Nissan Leaf Resmi Meramaikan Pasar Mobil Listrik Tanah Air
Setelah menunggu hampir empat tahun sejak Nissan Leaf generasi kedua ini diluncurkan di tanah kelahirannya, Jepang, pada 6 September 2017, mobil listrik murni tersebut akhirnya resmi dipasarkan di Indonesia.
Oleh
DAHONO FITRIANTO
·5 menit baca
Setelah menunggu hampir empat tahun sejak Nissan Leaf generasi kedua ini diluncurkan di tanah kelahirannya, Jepang, pada 6 September 2017, mobil listrik murni tersebut akhirnya resmi dipasarkan di Indonesia. Mobil listrik andalan Nissan tersebut kian meramaikan pasar mobil listrik di Tanah Air.
Peluncuran resmi Nissan Leaf di pasar Indonesia dilakukan secara virtual di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum usai pada Rabu (18/8/2021). Sebelum meluncurkan Leaf secara resmi ini, PT Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI), selaku distributor resmi Nissan di Indonesia, membuka masa pre-booking sejak 2 Agustus 2021.
Harga resmi Nissan Leaf pada peluncuran resmi ini tidak berbeda dengan harga saat pre-booking, yakni Rp 649 juta untuk pilihan satu warna (one tone) dan Rp 651 juta untuk pilihan dua warna (two tone). Semua harga dalam kondisi on the road di wilayah DKI Jakarta.
”Peluncuran The All-New Nissan Leaf ini menunjukkan komitmen Nissan untuk membawa mobilitas elektrifikasi semakin dekat bagi masyarakat Indonesia. Lebih dari 500.000 konsumen di seluruh dunia telah beralih ke Nissan Leaf, membawa Nissan lebih dekat ke masyarakat yang lebih berkelanjutan, lebih aman dan ramah lingkungan. Kami percaya The All-New Nissan Leaf akan mengubah cara konsumen mobil di Indonesia berkendara dan menikmati kehidupannya,” ujar Evensius Go, Presiden Direktur PT NMDI, dalam peluncuran mobil tersebut.
Pada peluncuran perdana Nissan Leaf di Indonesia ini, konsumen hanya mendapat satu pilihan sistem penggerak, yakni varian dengan baterai berkapasitas 40 kWh. Dalam siaran persnya, pihak NMDI mengklaim varian ini mampu menempuh jarak 311 kilometer (km) dengan sekali pengecasan sampai penuh. Ini diklaim oleh Nissan kira-kira cukup untuk perjalanan rata-rata harian sejauh 40 km selama satu minggu. Hitungan jarak tempuh ini didasarkan pada siklus pengujian New European Driving Cycle (NEDC).
Sementara jika merujuk pada laman resmi Nissan di Inggris (www.nissan.co.uk), varian berbaterai 40 kWh ini memiliki jarak tempuh sekitar 270 km dalam kondisi baterai penuh. Angka ini didasarkan pada siklus pengujian WLTP (Worldwide Harmonised Light Vehicles Test Procedure).
Berdasarkan pengalaman Kompas menguji mobil-mobil listrik murni sebelumnya, angka menurut WLTP ini lebih mendekati kondisi sebenarnya. Meski demikian, jarak tempuh sebuah mobil listrik ditentukan berbagai faktor, mulai dari cuaca, gaya mengemudi, topografi medan yang dilewati (apakah banyak tanjakan atau jalan lurus dan rata), hingga kecepatan mobil.
Menurut Julian Olmon, Head of Marketing-Communication PT NMDI, dalam uji internal yang dilakukan NMDI, Nissan Leaf mampu dibawa berkendara Jakarta-Bandung pergi pulang melalui rute tol. ”Dari (Nissan) MT Haryono ke (pintu) tol Pasteur kemudian balik lagi ke MT Haryono, total jarak yang ditempuh 290-295 km. Sampai di Jakarta lagi baterai sudah di bawah 10 persen,” papar Julian saat dihubungi di Jakarta, Jumat (20/8/2021).
Selain itu, di pasar seperti di Inggris dan Amerika Serikat, Nissan juga memasarkan varian Nissan Leaf E+ (disebut Nissan Leaf Plus di AS) dengan baterai lebih besar, yakni 62 kWh, dan jarak tempuh diklaim mencapai 384 km menurut siklus WLTP. Selain bisa berjalan lebih jauh, Leaf E+ juga dilengkapi motor listrik lebih bertenaga, yakni mampu mengeluarkan tenaga maksimum 217 PS.
