All New Audi Q3 hadir untuk membuktikan eksistensi Audi di Tanah Air. Walau penjualannya tertekan pandemi Covid-19, Audi tetap meluncurkan produk-produk andalannya di Indonesia. Kami menjajal All New Q3 ini ke Anyer.
Oleh
Dahono Fitrianto
·6 menit baca
Cukup lama tak terdengar kabarnya, Audi membuktikan masih eksis di Indonesia dengan meluncurkan All New Audi Q3 beberapa bulan lalu. Pabrikan berlogo empat cincin ini tak mau ketinggalan dalam keriuhan segmen SUV kompak yang tengah marak saat ini.
”Kehadiran The All New Audi Q3 generasi kedua di Indonesia ini menjadi salah satu bentuk komitmen kuat kami di pasar otomotif Indonesia. Kami berharap kehadiran produk baru ini juga menjadi wujud optimisme kami terhadap industri otomotif Tanah Air,” tutur Andrew Nasuri, Presiden Direktur PT Garuda Mataram Motor sebagai agen pemegang merek Audi di Indonesia, dalam siaran pers resmi peluncuran Audi Q3, 28 April 2020.
Optimisme tersebut perlu digarisbawahi, mengingat seperti juga pemain industri otomotif lainnya, tahun ini menjadi tahun yang berat bagi Audi. Berdasarkan data Gaikindo, penjualan ritel (retail sales) Audi pada periode Januari-September 2020 ini hanya membukukan 32 unit. Ini menempatkan Audi di posisi buncit di segmen mobil premium di Indonesia, setelah BMW (1.447 unit), Mercedes-Benz (1.336 unit), dan Lexus (699 unit).
”Di tengah situasi global yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan tidak memungkinkan kami untuk meluncurkan produk baru, kami tetap menghadirkan produk-produk andalan Audi,” ungkap Andrew lagi.
Memang butuh waktu lumayan lama bagi generasi kedua Audi Q3 ini untuk masuk ke Tanah Air, mengingat mobil ini sudah diperkenalkan kepada publik secara global sejak Juli 2018. Awal Oktober 2020, Kompas menjadi media pertama yang menjajal mobil kompak ini di jalanan Indonesia.
Di sisi eksterior, All New Audi Q3 ini masih membawa ciri khas desain Audi, berupa garis-garis tegas yang simpel tetapi berkarakter. Gril besar satu bingkai (single frame) dengan bentuk segi delapan (oktagon) dan aksen garis-garis vertikal menegaskan mobil ini sebagai anggota keluarga generasi terbaru Audi.
Desain lampu kabut yang menyatu pada lampu utama membuat mobil ini sekilas tak memiliki lampu kabut. Hanya ada aksen lubang udara di bagian bumper bawah. Dari samping, tarikan garis bahu yang tegas, dengan lekukan simpel di ujung pintu depan dan di sisi pintu belakang, menjadi garis penghubung antara lampu depan dan lampu belakang.
Secara dimensi, Q3 generasi kedua ini tumbuh lebih besar dibandingkan generasi pertama. Panjangnya bahkan bertambah hampir 100 milimeter (mm) menjadi total 4.484 mm, dengan lebar 1.856 mm dan tinggi termasuk antena atap sebesar 1.616 mm. Jarak sumbu roda juga bertambah 77 mm dari pendahulunya, menjadi 2.680 mm. Tak heran, duduk di kursi belakang mobil kompak ini masih terasa lega.
Ruang bagasi belakang juga cukup lega dengan volume 530 liter. Saat kursi belakang dilipat, volume bagasi pun bertambah signifikan menjadi 1,525 liter. Pintu bagasi belakang pun berpenggerak elektrik dan bisa diaktifkan dengan ayunan gerakan kaki di bawah bumper belakang.
Serba lincah
Tak butuh waktu lama, mobil langsung Kompas kendarai. Mengingat masih di dalam masa pandemi, kami tak bisa bepergian terlalu jauh. Akhirnya kawasan Pantai Anyer di Banten menjadi tujuan kami.
Mobil pun diarahkan masuk ke ruas Tol Depok-Antasari (Desari). Kesan pertama, rasa mengemudikan All New Q3 ini mengingatkan pada rasa berkendara dengan Volkswagen Tiguan.
Ini semua wajar belaka, mengingat sebagai bagian dari Volkswagen (VW) Group, Audi menggunakan platform yang sama dengan VW Tiguan untuk mengembangkan Q3. Kedua mobil dikembangkan dari platform MQB, yang merupakan platform untuk mobil dengan mesin melintang (transversal) dan basis gerak roda depan.
