Melawan Arus Digital dengan Fujifilm Instax Square SQ1
Sebagai bentuk komitmen Fujifilm kepada pencinta dan komunitas kamera analog instan, pada pengujung September 2020 ini dihadirkan kamera analog instan terbaru, Fujifilm Instax SQUARE SQ1.
Oleh
Eddy Hasby
·3 menit baca
Dua puluh dua tahun lalu, ketika era digital belum berkembang pesat seperti sekarang ini, sebuah kamera analog instan yang pemotretannya secara cepat dan langsung dapat mencetak selembar foto mulai populer di antara kaum remaja Jepang.
Berbagi foto ataupun swafoto dari kamera analog instan ini dapat langsung dilihat hasilnya. Bahkan, di era tahun 1990-an, kamera sejenis ini, seperti Polaroid, menjadi peluang bisnis bagi para fotografer yang menawarkan jasanya di lokasi-lokasi wisata di Indonesia. Foto segera tercetak dan bisa ditawarkan kepada konsumen atau wisatawan yang berkunjung.
Menangkap peluang pasar ini, produsen kamera Fujifilm pada 1998 merilis sebuah kamera analog instan Mini 10. Pangsa pasarnya adalah kaum remaja dan memopulerkannya sebagai bagian dari gaya hidup.
Penjualan mencapai puncaknya pada 2002 dan kemudian turun dengan cepat, seiring dengan adanya perkembangan teknologi telepon pintar dan kamera digital. Lalu apakah kamera analog instan ini mati dan tak diproduksi lagi akibat tergerus oleh pesatnya teknologi digital?
Melawan arus digital
Dalam perkembangan media sosial yang serba digital sekarang ini, foto memang menjadi ”take and share”, rekam lalu bagikan. Namun, dalam pengembangan kamera analog Instax, Fujifilm mengampanyekan ”don’t just take, give”, jangan hanya menerima, tetapi juga memberi.
”Kamera analog instan Instax ini juga berfungsi sebagai sarana bersosialisasi,” ujar Johanes J Rampi selaku General Manager Electronic Imaging Division & Consumer Printing Departement PT Fujifilm Indonesia.
”Setelah memotret, kita bisa membagikan selembar kertas foto dan menuliskan pesan dan kesan di atas foto tersebut,” kata Johanes J Rampi.
Kegigihan Fujifilm menjadikan kamera analog instan ini sebagai bagian dari gaya hidup terlihat dari bagaimana produsen kamera Jepang ini hingga saat ini tetap mengembangkan desain dan menyelaraskan teknologi menurut kebutuhan zaman dan fungsinya.
Berbagai desain bodi kamera Instax ini mengikuti eranya. Tipe kameranya Instax mini, Square, dan Wide. Dan produk Instax sendiri terdiri kamera analog film, hybrid, serta didukung mesin cetak Instax.
Bagi Fujifilm, mungkin nilai suatu produk tidak ditentukan oleh kebaruan teknologinya. Akan tetapi, produk inovatif adalah produk yang mendorong kreativitas dengan cara yang segar dan menarik. Nilai, tren, dan subkultur baru dapat menghidupkan kembali produk yang sudah ada, dengan cara efektif membantu menikmatinya dengan cara baru dan memajukan budaya fotografi.
”Dari sisi kreatif, foto-foto hasil rekaman kamera analog ini biasanya digunakan untuk membuat album foto, jurnal, dan dekorasi rumah, di sinilah bentuk kreativitas itu berkembang,” tutur Johanes.
Sebagai bentuk komitmen Fujifilm kepada pencinta dan komunitas kamera analog instan ini, pada pengujung September 2020 ini dihadirkan kamera analog instan terbaru, Fujifilm Instax SQUARE SQ1.
Instax SQUARE SQ1 berbentuk persegi berukuran 130,7 mm x 118,6 mm x 57,5 mm, dengan bodi yang ringan, desain unik, serta cetakan instan format persegi dengan ukuran 1,5 kali lebih besar dari kamera Instax tipe Mini.
Desain kamera ini persegi minimalis yang ramah pengguna serta dua fitur utama termasuk pencahayaan otomatis (automatic exposure) dan mode swafoto sekali sentuh (one-touch selfie mode).
Kamera berlensa retractable dengan 2 komponen dan 2 elemen, F= 65,75 mm, 1:12,6 dan menggunakan dua baterai jenis CR2 lithium. Film yang digunakan adalah jenis Instax Square Rainbow dan Monochrome berukuran 8,6 cm x 7,2 cm dengan ukuran gambar 6,2 cm x 6,2 cm.
Terdapat lampu kilat otomatis pada bodi kamera ini dengan jarak jangkau cahaya berkisar 0,3 hingga 2,2 meter dan kepekaan cahaya kamera ISO 800. Kecepatan rana 1,6 detik-1/400 detik.
Kamera tipe analog instan film ini memiliki beberapa warna, yakni terracotta orange, glacier blue, dan chalk white. Warna-warna ini menggambarkan persona anak muda masa kini. Kamera Instax SQUARE SQ1 ini di Indonesia dibanderol dengan harga mendekati Rp 2 juta. (*/ED)