Sementara Nissan Leaf standar yang diluncurkan di Indonesia memiliki motor listrik yang mengeluarkan tenaga 110 kilowatt (kW) atau setara dengan 150 PS dan torsi puncak 320 Nm. Tenaga ini diklaim mampu melajukan mobil dari keadaan diam ke kecepatan 100 km per jam dalam waktu 7,9 detik dan bisa mencapai kecepatan maksimum 155 km per jam.
Kehadiran Nissan Leaf semakin meramaikan pasar mobil listrik murni di Tanah Air, yang sebelumnya sudah diisi BMW i3S, Hyundai Ioniq, Hyundai Kona Electric, dan Lexus UX 300e. Dari sisi harga, Leaf akan bersaing ketat dengan Hyundai Ioniq dan Kona Electric. Sebelumnya, Nissan lebih dulu meluncurkan Nissan Kicks e-Power yang menggunakan teknologi hibrida seri sebagai ”jembatan” pengenal teknologi mobil listrik.
Bagus Susanto, Nissan Representative Director di Indonesia, dalam acara peluncuran itu mengatakan, Nissan Leaf dilindungi garansi baterai selama delapan tahun atau jarak tempuh 160.000 km (mana yang tercapai lebih dulu) dan mendapat fasilitas gratis biaya perawatan selama lima tahun atau jarak tempuh 70.000 km. Sementara garansi mobil secara keseluruhan adalah tiga tahun atau 100.000 km.
Bagus menambahkan, ada tiga pilihan cara pengisian baterai Nissan Leaf. Yang pertama adalah menggunakan pengecas portabel yang diberikan sebagai perangkat standar dari mobil. Pengecas berdaya 3,3 kW ini bisa dicolokkan ke stop kontak listrik di mana pun, dengan lama pengecasan hingga baterai penuh mencapai kisaran 12-15 jam.
Pilihan kedua adalah pengecasan menggunakan Home Charger atau pengecas dinding (wallbox) yang bisa dipasang di rumah atau di kantor. Pengecas yang menggunakan arus bolak-balik (alternating current) ini memiliki daya 7,4 kW dan dapat mengisi penuh baterai dalam waktu 5-7 jam. Menurut Bagus, selama masa promo peluncuran Nissan Leaf ini, setiap pembeli mendapat bonus pemasangan perangkat Home Charger di rumah atau di lokasi lain yang dikehendaki pembeli.
Alternatif ketiga adalah pengisian cepat dengan arus DC (direct current) di stasiun pengisian kendaraan listrik untuk umum (SPKLU) yang saat ini sudah tersedia di beberapa titik di Jakarta dan sejumlah kota lainnya. Pengecasan menggunakan socket model CHAdeMO ini hanya membutuhkan waktu 40-60 menit untuk mengisi penuh baterai.
”Jadi, Nissan Leaf dilengkapi dua port untuk pengecasan. Yang pertama adalah port Type 2 untuk pengecasan listrik AC dan yang kedua port CHAdeMo untuk pengecasan cepat menggunakan listrik DC,” paparnya.
Bagus mengatakan, berdasarkan perhitungan yang dilakukan pihaknya, biaya operasional Nissan Leaf berdasarkan tarif listrik PLN saat ini hanya sekitar Rp 18.600 untuk setiap jarak tempuh 100 km. Bandingkan dengan mobil bermesin pembakaran konvensional (internal combustion engine/ICE) yang rata-rata membutuhkan 10 liter bensin untuk perjalanan 100 km, dengan harga termurah bensin beroktan 92 saat ini berkisar Rp 9.000 per liter. ”Biaya perawatan mobil secara keseluruhan juga hanya 44 persen dibandingkan biaya perawatan mobil bermesin konvensional,” ujarnya.
Tan Kim Piauw, Sales and Marketing Director PT NMDI, menambahkan, pada tahap awal ini, pihaknya baru memfokuskan penjualan Nissan Leaf di kawasan Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Oleh sebab itu, baru lima dealer Nissan yang saat ini sudah menyediakan mobil uji kendara untuk dicoba calon konsumen dan melayani pembelian mobil listrik ini.
Kelima dealer itu adalah Nissan MT Haryono (Jakarta Timur), Nissan TB Simatupang (Jakarta Selatan), Nissan Puri Indah (Jakarta Barat), Nissan Roxy (Jakarta Pusat), dan Nissan Bekasi Barat (Bekasi). Di setiap dealer ini, Nissan juga menyediakan fasilitas stasiun pengecasan bagi pengguna Nissan Leaf.