berbagi mesin yang sama dengan Interceptor dan Continental GT. Motor yang meluncur di Indonesia pada GIIAS 2023 ini mengombinasikan gaya cruiser dan mesin terbesar 650 cc era modern yang dimiliki Royal Enfield.
Kompas berkesempatan menjajal tipe standar warna astral black. Adapun tipe lain ialah varian tourer. Tipe standar ini menjadi pilihan bagi pengendara yang lebih menyukai simplisitas. Tipe ini minus windshield dan sandaran jok belakang yang ada di tourer.
Pada sektor kemudi, spidometer bundar yang simpel menampilkan kombinasi analog dan digital. Informasi kecepatan ditunjukkan oleh jarum, sementara indikator bahan bakar, posisi gigi, trip meter A dan B serta odometer ditampilkan pada layar digital. Fitur modern pada motor klasik ini adalah tripper berupa perangkat navigasi yang dapat terhubung dengan aplikasi di ponsel via bluetooth.Tripper memandu tikungan demi tikungan dan jarak tempuh ke tujuan.
Jok pada varian standar ini seperti terpisah depan dan belakang. Pada versi tourer, joknya menjadi satu kesatuan dan lebih lebar dan tebal di bagian belakang. Versi tourer juga memiliki sandaran pembonceng. Jok belakang tipe standar ini terkesan sebagai pelengkap saja karena terlalu mungil dan kurang nyaman bagi pembonceng untuk perjalanan jauh. Spion bar end opsional membuat tampilan terkesan simpel, tetapi lebih gagah.
Detail tampilan motor terlihat elegan dihiasi corak warna perak dop pada beberapa bagian, seperti dudukan lampu depan, dudukan sepatbor depan dengan tampilan retro klasik, klem segitiga, lingkar lampu depan hingga raiser setang. Dengan kombinasi warna hitam, rona perakini jadi terlihat kontras. Bodi Super Meteor didominasi pelat besi. Tak heran jika keseluruhan berat kosong motor mencapai 241 kilogram.
Untuk pertama kalinya RE menggunakan suspensi depan model upside down (USD) dari Showa berdiameter 43 milimeter (mm) dan jarak main 120 mm. Performa suspensi ini selain mendongkrak penampilan juga mumpuni menunjang kestabilan dan kenyamanannya. Pengereman depan belakang menggunakan rem cakram ABS dengan kaliper Bybre yang mengapit disc 320 mm di depan dan 300 mm di belakang. Sementara roda depan berukuran 100/90-19 dan 150/80-16 pada roda belakang.
"Cruiser" sejati
Pengetesan varian cruiser Super Meteor 650 dilakukan di trek jarak jauh yang dominan lurus dan beraspal mulus. Mengendarai di jalur pantura Jawa yang relatif lurus dan relatif sepi menjadi pilihan untuk merasakan kenikmatannya. Motor ini kami ajak tur melintasi pantura dari Jakarta hingga Brebes sejauh 617 kilometer pergi-pulang.
Posisi pengendaraan cruiser terasa pada forward control dengan posisi footstep maju ke depan dan setang yang lebar membuat pengendara rileks. Jok empuk dan lebar setinggi 740 mm menambah kenyamanan pengendaraan meski touring seharian. Tuas rem dan kopling juga dapat disetel tingkat kekerasannya.
Saat bermanuver di jalanan ramai dalam kota, motor berdimensi panjang 2.300 mm, lebar 890 mm, dan tinggi 1.155 mm ini masih cukup lincah, asalkan lalu lintas tidak terlampau padat. Setang yang lebar agak menyulitkan untuk memfilter kepadatan lalu lintas.
Super Meteor mengusung mesin empat langkah dua silinder paralel 648 cc SOHC delapan katup berpendingin udara. Dapur pacu ini juga menggunakan sistem injeksi dan transmisi enam percepatan. Balancer shaft pada mesin membuat karakter getarannya kalem. Pendinginan udara pada mesin ditunjang dengan radiator oli.
Keluaran tenaga sebesar 47 PS dicapai pada putaran mesin 7.250 rpm, adapun torsi maksimum 52,3 Nm pada 5.650 rpm. Torsi mesin yang besar cukup terasa mulai dari putaran bawah. Karakter Super Meteor memang bukan untuk kebut-kebutan, tetapi menikmati perjalanan jauh dengan santai dan nyaman. Bobotnya yang berat memberi keuntungan saat menyalip kendaraan besar dalam kecepatan tinggi, motor tetap terasa stabil.
Konsumsi bensin untuk luar kota dengan kecepatan jelajah konstan berada di angka 32 km per liter sangat irit. Sementara saat dikombinasikan situasi lalu lintas dalam kota dengan kondisi stop and go angkanya berada di kisaran 23 km per liter. Jarak yang bisa ditempuh dengan kapasitas tangki 15,7 liter setidaknya 360 km dengan bahan bakar penuh. Rasio kompresinya 9,5 : 1 sehingga bisa mengonsumsi bahan bakar RON 90 meskipun lebih disarankan menggunakan RON 92 ke atas.
Rute Jakarta menuju Brebes yang ditempuh sekitar 12 jam termasuk istirahat tidak terasa melelahkan. Ergonomi cruiser Super Meteor tergolong bagus dan nyaman meski baru pertama kali mengendarai. Impresi kenyamanan berkendara jarak jauh patut diacungi jempol. Meski menyandang genre cruiser, motor ini masih nyaman juga untuk penggunaan harian dalam kota.
Mesin motor tidak terlalu terasa panas meski dikendarai seharian sehingga wilayah paha dan kaki tak tersiksa. Kekurangan yang harus dibenahi adalah performa suspensi ganda di belakang terasa terlalu keras meski masih memiliki setting-an preload 5 langkah. Nilai minus ini masih dapat diatasi dengan mencoba mengubah setelan preload atau menggunakan produk aftermarket.
Motor ini dijual seharga Rp 242,3 juta untuk tipe Astral, sementara Interstellar dibanderol Rp 245,6 juta. Keduanya masuk ke dalam model standar. Tipe teratas Celestial (tourer) dijual dengan harga Rp 249 juta dengan aksesori tambahan. Semua harga tersebut sudah on the road.