Kecanggihan Cip Mutakhir Snapdragon Ingin Menopang Kerja "AI"
Qualcomm memandang masa depan artificial intelligence (AI) adalah langsung tersimpan di gawai, tidak lagi banyak bergantung pada komputasi awan. Pertimbangan itu karena keamanan dan privasi pengguna, juga efisiensi daya.
Oleh
ADITYA DIVERANTA DARI HAWAII, AMERIKA SERIKAT
·5 menit baca
MAUI, KOMPAS – Perusahaan teknologi Qualcomm ingin menunjukkan seri cip mutakhir mereka mampu menopang kerja komputasi kecerdasan buatan atau artificial inteligence (AI) langsung dari perangkat gawai. Mereka memandang masa depan pengembangan AI adalah pemrosesan langsung dari gawai, tidak lagi banyak bergantung pada komputasi awan atau cloud computing.
CEO Qualcomm Cristiano Amon mengemukakan pandangan tersebut dalam pergelaran Snapdragon Summit di Maui, Negara Bagian Hawaii, Amerika Serikat, Selasa (24/10/2023) waktu setempat. Dua teknologi cip terbaru yang diumumkan hari itu, yakni Snapdragon X Elite dan Snapdragon 8 Gen 3, didesain agar mumpuni menjalankan AI yang bersifat generatif (Gen-AI).
AI generatif adalah pemodelan yang dapat membuat teks, gambar, suara, atau beragam format lainnya berdasarkan data yang telah dimasukkan ke dalam sistem pemodelan sebagai latihan.
Snapdragon X Elite adalah cip berukuran empat nanometer dengan 12 inti (core) dan kecepatan atau clock speed 3,8 gigahertz (GHz) untuk laptop. Cip terdiri atas perpaduan unit pemrosesan (CPU) Oryon, unit pemrosesan grafis (GPU) Adreno, dan unit pemrosesan neural (NPU) Hexagon yang didedikasikan khusus untuk fungsi dan kerja AI. Cip ini akan beredar mulai pertengahan tahun 2024.
Snapdragon X Elite yang berbasis prosesor Arm didesain agar berjalan pada sistem Windows on Arm. Adapun Arm adalah arsitektur prosesor pesaing x86 yang kini mendominasi pasar laptop dan PC, buatan Intel dan AMD (Kompas, 18/11/2022).
Sementara, cip Snapdragon 8 Gen 3 terdiri atas perpaduan CPU Qualcomm Kyro, GPU Adreno, dan NPU Hexagon, didedikasikan untuk dapat menjalankan komputasi AI generatif dari ponsel. Cip ini akan segera beredar pada ponsel seri andalan terbaru merek Xiaomi, yakni Xiaomi 14.
Cristiano memandang, kegunaan AI saat ini makin luas namun hampir semuanya bekerja di komputasi awan. Padahal, dari sekian banyak kegunaan itu, sebagian komputasi AI bisa dilakukan dalam perangkat ponsel dan laptop.
"Kita sudah melihat komputasi bergerak dari komputer ke ponsel. Anda mulai melihat komputasi yang sebagian dijalankan di server cloud dan gawai. Kemudian mengarah ke tahap selanjutnya, yakni bagaimana AI bisa bekerja langsung di gawai," ujar Cristiano dalam paparan di Aulani Ballroom, Wailea Beach Resort Maui, Hawaii, Selasa.
Keamanan
Cristiano menilai, perkembangan AI yang bisa diakses dari gawai tanpa komputasi awan menjadi urgen karena alasan privasi. Sebab, seringkali AI mengambil keputusan berdasarkan pada pengetahuan tentang data si pemilik gawai. Jelas ada unsur privasi pengguna dalam data-data itu.
Selain itu, AI dari gawai juga bakal membuat pemrosesan menjadi mudah. Sebab, seluruh data yang dibutuhkan telah ada dan disimpan di dalam gawai pengguna.
“Semua yang ada di gawai harus cepat karena pengguna membutuhkan respons cepat serta kepastian. Ini adalah masa paling menarik dengan berbagai pengembangan yang saya contohkan tadi,” jelas Cristiano.
