Nissan Leaf Masuki Pasar Mobil Listrik Kelas Menengah dengan Harga Mulai Rp 649 Juta
Nissan mencermati pertumbuhan antusiasme publik Indonesia pada kendaraan bertenaga listrik, serta penambahan sarana pendukungnya. Mereka memasukkan Nissan Leaf yang bertenaga listrik murni dengan harga Rp 650 jutaan.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·5 menit baca
Mobil bertenaga listrik murni Nissan Leaf akhirnya mulai bisa dipesan sejak awal Agustus ini di Indonesia. Harga di kisaran Rp 650 jutaan bisa menjadi alternatif bagi peminat mobil ramah lingkungan ini yang sebelumnya sudah diisi oleh Hyundai Kona Electric dan Ioniq Electric, serta BMW i3S dan Lexus UX 300e di takhta premium.
Sejak 2019, Nissan Leaf sudah digadang-gadang akan masuk ke Indonesia. Sejumlah jurnalis dalam negeri pernah mencicipinya di Sirkuit Bridgestone Proving Ground Indonesia di Karawang, Jabar, pada September 2019. Kompas sebelumnya pernah mencicipinya di jalanan umum di Hong Kong pada Maret 2019.
Lantas, Nissan Leaf pernah pula dipamerkan di ajang pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) edisi 2019. Di ajang itu, sejumlah kendaraan bertenaga listrik ikut dipamerkan, semisal DFSK Glory E3, dan BMW i3S. Ketika itu, pihak Nissan menyatakan bahwa Leaf kemungkinan dipasarkan di Indonesia pada 2020.
Kenyataannya, pada 2020 itu, PT Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI) justru mendatangkan Nissan Kicks e-Power. Jenis SUV berukuran kompak itu memang memakai baterai, tetapi daya listrik baterainya dicas oleh mesin pembakaran internal konvensional, jadi tergolong hibrida. Sementara Nissan Leaf sepenuhnya menggunakan baterai yang diisi daya listrik untuk menggerakkan rodanya sehingga dia tergolong battery electric vehicle (BEV), alias mobil listrik sejati.
Pada tahun lalu, pasar BEV di Indonesia mulai menggeliat, yang dipicu oleh seri Ionic dan Kona Electric keluaran Hyundai. Mobil ini dipasarkan dengan rentang harga Rp 637 juta hingga Rp 697 juta. Ceruk mobil listrik di kisaran harga ini juga bakal diisi MG ZS EV, serta Renault Zoe, meski keduanya belum memastikan harga jualnya.
Harga itu sekitar separuh dari kasta premium BEV, yaitu BMW i3S dan Lexus UX 300e, yang melayang di atas Rp 1 miliar. Jenis yang disebut terakhir ini juga meluncur di kawasan Asia Tenggara pada November 2020. Beberapa model mobil listrik Tesla juga mulai dimasukkan oleh importir umum.
Penerimaan mobil listrik murni Hyundai di Indonesia terbilang bagus. Sejak diluncurkan pada semester kedua 2020 hingga Maret 2021, pihak Hyundai menyebut setidaknya dua tipe mobil itu sudah laku 300 unit, dan terus bertambah (Kompas, 28 Maret 2021). Antusiasme publik Indonesia pada mobil berdaya baterai seutuhnya mulai terlihat.
Hal ini disokong pula oleh pemerintah yang mulai menggenjot Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sesuai Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019. Dalam program itu termaktub penambahan stasiun pengisian kendaraan listrik untuk umum (SPKLU) serta stasiun penggantian baterai.
Publik pemilik kendaraan listrik juga diberi sejumlah insentif, di antaranya PPnBM nol persen dan diskon pajak kendaraan bermotor serta bea balik nama. Insentif lainnya berupa uang muka nol persen, suku bunga ringan, dan pelat nomor khusus sehingga bebas aturan ganjil genap.
Hingga April 2021, PLN telah membangun 122 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di berbagai ruang publik, seperti bandara, pusat perbelanjaan, kantor pemerintah, dan beberapa hotel di Indonesia. Pemerintah mentargetkan membangun 3.860 SPKLU hingga 2025. Ekosistem kendaraan bermotor listrik perlahan dibangun.
