Nissan Leaf, ”Hatchback” Listrik Rendah Hati
Torsi dari motor listrik sebesar 320 Nm juga memudahkan melibas tanjakan. Di jalan yang rata, torsi sebesar ini menyenangkan. Pada kecepatan berapa pun, tenaganya selalu tersedia.
All New Nissan Leaf layak meramaikan jalan raya di Indonesia ketika infrastruktur elektrifikasi kendaraan makin merata. Harga sekitar Rp 650 juta relatif kompetitif untuk saat ini. Bentuk hatchback juga cukup akrab dengan selera banyak orang. Pengendaliannya cukup menyenangkan dengan tenaga yang terisi terus, khas mobil elektrik.
Desain eksterior All New Nissan Leaf ini terasa rendah hati, tak terlalu menonjol dibandingkan mobil elektrik kebanyakan. Umumnya mobil bertenaga baterai sejati berbahasa desain spesifik: minimalis dan modern, seolah-olah datang dari masa depan. Tapi, mobil berkapasitas lima penumpang ini terlihat seperti hatchback kebanyakan.
Desain wajahnya terlihat menarik dengan bentuk lampu utama yang seperti memanjang dari tepi gril hingga sisi samping mobil. Desain lampunya menyipit, agak menyiratkan agresivitas. Dua formasi lampu kotak dan segaris lampu siang menggunakan LED, terlihat modern, layaknya mobil keluaran hari ini.
Bentuk grilnya pun tampak seperti mobil keluaran Nissan yang lain dengan bingkai krom tebal berformasi V-Motion. Bedanya, bagian tengah gril yang berwarna hitam itu solid, tidak perlu berongga untuk mendinginkan permesinan di baliknya.
Gril yang solid itu berlapis mika tebal. Jika dicermati, bagian dalamnya tersusun atas formasi segitiga kecil-kecil berwarna biru. Segitiga biru ini terlihat jelas jika terkena cahaya terang. Namun, dalam pencahayaan biasa saja, gril ini tak terlalu menunjukkan ciri mobil elektrik. Kebanyakan mobil elektrik berdesain depan solid dengan warna sama dengan warna bodi mobil.
Penanda yang paling jelas bahwa ini mobil elektrik adalah emblem bertuliskan ”Zero Emission” yang berada di tiga tempat: di bagian pintu depan kiri dan kanan bagian bawah serta di bagian buritan sisi kanan. Di bagian belakang ini, penanda mobil elektrik diwakili dengan lis biru yang bembingkai bumper hitam. Tapi, lis biru itu tipis saja, kadang tak tertangkap mata, apalagi di malam hari.
Selain itu, mobil ini tentu saja tak punya ”pintu” ruang tangki bahan bakar, yang biasanya ada sisi samping belakang mobil. Pengisian daya listrik ada di bagian depan mobil, tepat di atas logo Nissan. Posisinya tersamarkan lekuk garis kap.
Membuka ruang pengisian daya bisa dilakukan dari tombol di kabin, juga pakai tombol di intelligent key. Di dalamnya terdapat dua soket, yaitu untuk pengisian daya dari arus listrik AC dengan port Type 2 dan port CHAdeMo untuk pengecasan cepat menggunakan listrik arus DC. Orang Jepang—negara asal Nissan—sering mengartikan CHAdeMo dengan ungkapan ”mari minum teh sembari mengecas”.
Baca juga : Nissan Leaf Resmi Meramaikan Pasar Mobil Listrik Tanah Air
Ketika mengambil unit tes di kantor PT Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI) di daerah Cawang, Jakarta Timur, pada Senin (13/9/2021), baterai mobil terisi penuh 100 persen. Kompas langsung membawa unit berwarna putih atau white pearl dengan atap hitam ini berkeliling dalam kota Jakarta sampai petang, berkelit di antara kemacetan dengan jarak 28 kilometer (km).
Malamnya, dari kawasan Kuningan, mobil kami geber ke Flavor Bliss di Alam Sutera, Tangerang Selatan, melalui jalan tol dengan jarak 32 km dengan kondisi lalu lintas cukup ramai. Di sana, baterai masih tersisa sekitar 80 persen.
Pengisian daya
Karena baterai masih relatif penuh, kami memutuskan melajukan mobil ini melintasi jalur Tol Jagorawi hingga pintu keluar Sirkuit Sentul, lalu putar balik menuju stasiun pengisian kendaraan listrik untuk umum (SPKLU) PLN di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.
