Petualangan Kecil Bersama SUV Keluarga Mazda CX-8
Pada awalnya, CX-8 hanya dipasarkan di Jepang untuk memenuhi tuntutan pasar negeri itu akan SUV dengan tujuh tempat duduk. Namun akhirnya SUV ini masuk juga ke Indonesia. Simak uji kendara lengkap Mazda CX-8 berikut ini.
Dengan dihentikannya produksi Mazda Biante dan Mazda 5, praktis saat ini Mazda hanya memiliki dua mobil untuk menggarap pasar keluarga. Kedua mobil itu berwajah mirip-mirip, yakni Mazda CX-9 dan Mazda CX-8.
Kedua mobil juga berjenis SUV dengan tiga baris tempat duduk. Bedanya hanya CX-8 berukuran lebih kecil daripada CX-9.
Dibandingkan dengan CX-9, Mazda CX-8 ini lebih pendek 17,5 sentimeter (cm) dan lebih sempit 12,9 cm, tetapi memiliki jarak sumbu roda yang sama, yakni 2.930 mm. Lengkapnya, dimensi SUV ini panjangnya 4.900 mm, lebar 1.840 mm, dan tinggi 1.730 mm.
Pada awalnya, CX-8 hanya dipasarkan di Jepang untuk memenuhi tuntutan pasar negeri itu akan SUV dengan tujuh tempat duduk. Mazda CX-9, yang dirancang berdasarkan jalanan di Amerika Serikat, berukuran terlalu besar untuk jalanan di Jepang.
”Mazda CX-8 ini pada awalnya hanya dijual di Jepang. Namun, karena semakin meluasnya permintaan di luar Jepang, mulai dijual ke Australia dan untuk pasar Asia Tenggara hanya tersedia di Malaysia, Filipina, Thailand, dan Indonesia,” ungkap Roy Arman Arfandy, Presiden Direktur PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), selaku distributor resmi Mazda di Tanah Air, pada saat peluncuran Mazda CX-8 di Jakarta, 22 November 2019.
Menurut Roy, keputusan PT EMI memasukkan CX-8 ke Indonesia didasarkan pada kebutuhan konsumen yang merasa Mazda CX-5 terlalu kecil dan Mazda CX-9 terlalu besar. ”Jadi, CX-8 ini menyasar ceruk pasar di antara CX-5 dan CX-9,” kata Roy.
Baca juga : Mazda CX-8 Perluas Pilihan di Antara CX-5 dan CX-9
Jadilah sebuah SUV yang jika dicermati akan menyerupai Mazda CX-5 yang dipanjangkan, sekaligus versi kecil dari CX-9. Dari luar, ketiganya sama-sama mengadopsi bahasa desain Kodo sehingga tampangnya, ya, mirip-mirip.
Walau sudah lebih dari tujuh bulan mengaspal di Tanah Air, sosok CX-8 ini belum banyak terlihat lalu lalang di jalanan. Dari sisi pemasaran, mobil ini juga kalah gencar dipromosikan dibanding adik terbarunya, Mazda CX-30, yang baru diluncurkan awal tahun ini.
Mumpuni
Padahal, saat Kompas mengajak CX-8 melakukan petualangan kecil, akhir Juli 2020, terbukti mobil ini tetap membawa karakter Mazda yang menyenangkan untuk dikendarai sekaligus mumpuni untuk mengajak seluruh keluarga dalam aktivitas ke luar kota.
Varian yang kami coba adalah Mazda CX-8 Elite atau varian tertinggi dari SUV ini. Berbagai fitur canggih khas Mazda sudah menjadi standar di varian ini, mulai dari blind spot monitoring plus (BSM+), rear cross traffic alert (RCTA), lane departure warning system (LDWS), lane keep assist system (LAS), smart city brake support depan dan belakang, serta driver attention alert.
Seperti pada Mazda 6 Elite, fitur LAS pada mobil ini bekerja mencegah mobil berjalan keluar dari jalurnya tanpa disengaja. Caranya dengan secara otomatis mengarahkan kemudi untuk menjauhi garis marka. Sehingga sekilas, fitur ini mirip fitur semi-swakemudi, karena saat jalur yang dilalui berbelok, mobil pun akan membelokkan kemudi mengikuti jalur marka yang dilalui.
Varian tertinggi ini juga hanya tersedia dengan pilihan kursi captain seat di bagian kedua. Artinya, kapasitas angkut total mobil ini hanya enam orang karena hanya ada dua kursi yang dipisah sebuah konsol permanen di baris kedua.
Saat mobil digunakan untuk mengangkut eksekutif perusahaan, fitur captain seat ini menambah kesan mewah mobil. Namun, saat harus membawa seluruh keluarga, turunnya daya angkut ini menjadi nilai minus.
Apalagi jika kursi baris ketiga terpaksa harus dilipat untuk mengakomodasi bagasi dan berbagai barang bawaan piknik. Dalam simulasi yang dilakukan Kompas, kapasitas bagasi saat kursi baris ketiga tidak dilipat hanya cukup membawa satu koper ukuran sedang dan dua tas ransel ukuran standar.