Varian Q3 yang masuk ke Indonesia adalah Audi Q3 35 TFSI yang mengusung mesin bensin empat silinder berkapasitas 1.4 liter (1.395 cc) dengan injeksi bahan bakar langsung dilengkapi peranti turbo. Tenaga mesin ini mencapai 150 HP pada putaran mesin 5.000-6.000 rpm dan torsi puncak 250 Nm sudah bisa dipetik pada 1.500 rpm hingga 3.500 rpm.
Audi Q3 ini belum menggunakan fitur penggerak empat roda Quattro khas Audi sehingga tenaga mesin disalurkan hanya ke roda depan melalui transmisi kopling ganda S-Tronic 6 tingkat percepatan. Dalam pengujian, perpindahan gigi terasa mantap dan halus, menyalurkan tenaga dengan baik dan responsif sehingga mobil sudah cukup bertenaga untuk pemakaian sehari-hari mobil berbobot kosong 1.570 kilogram (kg) ini.
Walaupun menjadi salah satu model terendah dalam jajaran produk Audi yang dipasarkan di Tanah Air saat ini, rasa berkendara Q3 ini masih terasa premium khas sebuah mobil Eropa. Di jalan tol dalam kecepatan tinggi, suspensi dan peranti kekedapan mobil bekerja dengan baik meredam guncangan dan suara dari luar. Alhasil, tak terasa mengemudikan mobil dalam kecepatan tinggi sehingga kendali masih bisa dilakukan dengan tenang dan percaya diri.
Desain dasbor juga mengindikasikan bahwa mobil yang akan bersaing dengan BMW X1 dan Mercedes-Benz GLB, ini, dirancang untuk memaksimalkan kesenangan berkendara. Bagian tengah dasbor, di mana layar monitor 10,1 inci dan tombol-tombol panel AC berada, miring sekitar 10 derajat ke arah pengemudi. Sehingga pengemudi akan lebih mudah melihat tampilan menu di layar sekaligus mudah menjangkau tombol-tombol kontrol mobil.
Setir pun terasa ringan dan pengendalian juga terasa presisi. Gesit dan lincah saat diajak bermanuver di keramaian dalam kota maupun di jalan-jalan non-aspal di luar kota. Walau demikian, pedal gas perlu diinjak lebih dalam untuk bermanuver di jalan tol.
Dalam pengujian selama tiga hari, tercatat konsumsi BBM Audi Q3 ini bisa menyentuh 12,5 km per liter, terutama di rute yang didominasi jalan tol. Saat dikombinasikan dengan jalur dalam kota yang diwarnai kemacetan, konsumsi ini bergeser ke 9,5 km per liter. Pihak Audi merekomendasikan mobil selalu diisi bensin beroktan minimum 95.
Kokpit virtual
Di bagian interior, satu hal yang langsung menarik perhatian adalah penerapan teknologi kokpit virtual (virtual cockpit)di panel instrumen. Seluruh panel instrumen digantikan layar digital berukuran 12,5 inci yang bentuknya mengikuti bingkai panel instrumen. Layar digital ini bisa diatur dalam berbagai mode tampilan, termasuk memproyeksikan peta navigasi GPS secara penuh di seluruh layar, yang membuat navigasi nyaman dijalankan.
Sebelumnya, teknologi kokpit virtual ini baru ada di model-model tertinggi pada Audi.
Hanya saja, peta navigasi bawaan mobil ini belum termutakhirkan dengan seluruh ruas jalan baru di Jakarta dan sekitarnya. Jalan tol ruas Depok-Antasari dan tol ruas Kunciran-Serpong, misalnya, belum tercakup dalam peta navigasi ini. Sehingga fitur navigasi hanya akan menunjukkan arah ke ruas-ruas jalan lama di sekitar dua ruas tol tersebut.
Absennya fitur konektivitas Apple CarPlay dan Android Auto juga menjadi salah satu kekurangan pada mobil yang dibanderol seharga Rp 877 juta (on the road, DKI Jakarta) ini. Tanpa konektivitas itu, kita tidak bisa memproyeksikan aplikasi fitur navigasi yang selalu termutakhirkan, seperti Google Maps atau Waze ke layar mobil. Demikian juga dengan aplikasi-aplikasi hiburan, seperti pemutar musik di ponsel atau gawai kita.
Di kelas harga tersebut, All New Audi Q3 juga belum dilengkapi dengan berbagai fitur keselamatan, seperti blind spot warning, lane departure warning, dan heads-up display (HUD), maupun fitur kenyamanan seperti atap kaca (sunroof maupun panoramic roof).
Namun, bagi para penggemar setia Audi yang mencintai kesenangan berkendara khas merek asal Ingolstadt, Jerman, ini, semua kekurangan ini mungkin tertutupi dengan sebuah paket Audi modern dengan harga relatif terjangkau. (DHF)