Perjalanan itu menempuh jarak mencapai 175 km—lebih jauh 40 km dari jarak Cawang, Jakarta, hingga Pintu Tol Pasteur, Bandung—dengan jalur sekitar 70 persen di jalan tol. Kami menggunakan mode berkendara normal dengan mengaktifkan fungsi e-Pedal.
Setibanya di SPKLU Gambir, kapasitas baterai tersisa 32 persen, dengan kondisi jalur sudah lebih lengang. Di atas kertas, sisa baterai 32 persen, dengan rata-rata konsumsi daya 6,9 km per kWh, masih bisa menempuh jarak 88 km lagi, tergantung cara mengemudi, tekanan ban, dan pemakaian komponen elektrik, seperti lampu dan pendingin udara.
Kami mengisi daya menggunakan port CHAdeMo setelah sebelumnya memasang aplikasi Charge.IN di perangkat Android. Pengisian dari 32 persen hingga 100 persen memakan waktu 70 menit. Biayanya Rp 64.920 atau Rp 2.466 per kWh, di luar biaya Pajak Penerangan Jalan (PPJ) sebesar Rp 1.558 dan biaya admin Rp 550. Total biaya yang dibayarkan lewat aplikasi LinkAja adalah Rp 67.029. Besaran PPJ tergantung pada berapa banyak daya yang diisi.
Bandingkan dengan mobil berbahan bakar bensin RON 92 dengan harga Rp 9.000 per liter. Andaikan konsumsinya mencapai 1 liter untuk 15 kilometer, biaya bahan bakar untuk menempuh jarak 175 km mencapai Rp 105.000.
Setelah baterai terisi 100 persen, layar instrumen menunjukkan jarak tempuh mobil ini 272 km. Angka ini mendekati penghitungan siklus WLTP (Worldwide Harmonised Light Vehicles Test Procedure). Sementara siklus pengujian NEDC (New European Driving Cycle) menyebutkan, kapasitas baterai 40 kWh penuh bisa menempuh jarak 311 km.
Setelah baterai terisi 100 persen, layar instrumen menunjukkan jarak tempuh mobil ini 272 km. Angka ini mendekati penghitungan siklus WLTP (Worldwide Harmonised Light Vehicles Test Procedure).
Selain bisa diisi di SPKLU dan sejumlah SPBU yang sudah memasang SPKLU, pemilik bisa mengisi listrik mobil di rumah. Pemilik bisa memilih mengisi dengan pengecas portabel bawaan mobil berdaya 3,3 kilowatt (kW). Metode ini membutuhkan waktu hingga 15 jam untuk pengisian penuh. Cara lain adalah menggunakan home charger (wall box) dengan daya lebih besar, yaitu 7,4 kW yang memakan waktu 5-7 jam sampai penuh.
Bagi penghuni apartemen—apalagi yang tinggal di lantai tinggi—pengisian dengan dua moda terakhir ini agak mustahil, kecuali pengelola apartemen telah menyediakan wall box. Pengamatan di tiga apartemen di Jakarta Selatan, fasilitas ini belum tersedia. Cara termudah bagi warga apartemen pengguna mobil elektrik adalah menyisihkan waktu untuk mengisi di SPKLU atau beberapa SPBU dengan jumlah terbatas.
Pengguna Nissan Leaf di sekitar Jakarta juga bisa memanfaatkan pengisian daya di diler Nissan, seperti di Nissan MT Haryono (Jakarta Timur), TB Simatupang (Jakarta Selatan), Puri Indah (Jakarta Barat), Roxy (Jakarta Pusat), dan Bekasi Barat (Jawa Barat). Nissan juga berencana menambah fasilitas pengisian daya di diler lain. Di kemudian hari, akan makin banyak stasiun pengisi listrik di tempat publik.
Baca juga : Nissan Leaf Masuki Pasar Mobil Listrik Kelas Menengah dengan Harga Mulai Rp 649 Juta
Kebiasaan baru
Metode pengisian daya istrik Nissan Leaf bakal memberikan kebiasaan baru bagi pengguna yang beralih dari mobil bermesin konvensional. Penggunanya mesti paham bahwa mobil ini tak mengeluarkan suara dan getaran ketika berhenti. Saking senyapnya, jangan sampai terburu-buru keluar mobil, padahal ”mesin” masih menyala.
