Menerbangkan ”drone” DJI Avata ternyata bisa memacu adrenalin. ”Drone” ini memberikan ruang sudut gambar yang berbeda dan pengalaman unik lainnya setelah sering menerbangkan ”drone” biasa.
Oleh
EDDY HASBY
·6 menit baca
KOMPAS/EDDY HASBY
DJI Avata dilengkapi dengan Goggles 2 dan Motion Controller.
Baku tembak tak terhindarkan ketika kepolisian Los Angeles menyergap para pelaku perampokan bank di salah satu kota tersebut. Rentetan tembakan itu juga diselingi dengan kejar-kejaran antara polisi dan pelaku perampokan di jalan raya. Ini khas sekali dengan yang sering ditampilkan dalam film-film gaya Hollywood.
Itu adalah salah satu adegan dalam film berjudul Ambulance yang dirilis tahun 2022. Adegan demi adegan yang menegangkan dirangkum dalam gambar yang dramatis dengan sentuhan sudut padang kamera epik dan unik. Film yang dibintangi Jake Gyllenhaal, Yahya Abdul Mateen II, dan Eiza González ini disutradarai Michael Bay, seorang sutradara kawakan yang juga pernah menggarap film Transformers, Armageddon, dan Pearl Harbor.
Michael Bay sendiri terjun langsung menjaga proses pengambilan gambar. Ia memoles adegan dengan beberapa gambar yang diambil menggunakan kamera drone FPV (first person view). Sudut gambar yang diambil drone jenis FPV menambah efek sinematik di saat detik-detik dramatis berlangsung.
Dalam pengambilan gambar film ini menggunakan drone FPV dengan kamera Red Komodo Bayhem resolusi 6K, pilot drone dipercayakan kepada Alex Vanover dan Joedan Temkin yang memiliki kemahiran dan berpengalaman menerbangkan FPV secara akrobatik free style.
ARSIP UNIVERSAL PICTURES
Pengambilan gambar film Ambulance mengunakan drone FPV dengan kamera Red Komodo Bayhem resolusi 6K.
Teknologi kamera drone racing FPV beberapa tahun belakangan ini sudah dimanfaatkan dalam industri film layar lebar, baik itu untuk transisi gambar maupun kontinuitas gambar dalam satu scene. Ini merupakan perspektif baru dalam pengambilan gambar dari sudut yang unik.
Drone FPV tak jauh berbeda dengan drone aerial yang merupakan pesawat nirawak. Namun, drone FPV ini menggunakan kacamata VR (virtual reality), yang seakan membawa pilot drone berada di dalam cockpit pesawat saat menerbangkannya, seperti bermain video games.
Kemampuan mengendalikan drone FPV memberikan sensasi tersendiri. Pilot harus mampu mengontrol kecepatan drone yang melaju kencang dan bermanuver hanya beberapa jengkal dari permukaan tanah. Pada tingkatan profesional, pilot drone memilik kemampuan terbang akrobatik atau free style.
Christian M Mollica dalam bukunya, FPV Flight Dynamics-Mastering Acro on High-Performance Drones, mengilustrasikan 31 manuver dasar dan 19 trik gaya bebas (free style) yang dapat dipelajari oleh pilot drone yang ingin meningkatkan kemampuannya dalam menerbangkan drone FPV.
Ada beberapa jeni drone FPV berdasarkan ukuran, seperti Tiny Whoop, sebuah drone FPV kecil yang beratnya sekitar 20-30 gram dengan baling-baling yang terlindungi, dirancang untuk terbang di dalam ruangan. Kemudian ada drone ultralight berukuran kecil, ringan, dan dirancang untuk terbang luar gedung dengan baling-baling tanpa pelindung.
Lalu ada juga Cinewhoop, sebuah drone FPV yang memiliki pelindung baling-baling dan biasanya dicangkokkan dengan kamera HD, seperti GoPro, dan dapat terbang di dalam dan di luar ruangan.
KOMPAS/EDDY HASBY
DJI Avata dengan sensor CMOS 1/1,7 inci, lensa sudut ultra lebar 4K dengan aperture f/2.8.
Drone FPV ini biasanya berukuran 5 cm hingga 17 cm, teknologi open source (sistem pengembangan yang terbuka), serta didukung ketersediaan perangkat di pasaran, memberikan berkah bagi komunitas drone FPV yang semakin berkembang dan kreatif.
Drone FPV sendiri semakin populer karena dapat dirakit secara mandiri, tersedia dalam beragam modul di pasaran, mulai dari bingkai rangka pesawat, motor pengerak baling-baling, flight controller, unit GPS dan telemetri, transmisi video, serta gimbal kamera yang dapat dikoneksikan pada pengendali jarak jauh dan kacamata VR.
Sistem pengembangan terbuka ini juga tersedia pada aplikasi perangkat lunak pendukung kinerja dari rangkaian modul yang ada pada tubuh drone FPV.
KOMPAS/EDDY HASBY
DJI Avata di lengkapi dengan Goggles 2 dan Motion Controller.
DJI Avata
Untuk lebih mengenali drone FPV, saya mencoba buatan salah satu pabrikan drone terbesar, DJI, yaitu DJI Avata. Di dalam paket Pro View Combo terdapat perangkat drone, kacamata Goggles 2 dan RC Motion.
