Memompa Performa CBR-250RR SP dengan ”Quickshifter”
Astra Honda Motor meluncurkan pembaruan Honda CBR250RR dengan penambahan berbagai fitur, termasuk ”quickshifter” untuk mempercepat perpindahan gigi transmisi. ”Kompas” menguji fitur baru ini di sirkuit.
Oleh
RIZA FATHONI
·5 menit baca
Pada 19 Agustus 2020 lalu, PT Astra Honda Motor (AHM) mengumumkan harga resmi motor supersport Honda CBR250RR SP Quickshifter Special Edition Garuda x Samurai yang sudah diluncurkan pada Juli lalu. Edisi spesial motor supersport ringan ini diklaim yang pertama mengadopsi fitur quickshifter di kelas 250 cc dua silinder.
Pengumuman harga resmi dari Honda CBR250RR SP Quickshifter Special Edition Garuda x Samurai yang dibanderol on the road DKI Jakarta Rp 77.700.000 ini bertepatan dengan momen HUT Ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia. Pilihan warna Special Edition Garuda x Samurai ini dirilis terbatas hanya 75 unit untuk tahap pertama.
Honda CBR250RR SP Quickshifter Special Edition Garuda x Samurai hadir dengan desain yang mewakili sejarah serta budaya Indonesia dan Jepang. Pada sisi kiri bodi motor terdapat ilustrasi burung Garuda dengan detail corak batik bergambar komponen motor yang memadukan karakter motor dengan ikon budaya Indonesia.
Sementara pada sisi kanan bodi motor terdapat ilustrasi samurai Sengoku Commander dengan detail sakura yang merupakan ikon negara Jepang dengan karakter yang kuat. Siluet lampu depan dari warna edisi spesial ini juga sekaligus menjadi gambaran mata dari ilustrasi Garuda dan juga Samurai sebagai bentuk kolaborasi yang erat. Pada tampilan bodi CBR250RR SP memang tidak ada ubahan berarti dibanding versi sebelumnya selain grafis fairing tersebut.
Bebarengan dengan pengumuman harga resmi CBR250RR SP Quickshifter tersebut, PT AHM sekaligus mengundang jurnalis untuk mengetes unit terbaru itu. Pengetesan berlangsung di fasilitas terbaru kompleks Astra Honda Motor Safety Riding and Training Center di kawasan Greenland International Industrial Centre (GICC), Kota Deltamas, Cikarang, Jawa Barat.
Rombongan dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari lima jurnalis per kelompok. Pelaksanaan uji kendara dilakukan dengan mengutamakan protokol kesehatan yang ketat.
Kami diberi kesempatan untuk mengikuti dua sesi pengetesan di dua sirkuit yang berbeda. Meski sirkuit ini lebih cocok disebut sirkuit balap mini, treknya cukup lebar untuk mengeksplorasi dapur pacu dengan menyajikan kombinasi tikungan yang cukup lengkap.
Trek tertutup yang dirancang sebagai sirkuit tes intern ini memiliki dua tikungan tusuk konde (hairpin), satu tikungan ganda (chicane), tiga tikungan patah, dan dua tikungan cepat. Eksplorasi kemampuan manuver motor pun dapat optimal meski hanya dicoba dua putaran.
Ubahan terbaru
Kinerja mesin baru dengan dorongan tenaga maksimal 41 PS pada putaran mesin 13.000 rpm dan torsi maksimum hingga 25 Nm pada 11.000 rpm terasa lebih bertenaga dibanding CBR250RR lama. Sebagai perbandingan, Honda CBR250RR versi standar yang sebelumnya memiliki keluaran tenaga maksimal 36,8 PS pada 12.500 rpm dan torsi maksimum 22,5 Nm di 10.500 rpm.
Selain menyematkan fitur penunjang quickshifter dan assist/slipper clutch, para perancang Honda juga merevisi sebagian komponen di ruang bakar, seperti piston yang dibuat lebih besar sehingga kompresi mesin meningkat menjadi 12,1:1 dari sebelumnya 11,5:1. Selain itu, ubahan juga dilakukan pada komponen air intake yang mengalirkan udara lebih baik ke airbox dan meminimalkan gesekan dalam mesin. Penggunaan per klep baru, setang piston yang lebih ringan, dan perbaikan jalur pelumasan di bawah dinding silinder turut meningkatkan performa mesin baru CBR250RR SP ini.
