Krisis cip atau semikonduktor awalnya dinilai hanya berdampak pada industri otomotif global yang bergantung pada cip berteknologi lama, bukan teknologi terbaru seperti yang digunakan pada ponsel pintar.
Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kelangkaan semikonduktor atau cip yang sudah melanda industri otomotif dunia mulai menjalar ke rantai pasok produksi ponsel pintar dan berakibat pada gangguan kapasitas produksi. Dampaknya, sejumlah ponsel di Indonesia dapat memiliki stok yang rendah dan berpotensi menjadi persoalan pemasaran gawai di tahun 2021.
Kelangkaan di Indonesia setidaknya melibatkan ponsel yang menggunakan cipset terbaru milik Qualcomm, Snapdragon 888. Cipset ini banyak digunakan oleh banyak produsen untuk ponsel pintar kelas teratas atau biasa disebut flagship.
Oppo, vendor ponsel pintar asal China, mengakui kelangkaan ini telah memengaruhi rantai pasoknya, khususnya untuk ponsel Find X3 Pro, yang menggunakan cipset tersebut.
Public Relations Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto Aji, Kamis (18/3/2021), mengatakan, kelangkaan ini tecermin dengan adanya penundaan pengumuman global ponsel kelas tertinggi Oppo, Find X3 Pro, dari Februari hingga Maret 2021.
Menurut Aryo, besar kemungkinan, Find X3 Pro akan dijual di Indonesia dengan jumlah sangat terbatas. Ponsel ini sebelumnya telah diumumkan secara global pada Kamis (11/3/2021) pekan lalu. Laman situs Oppo Indonesia juga telah menampilkan ponsel ini.
Aryo meyakini bahwa ponsel Oppo yang menggunakan cipset lain tidak akan mengalami gangguan pasokan. ”Kami selalu berupaya memenuhi kebutuhan dan permintaan pencinta ponsel Oppo di Tanah Air. Namun, karena ini adalah isu global, kami turut memantau dan berupaya untuk menyelesaikan masalah ini dengan partner strategis kami, Qualcomm,” kata Aryo.
Pandangan serupa juga disampaikan oleh Xiaomi. Secara terpisah, Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse mengatakan, saat ini terjadi kelangkaan pasokan dan dapat menyebabkan ponsel Mi 11 yang baru diluncurkan pada Selasa (16/3/2021) mengalami kelangkaan.
”Kami berusaha sangat keras untuk mengamankan sebanyak mungkin unit Mi 11. Namun, untuk para Mi Fans, saya mendorong Anda untuk membelinya secepat mungkin,” kata Tse saat meluncurkan ponsel kelas tertinggi Xiaomi tersebut.
Oppo dan Xiaomi adalah dua dari tiga produsen ponsel yang telah memastikan kehadiran ponsel flagship dengan cipset Qualcomm Snapdragon 888 ke Indonesia. Selain kedua perusahaan tersebut, Asus akan membawa cipset Qualcomm terbaru tersebut dalam ponsel gim ROG Phone 5.
Snapdragon 888 diyakini 25 persen lebih cepat sekaligus 25 persen lebih irit konsumsi dayanya dibandingkan pendahulunya, yakni Snapdragon 865 yang digunakan oleh ponsel teratas 2020, seperti Samsung Galaxy S20, Xiaomi Mi 10, dan OnePlus 8.
Berdasarkan laporan terbaru. firma riset pasar IDC, Oppo dan Xiaomi menempati posisi tiga besar pemain ponsel pintar di Indonesia.
Dalam laporan yang dipublikasikan, Rabu (17/3/2021), lima besar merek ponsel pintar Indonesia diisi oleh Vivo yang berada di posisi pertama dengan 23,3 persen penguasaan pasar; ditempel ketat oleh Oppo dengan 23,2 persen, lalu Xiaomi 15,3 persen; Realme 14,0 persen, lalu Samsung dengan 13,5 persen.
Ponsel terbaru Samsung, Galaxy S21, pun menggunakan cipset ini untuk versi Amerika Serikat dan China. Galaxy S21 yang dipasarkan secara global dan Indonesia menggunakan cipset buatan Samsung sendiri, Exynos 2100.
Meski demikian, Co-CEO Samsung Koh Dong Jin dalam rapat umum pemegang saham yang digelar Rabu (17/3/2021) di Seoul, Korsel, juga mengakui persoalan ini telah mencapai ke perusahaannya.
Ia menyatakan bahwa saat ini, kondisi suplai dan permintaan cip secara global sangat timpang dan persoalan serius. Ia memperkirakan bahwa Samsung akan menghadapi persoalan akibat hal ini di kuartal II-2021.
Presiden Qualcomm Cristiano Amon, pekan lalu, pun telah mengakui. ”Permintaan yang kami hadapi lebih tinggi ketimbang suplai yang kami dapatkan,” kata Amon dilaporkan Reuters.
Permintaan yang kami hadapi lebih tinggi ketimbang suplai yang kami dapatkan.
Qualcomm selama ini cenderung hanya mendesain cip. Produksi fisiknya dijalankan oleh perusahaan fabrikator atau foundries, seperti Samsung dan TSMC Taiwan. Intel, di sisi lain, memiliki fasilitas fabrikatornya sendiri.
Awal 2021, krisis cip atau semikonduktor dinilai hanya berdampak pada industri otomotif global yang bergantung pada cip berteknologi lama, bukan teknologi terbaru seperti digunakan pada ponsel pintar.
Namun, gangguan pada satu industri tampaknya mulai menyebar ke sisi lain rantai pasok industri semikonduktor yang kompleks.
Krisis cip atau semikonduktor ini bermula pada fase awal pandemi Covid-19 yang menyebabkan industri otomotif mengerem pesanan ke perusahaan fabrikator cip.
Kapasitas produksi cip yang berkurang ini pun dimanfaatkan oleh perusahaan teknologi tinggi seperti Qualcomm, Sony, dan Apple untuk membuat cip yang dibutuhkan untuk menghadapi lonjakan permintaan gawai yang menjulang di pertengahan dan akhir 2020.
Dampaknya, di awal 2021, ketika permintaan mobil mulai tumbuh, industri otomotif kewalahan dan tidak bisa mendapatkan cip untuk perlengkapan mobil.