Unit drone Dji Avata ini memiliki fisik bergaya cinewhoop berukuran 18 x 18 x 8 cm, empat baling-baling terbingkai pelindung sebagai pengaman jika terjadi insiden, jatuh ataupun menabrak.
Secara spesifikasi cukup mumpuni dilengkapi kamera bergimbal super wide dengan sudut pandang 155 derajat, 12,7 mm, bukaan diafragma f/2.8. Kamera ini berkemampuan rekam video beresolusi 4K 60fps, dengan pilihan profil warna Standar atau D-Cinelike.
KOMPAS/EDDY HASBY
Pasar pasar di kawasan Depok dipotret dengan drone DJI Avata.
Kamera didukung sensor CMOS 1/1,7 inci (9,5 x 7,6 x 5,7 mm), rasio aspek 4: 3, dengan efektif piksel 48 megapiksel. Foto berformat JPEG dengan ukuran foto 4000 × 3000 piksel, rentang kepekaan cahaya ISO 100-6400 (Otomatis), 100-25600 (Manual).
Drone DJI Avata bertenaga baterai 2.420 mAh, 14,76 V jenis Li-ion dengan berat 162 gram mampu terbang selama sekitar 18 menit.
ARSIP DJI
DJI Goggles Integra (kanan) versi terbaru pengembangan dari DJI Goggles 2 versi sebelumnya.
Kacamata DJI Goggles 2 dirancang sebagai monitor penerima sinyal video yang terintegrasi dari kamera drone pada saat menerbangkan pesawat ini. Kacamata ini memiliki berat 290 gram dengan antena terbuka berdimensi 196,69 × 103,90 × 104,61 mm, dapat dikoneksikan pada aplikasi DJI Fly dan ringkas untuk dibawa ke mana saja.
DJI Goggles 2 didukung layar Mikro OLED ukuran layar tunggal 0,49 inci, resolusi layar resolusi 1920×1080 dan untuk menyesuaikan mata dengan nyaman tersedia pengatur dioptri penyesuaian dengan rentang -8,0 D hingga +2,0 D. Di kaca mata ini juga terdapat slot kartu memori microSD untuk merekam masa penerbangan.
Selain drone DJI Avata, kacamata DJI Goggles 2 ini juga kompatibel dengan produk drone seri DJI Mavic, Mini DJI, DJI Mini 3 Pro, DJI FPV dan flight unit DJI O3 serta FPV Digital DJI.
KOMPAS/ EDDY HASBY
Aplikasi DJI Virtual Flight
Untuk mengendalikan drone ini menggunakan RC Motion Controller, berbentuk joystick hanya digenggam dengan satu tangan, mirip dengan kendali pesawat jet. Jenis kendali semacam ini juga sering digunakan untuk simulator penerbangan, juga dalam permainan video game.
DJI berinovasi dalam unit pengendalian drone dengan mengggunakan RC Motion Controller bentuk kontrol baru yang berbeda dengan model pengendali konvensional.
Sistem pengendalian dengan bentuk tongkat kendali unik ini pertama di rilis tahun 2021 mendamping drone DJI FPV. Desain dan cara kerja pengendali ini untuk memberikan kemudahan bagi pemula yang menerbangkan FVP.
ARSIP DJI
DJI Motion Controller 2 (kanan) versi terbaru pengontrol gerak DJI Avata, pengembangan dari Motion Controller sebelumnya.
RC Motion Controller diperbarui dengan versi RC Motion Controller 2 yang dirilis April 2023 lalu. Generasi kedua ini juga dapat digunakan pada drone DJI Mavic 3 Pro, DJI Mavic 3 Pro Cine, DJI Mavic 3, DJI Mavic 3 Cine, DJI Mavic 3 Classic, dan DJI Mini 3 Pro.
Saya mencoba untuk memahami kinerja dan karakter drone DJI Avata berikut RC Motion Controller dan kacamata DJI Goggles 2 ini, dengan menerbangkannya terlebih dahulu pada simulator sebelum terbang di langit nyata.
KOMPAS/ EDDY HASBY
Suasana pasar malam direkam dengan DJI Avata
Tersedianya aplikasi DJI Virtual Flight yang dapat diunduh di telepon pintar iOS maupun Android semakin mempermudah bagi pemula untuk belajar menerbangkan DJI Avata ataupun DJI FPV dengan simulator.
Karakter terbang drone FPV yang biasanya digunakan untuk racing (balapan) mengembalikan ingatan ke masa kecil ketika bermain video games. Dengan kacamata VR, kita seakan berada dalam ruang kokpit pesawat itu, terbang melintasi sejumlah rintangan, bermanuver menukik ke bawah, lalu berputar balik dan menyusup di antara apitan rintangan ataupun melesat dari jendela.
Menerbangkan drone DJI Avata ini memacu tingkat adrenalin, terasa kesan efek sinematik FPV dengan kecepatan yang direkam video, memberikan ruang sudut unik yang berbeda, dan pengalaman unik lainnya setelah sering menerbangkan drone konvensional.