Hyundai berencana merilis mobil listrik baru di pasar Indonesia. Namun, hingga saat ini pihak Hyundai Motor Company masih merahasiakan jenis mobil listrik yang akan dirilis.
Oleh
DHANANG DAVID
·5 menit baca
KOMPAS/DHANANG DAVID
Hyundai Ioniq 6 dipamerkan di Hyundai Motor Studio, Goyang, Korea Selatan, Rabu (12/7/2023). Ioniq 6 merupakan mobil listrik yang diluncurkan dengan dua kapasitas baterai yang berbeda, yaitu 53 kWh dan 77,4 kWh, dan diklaim mampu menempuh jarak 610 kilometer dalam sekali pengecasan.
Persaingan ketat terkait kendaraan listrik membuat perusahaan otomotif harus pintar meracik strategi agar produk mereka bisa laku keras di pasaran. Hyundai Motor Company pun tidak mau ketinggalan untuk bisa memenangi persaingan tersebut, khususnya di pasar Indonesia.
Setelah sukses meluncurkan Hyundai Ioniq 5 di Indonesia pada 2022 lalu, perusahaan otomotif asal ”Negeri Ginseng” ini semakin terpacu mengembangkan inovasi kendaraan listrik. Hyundai Motor Company (HMC) menargetkan dalam waktu dekat akan ada seri terbaru mobil listrik murni yang akan dirilis di Indonesia.
Seri mobil listrik yang akan dirilis ini masih dirahasiakan oleh HMC. Gi Baek Lee, Head of Asia Business Strategy Group HMC, menuturkan, nantinya mobil listrik ini akan dijual dengan harga yang lebih terjangkau.
”Kami berencana untuk meluncurkan mobil listrik baru yang harganya lebih terjangkau dari Ioniq 5 demi memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia,” ucapnya di Kantor Pusat HMC, Seoul, Korea Selatan, Rabu (12/7/2023).
KOMPAS/DHANANG DAVID
Hyundai Kona Electric, salah satu mobil listrik murni dengan bodi mungil yang dipamerkan di Kantor Pusat Hyundai Motor Company (HMC), Seoul, Korea Selatan, Rabu (12/7/2023).
Hyundai Ioniq 5 dijual dengan kisaran harga Rp 700 juta-Rp 800 juta. Spesifikasi mobil listrik ini pun tidak main-main. Dengan baterai litium-ion berkapasitas 72,6 kWh, mobil listrik ini mampu menempuh jarak 451-481 kilometer (km) hanya dengan sekali pengisian daya.
Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Hyundai Ioniq 5 menjadi salah satu mobil listrik murni terlaris di Indonesia. Data Gaikindo pada Januari-Juli 2023, mobil ini sudah terjual 3.800 unit dalam berbagai varian. Itu belum termemasuk data tahun 2022 dan penjualan bulan Agustus ini.
Kompas juga sudah menjajal ketangguhan Ioniq 5 pada 2022 lalu dengan menempuh jarak sekitar 780 km dari Jakarta menuju Kota Surabaya. Selain itu, Kompas juga menguji infrastruktur stasiun pengecasan cepat yang dibangun Hyundai.
Selain Ioniq 5, ada juga mobil listrik Hyundai Kona yang sudah dipasarkan di Indonesia. Mobil ini dijual seharga Rp 750 juta dengan spesifikasi baterai litium-ion berkapasitas 39,2 kWh yang diklaim dapat menempuh jarak 305 km dalam kondisi baterai penuh.
KOMPAS/DHANANG DAVID
Hyundai Ioniq 6, salah satu mobil listrik murni yang dipamerkan di Kantor Pusat Hyundai Motor Company (HMC), Seoul, Korea Selatan, Rabu (12/7/2023).
Baru-baru ini, Hyundai pun merilis mobil listrik murni, yaitu Ioniq 5 N dan Ioniq 6. Ioniq 6 yang berbentuk sedan sport baru saja diluncurkan secara resmi di GIIAS 2023 lalu. Lee mengatakan, HMC tidak hanya fokus untuk meningkatkan volume penjualan, tetapi juga mempertimbangkan infrastruktur penunjang mobil listrik.
Untuk wilayah Indonesia, nantinya akan dibangun jaringan pengecasan cepat di lebih dari 200 lokasi. Kim Seohyun dari Public Relation Global HMC mengatakan, elektrifikasi kendaraan sebesar 100 persen ditargetkan pada 2040 di sejumlah pasar utama. Hal ini selaras dengan komitmen HMC untuk menciptakan mobil ramah lingkungan.
”Kami pun akan memperkuat jajaran mobil listrik ini secara konsisten agar bisa memimpin era elektrifikasi yang sedang kita hadapi,” katanya.
Lee menambahkan, pembangunan pabrik Hyundai di Indonesia menjadi faktor pendukung terciptanya mobil listrik murah. Selain itu, HMC juga berencana meningkatkan produksi dengan membangun rantai pasok baru.
”Saat ini, kami memiliki kemampuan produksi 800-1000 unit mobil listrik untuk merespons pasar Indonesia,” katanya.
KOMPAS/DHANANG DAVID
Puluhan Hyundai Avante N terparkir di garasi HMG Driving Experience Center, Taean, Provinsi Chungcheong Selatan, Korea Selatan, Jumat (14/7/2023). Mobil ini yang akan digunakan peserta untuk uji coba di sirkuit.