Fitur yang juga memerlukan pembiasaan adalah e-Pedal yang bisa diaktifkan melalui tombol di konsol tengah dekat ”tuas” transmisi. Jika fitur ini diaktifkan, pengemudi menyetir dengan satu pedal saja, yaitu akselerator. Maksudnya, jika kaki kanan pengemudi dikendurkan dari pedal gas, mobil akan mengerem bertahap, bahkan bisa berhenti jika kaki diangkat sepenuhnya.
Hanya butuh waktu singkat untuk beradaptasi dengan fitur e-Pedal ini. Di awal-awal memang deselarasinya bisa mengejutkan, bahkan bisa bikin agak mual. Namun, tak sampai 15 menit menjajalnya, pijakan pada kaki kanan sudah makin terbiasa. Gawatnya, jika kembali ke mobil tanpa fitur ini, jangan sampai lupa mengerem.
Fitur e-Pedal ini adalah pengejawantahan dari sistem regenerative braking digabungkan dengan fitur auto brake hold. Dalam kondisi berhenti, pengemudi tak perlu memindahkan transmisi ke netral (N) atau park (P). Ini juga berlaku ketika terpaksa berhenti di tanjakan, termasuk di tanjakan curam sekalipun.
Kami mencobanya di tanjakan ramai pengguna sepeda motor dengan kecuraman hingga sekitar 30 derajat yang relatif panjang. Mobil bergeming tanpa menginjak pedal rem. Mobil bergerak perlahan, tanpa sempat melorot sedikit pun, ketika gas diinjak perlahan saja.
Torsi dari motor listrik sebesar 320 Nm juga memudahkan melibas tanjakan. Di jalan yang rata, torsi sebesar ini menyenangkan. Pada kecepatan berapa pun, tenaganya selalu tersedia. Apalagi, setirnya nyaman digenggam dengan putaran ringan yang relatif akurat. Kendaraan di depan bisa disalip dengan mudah dalam senyap. Jika sedang melaju dan hendak menyalip, ada baiknya Anda memberi tanda, bisa dengan klakson atau mengedipkan lampu.
Nissan Leaf generasi kedua ini dilengkapi dengan fitur suara artifisial yang bisa diaktifkan lewat tombol pada panel di sisi kanan pengemudi. Namun, suaranya mendesau saja seperti angin.
Nissan Leaf generasi kedua ini dilengkapi dengan fitur suara artifisial yang bisa diaktifkan lewat tombol pada panel di sisi kanan pengemudi. Namun, suaranya mendesau saja seperti angin. Andaikata volume suara artifisial ini bisa diatur, tentu lebih aman bagi pengguna jalan lain. Kabinnya cukup senyap dan kualitas pemasangan panel-panelnya mantap.
Posisi duduk pengemudi relatif nyaman di jok berbalut kulit dan berpenghangat. Fasilitas ini juga ada untuk penumpang depan. Sementara penumpang belakang agak ”terabaikan”. Joknya, meski cukup empuk, tak dilengkapi pemanas. Saluran udara dari AC tak tersedia di belakang, begitu pula halnya dengan soket USB untuk mengisi daya gawai.
Baca juga : Nissan Indonesia Akan Fokus pada SUV, MPV, dan Mobil Listrik
Pengisian daya gawai hanya ada di konsol depan. Selain untuk mengisi daya gawai, soket USB ini juga berfungsi memproyeksikan tampilan gawai ke layar sentuh ukuran 8 inci di tengah dasbor mobil melalui konektivitas Android Auto atau Apple CarPlay. Sudah semestinya di mobil elektrik ini sebaiknya disediakan pula pengecas gawai nirkabel atau setidaknya penumpang belakang juga kebagian soket USB pengisi daya gawai.
Ruang bagasi mobil ini berkapasitas 435 liter, cukup luas untuk mobil berdimensi panjang 4,48 meter, lebar 1,79 meter, dan tinggi 1,54 meter. Antarsumbu roda berjarak 2,7 meter, dengan ground clearance 150 mm. Bagian belakangnya dipermanis dengan spoiler yang seperti menggantung di atas kaca tempat lampu rem ketiga bersemayam.
PT NMDI hanya mendatangkan satu varian Nissan Leaf berbaterai 40 kWh. Di luar negeri ada juga varian dengan kapasitas baterai 62 kWh. Varian di Indonesia dibedakan berdasarkan pilihan warna. Warna two-tone (atap dan bodi beda warna) dibanderol dengan harga Rp 651 juta, sementara yang single-tone Rp 649 juta, semua on the road di Jakarta.