Wuling Motors meluncurkan Almaz Hybrid yang berbasis Almaz RS Pro. Ini adalah mobil elektrifikasi kedua Wuling, setelah sukses menjual mobil listrik sejati Air ev. Elektrifikasi mobil semakin marak.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·4 menit baca
Belum lama menuai sukses dengan mobil bertenaga listrik murni Air ev, Wuling melanjutkan elektrifikasi kendaraan mereka. Model berkapasitas tujuh penumpang Almaz RS kini dibekali baterai sehingga bertenaga hibrida; paduan antara mesin dan listrik. Wuling mengeklaim, Almaz Hybrid ini hemat bahan bakar dan ramah emisi karbon.
“Setelah lima tahun di Indonesia dan dipercaya oleh 100.000 pelanggan, tahun ini kami memperkuat mobilitas ramah lingkungan yang sejalan dengan tren otomotif global dan pengurangan emisi karbon di Indonesia,” kata Arif Pramadana, Vice President Wuling Motors. Ia menyampaikan itu dalam acara peluncuran Almaz Hybrid di Jakarta International E-Prix Circuit, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (3/10/2022).
Almaz Hybrid dibangun berbasis model Almaz RS Pro, bentuk penyempurnaan dari Almaz yang pertama kali meluncur pada 2019. Secara fisik, mobil bertenaga hibrida ini tak berbeda dengan Almaz RS. Perubahan hanya pada ornamen warna. Jika pada Almaz RS diimbuhi garis-garis berwarna merah di bagian gril, maka pada seri hibrida ini memakai warna biru. Emblem “Hybrid” juga tersemat di sisi kanan pintu bagasi.
Almaz Hybrid menggunakan baterai berkapasitas 1,8 kWh. Dimensi baterainya terbilang kecil, tak lebih besar dibandingkan baki pengantar minuman. Baterainya disimpan di bagasi kabin, atau tepatnya di bawah jok sisi kiri kursi baris ketiga, ditanam rata dengan lantai. Meskipun begitu, penyematan baterai ini berdampak pada penyesuaian rute gas buang (knalpot).
Baterainya dapat memutar motor listrik untuk menghasilkan tenaga sebesar 174 hp dengan torsi 320 Nm. Dapur pacu mobil ini diperkuat oleh mesin 4 silinder segaris berkapasitas 1.999 cc nonturbo. Mesinnya mengeluarkan daya tertinggi 123 hp dengan torsi puncak 168 Nm pada putaran mesin 4.000 hingga 4.500 RPM. Dengan sumber tenaga hibrida itu, konsumsi bahan bakarnya diklaim 19 kilometer per liter.
Teknologi transmisi mampu memilihkan sumber tenaga; motor listrik murni, atau perpaduan mesin dengan motor listrik. Danang Wiratmoko, Product Planning Wuling Motors menjelaskan tiga moda pilihan sumber tenaga. Pertama adalah benar-benar digerakkan oleh motor listrik. Kedua, moda hibrida seri; mesin menggerakkan generator untuk mengisi baterai untuk kemudian disalurkan ke roda. Ketiga, moda hibrida paralel, yakni mesin dan motor sama-sama memutar roda.
“Perpindahan antarmoda berlangsung secara otomatis. Sistem akan memilih moda yang paling tepat berdasarkan kondisi baterai dan kebutuhan beban seperti torsi, kecepatan, dan akselerasi. Pengguna tidak dapat memilih moda secara manual,” kata Danang. Sistem transmisi yang bertugas membagi daya itu bernama Dedicated Hybrid Transmission (DHT).
Bagian dalam Almaz Hybrid sedikit berbeda pula dibandingkan model RS. Nuansanya lebih terang dengan pilihan penggunaan jok kulit berwarna krem (beige), dan plafon berwarna senada. Beberapa ornamen khas mobil elektrifikasi, yakni warna biru juga menghiasi sejumlah bagian, yaitu pada sisi tuas transmisi dan tombol pengaktif (start/stop).
Wuling Almaz Hybrid ini masih mengampu sejumlah fitur canggih yang tersemat di model RS. Misalnya adalah perintah suara berbahasa Indonesia (Wind), dan juga kelengkapan fitur sistem asistensi pengemudian canggih (advanced drive assistance system/ADAS). Penggunanya juga bisa mengoperasikan pengawasan mobil jarak jauh melalui aplikasi ponsel MyWuling+.
Wuling Motors membanderol model hibrida ini dengan harga Rp 470 juta on the road DKI Jakarta. Sementara harga Almaz RS dengan mesin pembakaran internal dibanderol sekitar Rp 414,1 juta. Sementara mobil mungil listrik murni Air EV harganya mulai dari Rp 295 juta (varian jarak jauh).
Dian Asmahani, Brand & Marketing Director Wuling Motors, mengatakan, Almaz Hybrid menambah pilihan bagi masyarakat yang berminat pada mobil elektrifikasi. “Produksinya di pabrik Cikarang (Jabar), dan mudah-mudahan bulan depan bisa dikirim ke pemesan,” kata Dian.
Dia menambahkan, minat masyarakat Indonesia terhadap mobil elektrifikasi menunjukan tren yang meningkat. Produk Air ev, yang baru diluncurkan Agustus lalu, kata Dian, telah terkirim sebanyak 2.800 unit, dan juga dipakai sebagai kendaraan operasional konferensi G20.
“Wuling BEV telah mengisi 85 persen pasar mobil elektrifikasi di Indonesia. Varian Almaz Hybrid ini menjadi pilihan lain. Potensi ekspor terbuka untuk negara-negara yang mobilnya setir kanan. Tapi, kami akan fokus ke pasar dalam negeri terlebih dulu,” kata Dian.(HEI)