Menanggapi antusiasme
Nissan, yang sebenarnya telah melahirkan mobil listrik Leaf sejak 2010 ini, terpantik dengan bangunan ekosistem elektrifikasi tersebut. Dalam keterangan pers yang dirilis, Nissan bekerja sama dengan lembaga riset Frost & Sullivan di Asia Tenggara mendapati bahwa 50 persen pemilik kendaraan konvensional di Indonesia akan mempertimbangkan kendaraan listrik dalam pembelian kendaraan berikutnya dalam kurun waktu tiga tahun ke depan.
”The All New Nissan Leaf di Indonesia adalah jawaban Nissan atas antusiasme ini, sekaligus menegaskan komitmen Nissan menghadirkan mobil yang ramah lingkungan dan lebih aman,” kata Presiden Direktur PT Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI) Evensius Go. Menurut Nissan, model Leaf ini telah terjual lebih dari 500.000 unit di seluruh dunia sejak diluncurkan 2010 silam.
Nissan Leaf yang hadir di Indonesia ini adalah generasi kedua, yang perwajahannya jauh berbeda dibandingkan generasi pionirnya dulu. Bentuk mukanya telah mengadopsi bahasa desain terkini Nissan dengan formasi gril V-Motion, lalu seolah tersambung dengan dua lampu depan dengan pendaran LED.
Aksen biru—ciri khas mobil-mobil bertenaga baterai apa pun mereknya—tersemat di bagian gril serta bumper belakang. Desain lampu belakangnya pun cukup atraktif, mengingatkan pada desain lampu Nissan Juke.
Nissan Leaf menggunakan baterai lithium-ion berkapasitas 40 kWh yang tersimpan di bagian bawah kabin penumpang. Dalam kondisi baterai terisi penuh, Nissan mengklaim mobil ini bisa menempuh jarak 311 kilometer berdasarkan siklus uji New European Driving Cycle (NEDC). Itu adalah catatan di atas kertas, yang biasanya berbeda ketika digunakan di jalan—menyesuaikan kondisi lalu lintas dan pemakaian fitur-fitur elektrik seperti AC.
Motor listrik yang disuplai baterai itu menghasilkan tenaga maksimum 150 PS dengan torsi puncak 320 Nm yang bisa langsung didapat begitu menginjak pedal gas dalam-dalam. Emisi karbonnya nihil karena tidak ada pembakaran yang terjadi.
Serasa satu pedal
Fitur unggulan Nissan Leaf ini adalah adanya tombol/tuas kecil e-Pedal di konsol tengah. Jika diaktifkan, pengemudi serasa menyetir dengan satu pedal saja, yaitu akselerator. Maksudnya, jika kaki kanan pengemudi dikendurkan dari pedal gas, mobil akan mengerem bertahap, bahkan bisa berhenti jika kaki diangkat sepenuhnya.
Metode ini memang perlu penyesuaian bagi pengemudi. Jangan terlalu khawatir, sebab pedal rem tetap ada, walau jika diinjak, deselerasinya bisa terasa mendadak, apalagi kalau belum terbiasa dengan sistem ini.
Fitur keamanan standar pada mobil-mobil terkini juga tersemat di Nissan Leaf ini, seperti peringatan tumbukan dengan obyek di hadapan kendaraan, pengereman darurat, pendeteksi obyek bergerak di sekitar mobil dengan bantuan monitor, dan sejumlah peringatan lainnya bagi pengemudi.
Mobil berdimensi panjang 4,4 meter, lebar 1,79 meter, dan jarak antarsumbu roda (wheelbase) 2,7 meter ini mulai bisa dipesan sejak 2 Agustus 2021 di dealer Nissan. Harga mobil berwarna tunggal dibanderol Rp 649 juta, dan kalau memilih warna atap hitam harganya Rp 651 juta. Semua harga adalah on-the-road untuk wilayah DKI Jakarta.
Selama masa pemesanan (pre-booking) hingga 17 Agustus, konsumen pribadi tak perlu membayar lagi untuk peralatan pengisian daya di rumah, juga proses pemasangannya. Sementara pembeli perusahaan dengan jumlah unit tertentu akan dipasangkan satu charging station di lokasi kantornya.
Selain mengisi daya di rumah, pengguna di sekitar Jakarta bisa memanfaatkan pengisian daya di diler Nissan, seperti di Nissan MT Haryono (Jakarta Timur), TB Simatupang (Jakarta Selatan), Puri Indah (Jakarta Barat), Roxy (Jakarta Pusat), dan Bekasi Barat. Selain itu, pengisian bisa dilakukan pula di berbagai SPKLU yang sudah beroperasi di Jakarta dan sejumlah kota lainnya. (HEI)