Orang nomor satu di Qualcomm ini kemudian menunjukkan data simulasi performa CPU Oryon dibandingkan dengan sejumlah cip kompetitor, antara lain M2 Max dari Apple dan i9-13980HX dari Intel. Simulasi single thread performance, yakni performa sebuah komputer dalam memproses satu tugas dalam satu waktu, menghasilkan angka paling tinggi untuk CPU Oryon dengan skor 3.227, disusul cip Intel dengan skor 3.192 dan Apple di 2.841.
Meski begitu, perlu diketahui bahwa simulasi itu bersifat sintetis dan belum tentu menggambarkan secara utuh performa cip saat bersandingan komponen lainnya. Simulasi hanya menggambarkan secara statistik bahwa cip tersebut mumpuni saat dites melalui serangkaian uji virtual.
Pada paparannya, Cristiano mengaku tak menyangka dengan hasil simulasi yang didapat. Dalam pengembangan CPU Oryon yang kehadirannya sudah sempat diumumkan di Snapdragon Summit tahun lalu, hasilnya ternyata sangat memuaskan.
“Saya beri tahu satu hal. Dalam sejarah kami membuat cip tiap tahun, kami melakukan sangat banyak simulasi. Dan ketika hampir selesai, kamu berharap produk itu berhasil sesuai dengan ekspektasi di awal. Kali ini berbeda. Ini melebihi segala yang kami harapkan sejak awal. Dan Oryon saat ini adalah yang lebih cepat dibandingkan perangkat komputasi milik kompetitor hari ini,” ungkap Cristiano.
Pengenalan cip X Elite adalah kelanjutan dari kabar Qualcomm yang mengakuisisi Nuvia, perusahaan rintisan digital yang memproduksi cip berbasis Arm untuk produk Apple. Pada Januari 2021, Qualcomm menginvestasikan 1,4 triliun Dollar Amerika Serikat untuk langkah akuisisi itu. Hasil dari akuisisi itu adalah pengembangan pada CPU Qualcomm Oryon.
Senior Vice President Engineering Qualcomm Gerard Williams adalah otak dari tim pengembangan tersebut. Gerard mengakui, pengembangan teknologi itu sangat panjang. Meski kini mendapat hasil yang memuaskan, dia bilang ini baru permulaan.
“Ketika tahun lalu di panggung ini (2022), saya bilang pengembangan cip mungkin membutuhkan waktu empat sampai lima tahun hingga akhirnya berhasil. Jadi pengembangan ini membutuhkan upaya keras dan semua orang di tim,” jelas Gerard.
Senior Vice President & General Manager of Mobile, Compute, and XR Qualcomm Alex Katouzian menyatakan, Snapdragon X Elite adalah cip paling baik dan paling cerdas untuk gawai laptop saat ini.
Hal tersebut karena dukungan dari NPU Hexagon yang tertanam dalam cip terbaru, bakal membuat pemrosesan AI dalam gawai semakin ringan.
"Oryon saat ini adalah cip yang lebih cepat dibandingkan perangkat komputasi milik kompetitor hari ini," (Cristiano Amon)
Alex menambahkan, cip X Elite telah mulai dilirik oleh pemain besar di pasar laptop. Dalam paparan, Alex menyebutkan mereka Lenovo yang akan segera mengadaptasi cip itu.
“Kami bersemangat untuk bisa melihat Snapdragon X Elite ada di laptop generasi berikutnya dari Lenovo. X Elite tidak hanya tentang performa, tapi juga efisiensi yang dapat dihasilkannya,” jelas Alex.
Ponsel
Begitu pula ponsel, Alex berpendapat kegunaan gawai akan makin beragam karena AI yang dioperasikan langsung tanpa komputasi awan. Hal ini membuat ponsel menjadi sangat serbaguna, misalkan, menjadi asisten digital yang sangat personal, bisa mengenali teks, gambar, suara, untuk membantu pekerjaan sehari-hari.
“Ponselmu akan beralih menjadi teknologi yang paling kamu percayai apapun aktivitasmu. AI adalah masa depan pengalaman di ponsel, dan ini yang sedang Qualcomm bangun selama lebih dari satu dekade terakhir,” ucapnya.