Catatan lainnya adalah absennya atap kaca, baik dalam bentuk sunroof maupun panoramic roof, di mobil yang dibanderol resmi Rp 746.800.000 (on the road, Jakarta) ini. Bukan apa-apa, fitur atap kaca ini sudah lazim terpasang di mobil-mobil yang harganya bahkan jauh di bawah CX-8 dan secara signifikan mendongkrak kesan mewah sekaligus lega bagi penumpangnya.
Pertahankan filosofi
Bagaimana rasa mengemudinya? Ya, CX-8 tetaplah sebuah Mazda yang mempertahankan filosofi kebanggaannya, jinba ittai. Dalam bahasa Jepang, ini adalah istilah untuk menyebut manunggalnya seorang penunggang kuda dengan kudanya.
Sebagaimana di produk Mazda lain di pasaran saat ini, perasaan menyatu dengan mobil itu tak butuh waktu lama untuk didapatkan pada CX-8. Perpaduan ergonomi tempat duduk, posisi roda kemudi, tombol-tombol di dasbor, pedal-pedal di kaki, dan tongkat transmisi turut mendorong perasaan itu.
Saat pedal gas diinjak, mobil melaju ringan. CX-8 dilengkapi mesin Skyactiv-G 2.5 liter (2.488 cc) non-turbo yang mengeluarkan tenaga maksimum 190 PS pada putaran mesin 6.000 rpm dan torsi puncak 252 Nm pada putaran 4.000 rpm. Bukan angka yang istimewa, melainkan sudah cukup untuk penggunaan sehari-hari.
Konsumsi BBM pun cukup moderat, dengan angka rata-rata 8 km per liter di medan dalam kota, hingga 12 km per liter untuk perjalanan di tol dengan kecepatan relatif konstan.
Saat dicoba melaju di ruas tol yang panjang, terasa bagaimana mobil ini tidak diciptakan untuk kebut-kebutan. Akselerasi di putaran atas terasa cukup lambat dan transmisi otomatis 6 percepatannya harus di-kickdown untuk bisa spontan mendahului mobil di depan.
Baca juga : ”Jinba Ittai” dalam Perwujudan Terbesar
Apalagi, satu lagi yang ”hilang” dari mobil ini adalah tuas paddle-shift di balik kemudi untuk memindahkan gigi transmisi secara manual. Absennya fitur ini sedikit membuat kesenangan berkendara CX-8 berkurang beberapa persen.
Namun, saat mobil digunakan untuk meluncur santai alias cruising, mobil terasa sangat nyaman. Di luar dugaan, suspensi terasa sangat meredam guncangan dengan nyaman. Padahal, Mazda umumnya dikenal dengan suspensi yang cenderung keras untuk mengejar rasa pengendalian yang sporty.
Keempukan suspensi ini juga teruji saat mobil diajak keluar dari aspal dan melalui medan jalan rusak berlapis tanah dan berbatu-batu. Ya, walau mobil yang dipasarkan di Indonesia ini tak dilengkapi sistem penggerak empat roda (all wheel drive), tak membuat CX-8 mati kutu di medan offroad ringan.
Paduan ground clearance sebesar 205 milimeter (mm), peredaman suspensi prima, dan tenaga mesin membuat mobil terbukti cukup tangguh diajak melahap ruas jalan rusak cukup ekstrem di kawasan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/7/2020) siang.
Baca juga : Sensasi Mazda 3 dalam Kemasan SUV
Di jalan berkelok-kelok, pengendalian mobil pun tetap mantap. Walau gejala body roll masih terasa karena postur mobil yang tinggi, kegiatan menikung bisa dilakukan presisi dan tajam dengan bantuan fitur G-vectoring Plus.
Fitur ini secara simultan mengurangi torsi mesin dan melakukan pengereman otomatis ke roda depan bagian luar saat menikung. Saat menikung ke kiri, tenaga yang tersalur ke roda kanan dikurangi otomatis, sekaligus direm. Sehingga gejala oversteering berkurang sangat drastis dan membuat menikung bisa dilakukan dengan percaya diri.
Masih lega
Bicara akomodasi, pengurangan lebar mobil tidak berdampak terlalu signifikan pada kelegaan interior. Posisi duduk di baris kedua masih nyaman, seperti pada CX-9. Bahkan saat kursi di baris kedua ini dimajukan sedikit untuk memberi ruang di kursi baris ketiga, posisinya masih nyaman.
Di baris ketiga, posisi duduk untuk orang dewasa setinggi 160 cm masih cukup lapang. Lutut tidak sampai menyentuh sandaran kursi di baris kedua. Walau demikian, kursi di baris ketiga ini tidak dapat direbahkan sehingga penumpang di situ, ya, harus pasrah menerima apa adanya kemiringan sandaran kursi yang ada.
Dari sisi infotainment, mobil sudah dilengkapi layar head unit ukuran 8 inci yang sudah mengusung konektivitas Apple Car Play dan Android Auto. Sistem audio pun menggunakan besutan Bose dengan 10 speaker yang mengeluarkan suara cukup berkualitas.
Tersedia masing-masing dua colokan USB standar di baris pertama dan baris kedua. Sistem climate control 3 zona juga sudah standar. Dan, keempat kursi di baris pertama dan kedua juga dilengkapi pemanas.
Mazda CX-8 terbukti tidak hanya menjadi teman perjalanan yang mengasyikkan bagi pengemudi, tetapi juga bisa menjadi sahabat bagi seluruh keluarga. (DHF)