Aneka karya tujuh desainer Indonesia, 13 September akan tampil di New York Fashion Week The Shows Spring Summer 2023/2024, bagian dari NYFW. Aneka baju dari ulos, tenun, batik serta perhiasan jadi andalan para desainer
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO
·5 menit baca
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
Karya tujuh desainer Indonesia pada 13 September akan ditampilkan di New York Fashion Week – The Shows Spring Summer 2023/2024. Sebelumnya, setiap desainer menampilkan satu tampilan di acara jumpa pers di Jakarta, Senin (28/8/2023).
Karya tujuh desainer Indonesia pada 13 September akan ditampilkan di New York Fashion Week – The Shows Spring Summer 2023/2024, bagian dari NYFW. Aneka baju mulai dari ulos, tenun, batik, hingga perhiasan jadi andalan para desainer di ajang bergengsi tersebut.
Desainer Merdi Sihombing, Ghea Panggabean, Ivan Gunawan, Didiet Maulana, Ayumi, Kimberly Tandra, serta jenama perhiasan Amero bakal mewakili Indonesia. Merdi memastikan, dia dan rekan-rekannya tampil secara resmi di pergelaran busana itu melalui grup Indonesia Now.
”Setiap negara kan punya official, dan ini resmi,” kata Merdi yang ditemui seusai jumpa pers pada Senin (28/8/2023) di Jakarta.
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
Ayumi Indonesia Now untuk New York Fashion Week
Indonesia Now adalah komunitas yang digiatkan desainer Indonesia yang karyanya pernah ditampilkan di ajang mode terkemuka. Dulu komunitas itu bernama Indonesian Diversity, yang membuat beberapa desainer Indonesia pertama kali ikut New York Fashion Week pada 2018.
Dalam jumpa pers itu, setiap desainer hanya menampilkan satu tampilan (look). Sisanya mereka simpan untuk kejutan saat ditampilkan di landas peraga NYFW nanti. Disayangkan, tempat acara yang sempit membuat wartawan tak leluasa melihat dan mengambil foto tujuh busana yang dipamerkan.
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
Merdi Sihombing Indonesia Now untuk New York Fashion Week
Merdi mengatakan, peduli lingkungan, kolaborasi, dan pemberdayaan perempuan menjadi isu penting dalam pergelaran mode terkini seperti NYFW. Merdi sudah melakukannya, begitu pula Ghea, Didiet, dan desainer lain.
Merdi akan menampilkan sepuluh setelan baju dari ulos yang ia kemas secara modern mulai dari bahan benang, motif, warna, hingga model baju. Ia memamerkan setelan celana panjang dan blus panjang warna hijau dengan potongan amat sederhana. Kain tenun untuk atasan berlubang di bagian leher, tapi kiri-kanan atasan tak dijahit, terbuka tanpa lengan.
Kain ulos tersebut bermotif tumtuman, motif yang dulu dipakai raja, berwarna putih. Tampak kontras dengan warna dasar, tetapi memunculkan kombinasi indah. Di bagian ujung bahu, Merdi meletakkan motif tumtuman warna putih lagi.
Model menggunakan gelang-gelang bermotif dari kayu berukuran besar dan kecil, memakai anting besar dari logam, kalung dan topi anyaman dari purun karya perempuan artisan penganyam, dan sandal kulit buatan Indonesia.Dengan busana seperti itu, Merdi ingin menunjukkan gaya potongan sederhana yang cocok untuk perempuan New York yang serba bergerak cepat. Pilihan kain yang ringan membuat pemakainya nyaman.
Selain menunjukkan baju dan aksesori yang semua bahan berasal dan dibuat di Indonesia, Merdi juga memperlihatkan keterlibatan banyak orang dalam pembuatan baju dan aksesorinya. Ia mengajak artisan tenun meningkatkan kualitas kain tenun karyanya, mengajak kolaborasi artisan penganyam, dan lainnya.
Merdi membuat atasan, celana panjang, rok, dan luaran dari ulos dalam warna cerah, seperti hijau dan biru, tetapi tetap mengacu pada warna alam untuk menunjukkan keprihatinannya pada kondisi Bumi saat ini.
