Gairah Landas Peraga Menyala-nyala
Hiruk pikuk dunia mode sepanjang 2022 ini nyatanya bukan hanya dirasakan para desainer. Banyak orang selain para perancang busana yang menopang gegap gempitanya landas peraga.
Ketika pandemi mereda, roda industri mode kembali berputar kencang. Peragaan busana digelar di mana-mana. Orang-orang yang bekerja untuk industri ini pun mesti tergopoh-gopoh mengikuti kecepatannya.
Di Spotlight yang digelar di Pos Bloc, Jakarta, para model berlenggak-lenggok di landas peraga, memamerkan pesona mereka sesuai karakter busana yang mereka kenakan. Mereka memukau, hingga penonton tak bisa memalingkan pandangan dari arah mereka. Tak tampak gurat lelah di wajah mereka meski sebagian tampil memeragakan karya-karya para desainer dalam slot yang berbeda. Maklum, acara berlangsung sejak pagi hingga malam.
Sembari menanti slot, sebagian model duduk santai dan beristirahat di ruang khusus di lantai atas. Ada yang mencoba-coba riasan. Sebagian juga keluar mencari camilan. Begitu giliran mereka tiba, dengan disiplin mereka kembali lagi ke ruang tata rias untuk bersiap.
Begitulah, landas peraga dan lampu sorot pergelaran mode, tak bisa dilepaskan dari para model yang wara-wiri. Mereka yang sejak pandemi hanya mengandalkan kegiatan sesi foto produk atau jenama dan sesi pengambilan gambar untuk peragaan busana virtual, kini menjejakkan lagi langkahnya.
Lizzy Audri (21), salah satu model yang tampil di perhelatan Spotlight, 1-4 Desember 2022, di Great Hall, Pos Bloc, Jakarta, Kamis (1/12/2022), mengungkapkan, sejak awal tahun, kesibukannya sebagai model sudah kembali lagi. Saat ini, permintaan bahkan sedang tinggi-tingginya.
Awal pandemi, saat tidak ada peragaan busana, Lizzy masih bisa bekerja karena dia dasarnya model untuk riasan wajah. Begitu pandemi mereda, dia sering dilibatkan peragaan busana. ”Semakin ke sini fashion show ada terus,” tutur Lizzy.
Kesibukan di landas peraga maupun model untuk katalog tata rias terus meningkat pesat sejak pertengahan tahun. Tak hanya di Jakarta, di Bandung yang menjadi basis aktivitas modeling-nya, tawaran yang datang tak kalah banyaknya. ”Tiap minggu paling yang kosong satu atau dua hari aja,” imbuh Lizzy.
Selain Spotlight, Lizzy juga, antara lain, menjadi model untuk pergelaran ISEF 2022 dan Jakarta Fashion Week 2022.
Lizzy justru senang karena pekerjaannya sebagai model sudah menjadi renjana (passion) dan hobinya. ”Kalau enggak ada show kan kayak pengin kerja. Jadi, ya Alhamdulillah,” ujar model asal Kuningan, Jawa Barat, yang sudah mendapat beberapa tawaran pekerjaan untuk tahun depan ini. Namun, masih menimbang-nimbang karena harus mulai mengerjakan skripsinya.
Begitu pula dengan Amanda Green. Saat pandemi, kesibukannya menjalani sesi foto. Itu juga tidak terlalu padat. Memasuki 2022, Amanda mengakui dirinya mulai efektif mengikuti casting untuk melenggang di landas peraga. Tak sedikit juga, ia ditunjuk langsung untuk ikut serta dalam sebuah peragaan busana.
”Padat banget memang. Dalam seminggu itu, bisa ada terus. Baru selesai satu, besok harus lagi. Kalau di luar kota, lumayan dapat waktu istirahat ini setelah pulang sebelum ke show lainnya,” kata Amanda yang berasal dari Bali ini.