Secara umum, ubahan ini turut mendongkrak tenaga maksimal menjadi 41 PS yang cukup terasa di putaran mesin atas. Semburan tenaga terasa lebih menjambak hingga raungan mesin mencapai batas redline.
Pengendalian CBR 250 RR di sirkuit memang menjadi kelebihan motor ini. Suspensi kini diset lebih keras 10 persen dibanding terdahulu untuk mengkompensasi power mesin yang meningkat. Slogan ”Total Control” CBR250RR SP tidaklah berlebihan. Menarik gas sembari meliuk dan merebahkan motor melibas tikungan demi tikungan di sirkuit terasa lincah, tetap stabil dan percaya diri.
Pada sirkuit kedua yang berbentuk huruf C, dan menyediakan trek lurus sepanjang 1,2 km, memungkinkan kami menarik gas penuh untuk menjangkau kecepatan maksimum. Kompas dapat mencapai 170 km per jam, selisih 2 km per jam dari klaim kecepatan maksimum dari AHM, yaitu 172 km per jam. Adapun pada sesi time trial trek lurus 300 meter didapat capaian waktu 10,856 detik.
Performa ”quickshifter”
Penyetelan quickshifter transmisi dapat dipilih pada saat motor berhenti dengan pilihan naik saja (hanya berfungsi saat pergantian gigi transmisi ke angka lebih tinggi), turun saja, naik-turun, atau dinonaktifkan sama sekali melalui tombol mode berkendara di setang bagian kiri. Quickshifter memutus arus penyaluran gas ke mesin sesaat kala perpindahan gigi melalui sensor di pedal transmisi di kaki saat pedal dicongkel.
Perpindahan gigi tak lagi membutuhkan tarikan tuas kopling untuk naik dan turun gigi. Grip gas juga tak perlu dilepas sehingga meminimalkan jeda waktu pergantian gigi dan penyaluran tenaga mesin. Fitur Assist Clutch menjaga agar mesin tidak kehilangan tenaga (power loss) saat perpindahan gigi dan dan membuat tuas kopling lebih ringan. Sementara Slipper Clutch mencegah roda belakang mengunci yang berisiko selip ketika menurunkan gigi secara ekstrem dengan mengurangi pengereman mesin.
Autoblipper juga berfungsi baik untuk menjaga putaran mesin saat menurunkan gigi dan mengurangi gejala kehilangan traksi pada ban belakang. Pengendara dapat lebih mudah fokus ke pengendalian manuver dan kontrol rem. Pada tikungan panjang, sembari menikung kami dapat merasakan performa fitur quickshifter yang memungkinkan pergantian gigi baik naik maupun turun dengan lembut tanpa waswas ban selip karena kehilangan cengkeraman pada aspal.
Hanya saja, entakan mesin saat perpindahan gigi tanpa kopling masih cukup terasa di bawah 7.000 rpm meski kinerja quickshifter mulai efektif pada kisaran 2.500 rpm. Padahal, pada kisaran putaran mesin sebesar inilah justru paling sering digunakan untuk pengendaraan dalam kota. Karena itu, fitur anyar tersebut baru dapat lebih optimal dinikmati pada situasi jalan dalam kota lengang yang memungkinkan tarikan gas di atas 7.000 rpm. Pada kondisi jalanan macet atau kecepatan landai, Anda pastinya tetap membutuhkan tuas kopling konvensional demi kenyamanan berpindah gigi.
Fitur-fitur baru ini melengkapi fitur yang telah diaplikasikan sebelumnya, seperti Throttle by Wire dengan mode berkendara dan juga ABS untuk keamanan berkendara. Pengendalian si CBR250RR SP yang semakin mudah ini membuatnya menjadi salah satu unggulan baru di jajaran pasar motor sport dua silinder 250 cc.
Adapun fitur quickshifter dan assist/slipper clutch bisa jadi ke depannya akan menjadi fitur standar pada motor-motor lain di kelas yang sama mengikuti permintaan pasar dan perkembangan superbike dengan kapasitas mesin lebih besar yang telah banyak mengadopsi sistem tersebut. ()