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
Ghea Panggabean Indonesia Now untuk New York Fashion Week
Anggun
Setelan serba simpel juga ditampilkan Ghea. Desainer paling senior dalam tim tersebut menampilkan koleksi ”Mamuli Sumba” sebagai penghormatan terhadap semangat dan warisan wanita Sumba.
Ghea menunjukkannya lewat setelan luaran pendek bermotif kain tenun Sumba yang membungkus dalaman warna krem. Bagian bawah, celana panjang berpipa lebar warna biru teduh dihias motif tenun Sumba. Ia memasangkan selendang dari kain tenun asli berwarna kombinasi biru teduh, putih, oranye, dan biru muda.
Untuk membuat tampilan lebih elegan, Ghea menambahkan topi berhias untaian logam berhias motif alat reproduksi perempuan. Perhiasan itu disebut mamuli, benda berharga yang biasa menjadi belis (mas kawin) bagi perempuan Sumba. Ia juga membuat tas, topi, jaket, celana panjang, dan rok dari aneka bahan, misalnya sifon yang dicetak motif khas Sumba, kain tenun asli, sampai bordir. Selain simpel, busana karya Ghea membuat pemakainya tampak anggun.
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
Ikat Indonesia oleh Didiet Maulana Indonesia Now untuk New York Fashion Week
Didiet Maulana membuat sepuluh atasan, rok, celana panjang, sampai baju renang dari kain wastra. ”Aku pakai kain tenun dan wastra dari banyak daerah. Kali ini aku ingin menunjukkan wastra kita tak hanya satu jenis, tapi bermacam-macam karena itu kekayaan kita,” tutur Didiet pada Jumat (1/9/2023).Ia mengangkat tema ”Wiron” untuk tampil di Spring Studios, New York, tempat utusan dari Indonesia tampil nanti. Baju yang dipamerkan di jumpa pers berupa atasan dari gaun panjang warna oranye dipadu rok panjang warna coklat dengan belahan tinggi. Di bagian kanan belahan itu terdapat lipatan kecil seperti kain panjang yang biasa dipakai perempuan Jawa. Itulah yang disebut wiron.
Sebagai aksen, Didiet memasangkan potongan kain yang juga dilipat-lipat, di-wiron di bagian dada model. Memberi kesan manis dan unik. Apalagi, kain di dada itu sebenarnya bisa juga menjadi kemben untuk baju dalam di pemakaian lain.
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
Ivan Gunawan Indonesia Now untuk New York Fashion Week
Pada bagian lain, Ivan Gunawan membawa baju yang semua berwarna emas sesuai tema ”Maharani” yang diusungnya. Ide kreatifnya datang dari masa keemasan Kerajaan Majapahit yang dipimpin Sang Maharani, Tribhuwana Tunggadewi. Ivan mewujudkannya ke dalam busana berupa gaun-gaun malam yang glamor dan seksi.
Semua rancangannya dihias kristal, bordir, dan perhiasan yang membuat pemakainya menjadi pusat perhatian, seperti pada salah satu baju yang akan dibawa ke New York. Setelan itu dari lace bermodel rok span panjang berhias kristal dan bulu-bulu coklat senada dengan warna emas rok, dilengkapi atasan model crop namun berlengan panjang yang memberi kesan anggun.
Ivan memasang kalung warna emas berukuran besar serta anting tempel yang sesuai untuk busananya.
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
Suedeson oleh Kimberly Tandra Indonesia Now untuk New York Fashion Week
Desainer lain, Kimberly, membuat gaun bermotif bunga khas Indonesia dari batik dalam warna terang, seperti oranye, sedangkan Ayumi memilih songket Pandai Sikek untuk membuat terusan pendek dengan hiasan rumbai cantik di bagian bawah gaun berwarna terang kemerahan.
Jenama perhiasan Amero yang berkolaborasi dengan Livette by Liliana Tanoesoedibjo memamerkan sepuluh koleksi bertema ”Futuristic Modern Chic” yang menampilkan perhiasan bermotif kawung yang ada di Candi Borobudur.
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
Amero Jewellery x Livette oleh Liliana Tanoesoedibjo Indonesia Now untuk New York Fashion Week