Beberapa peragaan busana tunggal dari desanier kenamaan, seperti Sapto Djojokartiko, Biyan, Edward Hutabarat, hingga Jakarta Fashion Week 2022 dijajakinya. Ia pun menjelaskan, untuk pekan mode, dirinya harus bersiap sejak subuh hingga selesai pergelaran dan itu berlaku selama sepekan berturut-turut. Sebab, satu model bisa ditunjuk untuk membawakan beberapa koleksi desainer.
Apabila peragaan busana tunggal, Amanda hanya menjalani satu peragaan busana pada satu hari tersebut. ”Ya, cuma satu kalau untuk fashion show tunggal. Karena kita memang harus fokus di situ kan. Bisa dari pagi sampai seselesainya,” ujar Amanda yang baru saja kembali dari peragaan busana di Borobudur, Jawa Tengah.
Kesehatan pun perlu dijaga. Ia rutin minum suplemen, menjaga pola makan, dan mengatur nutrisinya agar tidak lekas loyo mengingat jam tidurnya jelas berkurang. Ia juga harus pintar-pintar mengatur anggaran personalnya, terutama untuk transportasi selama peragaan busana bangkit kembali.
”Kalau di luar kota, ditanggung kan. Kalau di dalam kota, ya, cari teman yang searah atau pas JFW kita rame-rame tidur di kantor karena lebih dekat ke venue,” ungkap Amanda.
Andhika dari Persona Management, agensi yang menaungi para model, juga mulai merasakan padatnya jadwal peragaan busana. Namun untuk sistem di tempat kerjanya adalah bagi yang memesan jauh-jauh hari, bisa memilih model yang sesuai lebih leluasa. ”Kalau model-model sudah penuh jadwalnya dan masih ada desainer yang butuh, ya nanti dengan yang available saja,” kata Andhika.
Tantangan baginya adalah mengembalikan mental para model setelah lebih dari dua tahun pandemi dan melakukan segalanya secara virtual. Bagi yang berpengalaman pun, kata Andhika, tetap butuh suntikan mental untuk kembali menjalani rutinitas lagi di atas landas peraga.
Baca juga: Jakarta Muslim Fashion Week-2023
Bagi yang belum pernah mencicipi landas peraga, berbagai langkah dilakukan dari memperkuat mental dengan meditasi, ada juga latihan olah tubuh dan olah rasa agar bisa menghadirkan ekspresi dan gestur yang tepat ketika berjalan, dan yang paling utama belajar berjalan. ”Jadi, bukan lagi yang berlenggak-lenggok, ya. Kita ikuti standar di London, Milan, Paris yang jalan saja enggak perlu lenggak-lenggok,” ujar Andhika.
Hal ini cukup sulit. Untuk mengasahnya, di tengah jadwalnya yang padat, Amanda rajin berjalan kaki demi melatih gaya berjalannya. Ia pun detail mencatat posisi, koreografi, dan alurnya ketika di landas peraga. Saat tampil, dia fokus pada rasa dan gestur sesuai karakter dari koleksi yang dia pakai.
Di balik panggung
Ada pula Talia Subandrio, penata rias (make up artist) juga merasakan berkah dari kebangkitan industri mode tahun ini. Dalam pengamatan Talia, kenaikan kegiatan bidang mode mulai terasa sejak awal 2022. Pada paruh terakhir tahun 2022, bisnis mode melesat sampai 100 persen.
Kondisi itu tentu berimbas kepada pendapatan para penata rias seperti dirinya. ”Pada masa pandemi, banyak perusahaan, brand fashion lokal, memangkas budget untuk make up artist. Sampai-sampai fee yang mereka sediakan bagi kami sangat tipis,” kata Talia, Sabtu (3/12/2022). Namun, karena sama-sama butuh, soal honor bisa dinegosiasikan.
