Upaya untuk memperkenalkan wastra nusantara ke kancah internasional sebagai budaya Indonesia terus dilakukan. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan kain khas tiap daerah.
Oleh
RIANA A IBRAHIM
·3 menit baca
Upaya untuk memperkenalkan wastra nusantara ke kancah internasional sebagai budaya Indonesia terus dilakukan. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan kain khas tiap daerah yang dibuat dengan ketelitian dan seni tingkat tinggi. Bukan hanya batik, ada juga tenun yang tiap daerah memiliki kekhasannya masing-masing.
Kali ini, kedutaan Besar Republik Indonesia di Doha, Qatar kembali menggelar peragaan busana sekaligus pameran dengan tajuk Wastra Nusantara: The Journey to Indonesian Fashion yang telah berlangsung pada 30-31 Oktober 2022 di Doha, Qatar. Ada tiga desainer yang berangkat untuk memperkenalkan kekayaan wastra nusantara lewat koleksinya, yakni Mel Ahyar, Danjyo Hyoji, dan Eridani.
Mereka berkolaborasi dengan Yayasan Cita Tenun Indonesia yang telah lama aktif dalam pengembangan dan pelestarian kain nusantara. Kerja sama Cita Tenun Indonesia dengan para desainer Indonesia bukan kali ini saja. Bahkan dengan Mel, Cita Tenun Indonesia ikut bekerjasama ketika Mel meluncurkan koleksi Kawin Campur pada Maret 2022.
Kali ini, Mel bersama Cita Tenun Indonesia kembali berkolaborasi lewat koleksi Kawin Campur 2.0 yang dibawa ke Doha. Apabila koleksi pertamanya mengombinasikan 12 motif tenun khas Indonesia. Pada koleksi yang dibawa ke Doha ini, ada 7 motif tenun yang sebagian juga muncul pada Kawin Campur pertama. Antara lain, tenun Lombok, ikat NTT, ikat endek Bali, tenun Garut, lurik, tenun Badui dan tenun Jawa Tengah.
Sementara itu, Danjyo Hjoyi memadukan tenun dari Jawa Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, Lombok, Bali, dan NTT dalam koleksi bertajuk Temu. Ada 10 tampilan yang disuguhkan melalui koleksi yang bertutur tentang pertemuan ragam budaya dan wajar terjadi di Indonesia. Namun simbolisasi ini dituangkan Danjyo melalui pertemuan antar wastra yang dibesut dengan gaya street fashion sehingga bisa menembus berbagai umur.
Begitu pula dengan Eridani dengan koleksi bertajuk Kulturati. Potongan gaya Eri yang umumnya menghasilkan tampilan yang feminin dan kuat ini ada pada koleksi ini. Berbagai motif tenun dikombinasikan menjadi atasan, bawahan, hingga luaran yang dapat dipadupadankan dengan beragam gaya. Misal luaran berkerah lepar dengan draperi dipadukan dengan kaos kerah tinggi dan pegged pants berdetil kantong di bagian atas.
Ada juga yang menjadi luaran bergaya kimono dipadu dengan kemeja kerah shanghai. Untuk luaran kimono dan kemeja memiliki motif yang sama hanya beda warna. “Bahwa wastra itu bisa dipadukan dengan gaya apa saja dan tidak selalu harus formal,” jelas Eri.
Peluang
Menurut Duta Besar Ridwan Hassan, Duta Besar RI untuk Negara Qatar, dunia mode Indonesia mempunyai kesempatan untuk berkembang di Qatar. Apalagi, Ridwan melihat pasar mode Qatar berkembang pesat seiring dengan kemajuan ekonomi Qatar.
Ini bisa dilihat di berbagai pusat perbelanjaan di Qatar yang sangat mudah ditemui berbagai merk brand global. “Karakter dunia fashion Qatar ini cukup modern, walu tidak meninggalkan sisi tradisional yang diinspirasi nilai keagamaan yang kental sehingga peluang Indonesia untuk berkolaborasi dengan pelaku industri mode di sini cukup besar, begitu pula sebaliknya,” ujar Ridwan.
Selain pameran dan peragaan busana, diadakan juga lokakarya kain tradisional serta berbincang langsung dengan tiga perancang Indonesia. Harapannya, para peminat mode di Qatar bisa mengenal lebih jauh wastra nusantara dan produk mode Indonesia. Bahkan, membuka peluang untuk memperluas pasar kain nusantara.
“Bukan hanya memperkenalkan, tapi juga membuat kain Indonesia ini eksis di dunia, khususnya di pasar Qatar. Apalagi bagi desainer, kesempatan seperti ini juga digunakan untuk menjaring para peminat mode untuk mengenal dan mau mengenakan kain Indonesia,” jelas Mel.