Jenama perhiasan ternama Mondial yang berada di bawah naungan PT Central Mega Kencana (CMK) merilis koleksi terbarunya bertajuk Azure.
Oleh
DWI AS SETIANINGSIH
·3 menit baca
ARSIP MONDIAL
Acara Anniversary Mondial, di Jakarta, Sabtu (17/9/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Dalam rangka perayaan ulang tahunnya yang ke-43, jenama perhiasan ternama Mondial yang berada di bawah naungan PT Central Mega Kencana (CMK) merilis koleksi terbarunya bertajuk Azure. Koleksi Azure menghadirkan rangkaian perhiasan bertatahkan batu permata safir biru berbentuk baguette yang dikombinasikan dengan batu-batu berlian berpotongan mewah.
General Manager Mondial Leslie Christian Saputra, Sabtu (17/9/2022), di Jakarta menuturkan, safir biru dipilih untuk ditampilkan dalam koleksi Azure karena selain merupakan batu kelahiran Mondial, yaitu September, safir biru juga sekaligus mewakili nuansa warna biru Mondial. Istimewanya, bentuk batu permata safir biru yang dikeluarkan untuk koleksi Azure sangat tidak biasa.
Batu permata safir biru mulai dikenal ketika Pangeran Charles melamar mendiang Putri Diana (Lady D) pada Februari 1981 dengan cincin bertatahkan safir biru. Sejak itu, popularitas safir biru semakin menanjak hingga hari ini. Batu permata safir memiliki filosofi menarik kesejahteraan, berkah, dan karunia di masa depan. Sementara warna biru melambangkan kemuliaan, kejujuran, ketulusan, dan kesetiaan.
”Kita berani mendobrak safir biru yang dikenal masyarakat umum yang biasanya hanya berbentuk basic, oval seperti yang ada di cincin milik Lady D yang sekarang ada di Kate Middleton, dari angle shape-nya. Yaitu baguette dalam istilah gem stone-nya, tapi bentuk sebenarnya seperti kotak persegi panjang,” tutur Leslie.
ARSIP MONDIAL
Acara Anniversary Mondial, di Jakarta, Sabtu (17/9/2022).
Agar semakin istimewa, batu safir biru berbentuk baguette tersebut kemudian dikombinasikan dengan bentuk-bentuk berlian berpotongan mewah. Seperti bentuk pear, marquise, baguette, juga oval. ”Mondial ini kan tagline-nya I’m different. Nah, kita ingin terus berusaha berinovasi dan keluar dari zona aman. Yang memang biasanya regular cut diamond itu hanya round shape, kita pengin keluar dari situ. Enggak berarti kami tidak menjual barang-barang regular, tapi kami selalu keluarkan desain-desain yang berani atau yang berbeda,” ucap Leslie.
Desain yang istimewa atau berbeda tersebut, ujar Leslie, tidak hanya diterapkan pada koleksi Azure. Namun, juga pada koleksi-koleksi Mondial terdahulu. ”DNA dari Mondial itu desainnya, jadi kami selalu berbeda dari retailer lain. Desain-desain berbeda tersebut pastinya memiliki tingkat craftmanship yang sangat tinggi,” ujar Leslie.
Rangkaian koleksi Azure, terdiri dari satu set perhiasan berupa anting, gelang, kalung, cincin, dan liontin. Dengan desain yang selalu mengedepankan keahlian tinggi, Mondial menyasar perempuan-perempuan yang selalu ingin tampil beda dalam setiap kesempatan.
Terkait situasi pasar saat ini, Leslie mengatakan industri perhiasan Tanah Air dapat bertahan meski dalam situasi pandemi Covid-19 karena orang tetap membeli perhiasan untuk momen-momen penting, seperti ulang tahun, pertunangan, dan pernikahan. Artinya, kebutuhan orang terhadap perhiasan tidak terpengaruh oleh pandemi.
”Mau pandemi atau tidak ultah tetap harus dirayakan, mau pandemi atau tidak, wedding tetap harus dirayakan, orang lamaran tetep harus pakai cincin. Itulah mengapa jewellery industry, saya bilang bukan tidak terdampak, tapi cukup bisa dapat survive mode-nya dibandingkan dengan industri lain,” papar Leslie. Dua kota yang merupakan pasar terbesar Mondial saat ini adalah Surabaya dan Jakarta.
Tahun depan, Mondial akan kembali membuat gebrakan dengan cara berkolaborasi dengan mitra-mitra terpilih. Sebelumnya, Mondial pernah berkolaborasi dengan desainer mode Tanah Air bertaraf internasional, Tex Saverio, serta aktor film ternama Tanah Air yang dikenal melalui film Ada Apa Dengan Cinta yang kini juga berprofesi sebagai sutradara, Dian Sastrowardoyo.