Honor penata rias, kata Talia, bervariasi karena saat ini ada spesialis dalam profesi ini. Untuk penata rias model pemotretan dan video, misalnya berkisar dari Rp 3 juta sampai Rp 10 juta. Bergantung pada jam terbang. Jika sebelum tahun 2022 saat pandemi melanda, honor mereka bisa di bawah harga standar.
Talia juga diajak merias di sebuah jenama mode di Thailand dan peragaan busana karya Edward Hutabarat yang berklasifikasi besar. Bahkan, ia dan tim diajak ke kawasan Candi Borobudur untuk merias 50 model pria dan perempuan untuk pergelaran tanggal 30 November lalu.
Berapa honornya? Talia terkikik. ”Yah, pokoknya sudah normal lagi dan yang penting kami bisa sambil rehat dengan naik pesawat, hotel, dan makan semua dibayarin,” kata Talia.
Para perajin kain juga merasakan berkah dari ledakan industri mode belakangan ini. Torang Sitorus menceritakan, sejak memasuki tahun 2022, permintaan kain ulos karyanya naik hingga dua kali lipat. Per minggu kurang lebih ada permintaan 100 setel kain ulos dari pembeli terutama yang berada di Sumatera Utara dan Jabodetabek.
”Pembeli terbesar ibu-ibu Batak. Mereka menyebut kain saya sebagai kain Torang, he-he-he,” ujar Torang yang tinggal di Medan, Sumatera Utara.
Sebelum 2022, lanjut Torang, permintaan kain ”Torang” hanya 20-30 setel per minggu. Maklum di masa pandemi, izin pesta pernikahan belum ada sehingga banyak warga belum merasa membutuhkan kain ulos untuk pergi ke pesta. Namun, begitu pandemi mereda, izin untuk pesta pernikahan mulai dikeluarkan dan permintaan kain ulos ikut melesat.
Baca juga: Optimisme Melangkah ke Masa Depan
Kain ulos Torang merupakan replikasi dari ulos tradisional yang kaku dan berat. Kain ulos ini bertekstur ringan dan marhilong (berkilau). Motifnya sesuai adat Batak. Bahan ulosnya dari katun Jepang, berbahan dasar serat kapas untuk bagian paling dalam dan sutra dengan pewarna alam.
Pembeli yang sudah mengenal kain ulos karya Torang sekarang lebih memilih berbelanja lewat daring, sedangkan pemasaran di Mal Sarinah Jakarta sejak sebelum Agustus menjadi komodias terlaris di mal tersebut.
Pada pameran di mal di Medan penjualannya pun terus meningkat. Torang mencontohkan, penjualan ulos di sebuah pameran di mal baru-baru ini mencapai Rp 700 juta. Para ibu Batak umumnya membeli kain dengan harga satu setel mulai dari Rp 7 juta hingga Rp 12 jutaan.
Laris manisnya kain Torang berimbas kepada para artisan (petenun) yang punya peran besar dalam pembuatan ulos. Untuk memenuhi tingginya permintaan, Torang menambah petenun yang semula 20 orang menjadi 80 orang walau belum semuanya mampu membuat ulos sesuai standar Torang. Penghasilan mereka mulai dari Rp 4 juta hingga Rp 5 juta sebulan.
”Saya dorong mereka untuk rajin menenun. Jika sangat rajin, sebulan bisa membuat dua setel ulos, pendapatan mereka bisa naik dua kali lipat dari sebelumnya,” tambah Torang. Pendapatan pemeriksa kualitas ulos sampai petugas penjualan pun ikut naik.
Pasangan Sean Loh dan Sheila Agatha, pendiri jenama Sean & Sheila, juga tergopoh-gopoh menyiapkan koleksi yang akan disuguhkan pada 2022. Mereka bahagia karena rekan-rekan difabel yang selama ini membantu mereka mewujudkan tiap koleksinya bisa kembali aktif.
Kerlap-kerlip panggung penuh gaya ini nyatanya memerlukan banyak tangan dan kaki untuk bisa terus menyala. Kebangkitannya membahagiakan mereka.