Namyang R&D Center
Untuk mengembangkan sejumlah inovasinya, HMC memiliki pusat riset di Namyang R&D Center, Hwaseong, Korea Selatan. Chief Technology Officer HMC Yong Wha Kim menjelaskan, pusat riset ini menjadi basis utama untuk pengembangan model terbaru Hyundai yang telah dirilis di seluruh dunia.
”Kami mengembangkan kendaraan dengan desain sesuai kondisi setiap wilayah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan menghadapi tantangan lingkungan berkendara di seluruh dunia,” ucapnya.
Namyang R&D Center berdiri di lahan seluas 3,3 juta meter persegi dengan fasilitas laboratorium khusus penelitian terkait aerodinamika. Selain itu, ada juga lahan seluas 1,65 juta meter persegi yang meliputi 34 jenis lintasan untuk tes berkendara, termasuk sirkuit sepanjang 4,5 km untuk uji coba kendaraan berkecepatan tinggi.
KOMPAS/DHANANG DAVID
Salah satu prototipe Hyundai Nexo yang merupakan mobil berbahan bakar hidrogen yang dipamerkan di Kantor Pusat Hyundai Motor Company, Seoul, Korea Selatan, Rabu (12/7/2023).
”Namyang R&D Center juga menjadi tempat lahirnya kendaraan berteknologi autonomous driving sebagai solusi mobilitas masa depan,” ujar Yong.
Yong mengatakan, HMC sedang fokus mengembangkan autonomous driving level 4, di mana kendaraan akan sepenuhnya berjalan otomatis mengikuti tujuan pengguna. Nantinya, kendaraan ini bisa dipanggil untuk menghampiri pengguna dengan menggunakan perangkat ponsel pintar.
Inovasi ramah lingkungan
Chang Hwan Kim, Head of Battery Development Center HMC, mengatakan, salah satu masalah di dunia saat ini terkait polusi lingkungan. Untuk mengatasi hal tersebut, Hyundai berinovasi untuk mengembangkan teknologi hidrogen.
”Pada 2013 lalu, HMC telah memproduksi kendaraan hidrogen pertamanya, yaitu Hyundai Tucson Hidrogen. Namun, kendaraan hidrogen ini belum banyak digunakan karena kurangnya infrastruktur pendukung dan harganya jualnya yang tinggi,” ujarnya.
Chang meyakini, kendaraan hidrogen bisa berkembang jika didukung kebijakan negara yang menjadi target pasar HMC. Selain itu, infrastruktur pengisian hidrogen juga perlu ditambah guna mendukung penjualan kendaraan ini.
”Oleh karena itu, untuk memperluas penggunaan kendaraan hidrogen secara global, kami akan berkoordinasi dengan pemerintah di negara-negara tersebut,” katanya.
KOMPAS/DHANANG DAVID
Hyundai Ioniq 5 yang dipamerkan di Kantor Pusat HMC, Seoul, Korea Selatan, Rabu (12/7/2023). Ioniq 5 merupakan mobil listrik murni dengan baterai litium-ion berkapasitas 72,6 kWh dan mampu menempuh jarak 451-481 kilometer hanya dengan sekali pengisian daya.
Chang menjelaskan, HMC sedang fokus untuk mengembangkan kendaraan dengan bahan bakar hidrogen secara penuh. Salah satunya pada unit Hyundai Nexo dan beberapa jenis truk komersial.
Tidak hanya mengembangkan kendaraan berbahan bakar listrik dan hidrogen, HMC juga memiliki konsep terkait pembangunan kota pintar untuk sejumlah negara. Head of Smart City Innovation Group HMC Hyeyoung Kim mengatakan, konsep kota pintar sebagian besar menggunakan kendaraan ramah lingkungan.
”Tidak hanya kendaraan pribadi, tetapi juga transportasi umumnya juga berbasis kendaraan ramah lingkungan,” ujarnya.
Konsep ini sejalan dengan target Pemerintah Indonesia untuk mencapai nol emosi karbon pada 2060. Hyeyoung mengatakan, untuk mendukung hal tersebut, kota pintar ini nantinya juga akan mengutamakan ruang terbuka hijau dan lebih mengandalkan transportasi umum yang berada di bawah tanah ataupun udara.
KOMPAS/DHANANG DAVID
Sesi uji coba ketangguhan rem Hyundai Avante N di sirkuit yang licin.
Hyeyoung pun berharap HMC dapat berkontribusi dalam pembangunan kota pintar untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) di Indonesia. Oleh sebab itu, HMC berencana untuk menjalin diskusi dengan Pemerintah Indonesia supaya konsep ini bisa terwujud.
Sebelumnya, pada November 2022 lalu, dalam perhelatan B20 Summit di Bali Nusa Dua Convention Center, HMC telah menandatangani nota kesepahaman dengan Otorita IKN untuk membangun ekosistem mobilitas Advance Air Mobility (AAM) atau mobil terbang.
AAM Business Planning and Executive Team HMC Kim Hyong Jun mengatakan, tantangan mengenai AAM adalah sistemnya belum diimplementasikan secara global karena konsepnya masih baru. Oleh sebab itu, HMC perlu membangun infrastruktur AAM ini mulai dari nol.
Selain itu, untuk target jangka pendek, fokus HMC adalah meningkatkan penggunaan kendaraan listrik, khususnya di Indonesia. Namun, hingga saat ini, masih menjadi teka-teki, bagaimana spesifikasi dan harga mobil listrik murah yang akan dirilis Hyundai di Indonesia. Kita tunggu saja kejutannya.