Menjaga Nikmat ”Offroad” dengan Nissan Terra 4x4
Bulan sudah berganti menjadi Juni, tetapi cuaca di sekitar Ibu Kota masih tak menentu. Hujan deras masih tiba-tiba turun saat sore atau malam hari. Jalan tanah kering berdebu pun bisa sekejap berubah menjadi lintasan lumpur.
Dalam kondisi cuaca seperti ini, berbahagialah mereka yang menggunakan mobil berpenggerak empat roda alias 4WD (four wheel drive) atau 4x4. Mobil dengan kemampuan offroad ini secara umum lebih siap menjelajah kondisi jalanan yang bisa tiba-tiba berubah.
”Tidak harus melewati medan berlumpur tebal untuk merasakan manfaat mobil 4x4. Di jalanan yang rata pun ada keunggulan mobil berpenggerak empat roda, apalagi saat licin karena turun hujan,” kata Erreza Hardian, instruktur keselamatan berkendara (safety driving) independen, awal Mei 2019.
Erreza, yang sudah biasa menjadi instruktur berkendara offroad bagi sejumlah perusahaan pertambangan dan perkebunan, sengaja Kompas ajak untuk mempraktikkan langsung ilmu mengendarai mobil 4x4 ini di resor offroad Desa Pelangi Sentul (DePes) di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Mobil yang kami gunakan adalah Nissan Terra VL 4x4 bertransmisi otomatis. Perjalanan ini sekaligus menjadi uji kendara perdana bagi SUV medium terbaru PT Nissan Motor Indonesia (NMI) di Tanah Air sejak diluncurkan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018.
Mobil bermesin turbodiesel 2.5 liter (2.488 cc) itu memiliki sistem penggerak 4WD tulen yang perpindahan mode berkendaranya bisa dilakukan dengan kenop putar di bagian tengah dasbor. Ada tiga mode berkendara, yakni 2WD di mana tenaga mesin hanya disalurkan ke dua roda belakang, kemudian 4H (gerak empat roda untuk kecepatan tinggi) dan 4LO (gerak empat roda untuk kecepatan dan rasio gigi transmisi rendah).
Reza, panggilan akrab Erreza, mengatakan, langkah pertama adalah kenali mobil Anda sebelum masuk ke medan offroad. Hal ini bisa dipelajari dengan membaca buku manual mobil.
Dari buku manual Nissan Terra ini diketahui, perpindahan dari mode 2WD ke 4H bisa dilakukan saat mobil bergerak (shift on fly) di kecepatan di bawah 100 km per jam. Mode 4H direkomendasikan saat mobil berjalan di jalanan kasar yang licin, misalnya berlapis pasir atau salju.
Meski mode ini bisa digunakan untuk kecepatan relatif tinggi, buku manual mobil tetap merekomendasikan kecepatan tak melebihi 100 km per jam. Jadi jika ingin ngebut di jalanan bebas hambatan, lebih baik kembali ke mode 2WD.
Kemampuan shift on fly tidak berlaku saat berpindah dari mode 4H ke 4LO. Mobil harus dalam keadaan berhenti, dan tuas transmisi harus digeser ke posisi netral (N) lebih dulu. Baru kenop pemindah diputar sambil ditekan ke posisi 4LO.
Traksi maksimum
Mode ini baru digunakan saat medan di depan sudah benar-benar membutuhkan tenaga dan traksi maksimum, seperti jalanan berlumpur, memiliki kemiringan ekstrem, atau dipenuhi batu-batu besar.
Saat medan di DePes sudah bercirikan hal-hal ekstrem tersebut, mode 4LO pun kami pilih. Reza kemudian mengingatkan, aturan pertama saat melibas medan offroad adalah jangan panik dan jangan keburu nafsu. Kemudikan mobil dengan tenang dan ekstra hati-hati.
”Juga jangan buru-buru berpikir menjadi offroader karena beda tujuan. Offroader bertujuan main-main adu ketangkasan atau olahraga. Yang harus kita perhatikan adalah bagaimana melewati jalur offroad dengan selamat dan aman,” ujarnya.
Selanjutnya, selalu jaga arah kemudi dan kemiringan mobil. Kebetulan, Nissan Terra ini telah dilengkapi dengan indikator sudut arah kemudi, sudut kemiringan mobil ke samping, dan sudut kemiringan mobil di arah gerak mobil (misal tanjakan atau turunan).
Reza menyarankan agar selalu membawa teman untuk menjadi navigator dan pemeriksa kondisi jalur di depan mobil. Meski jalur tersebut sudah sering dilalui, misal di wilayah perkebunan atau pertambangan tempat bekerja, kita tak pernah tahu perubahan yang bisa tiba-tiba terjadi di jalur tersebut.
”Lebih ideal lagi jika ada mobil kedua yang mengiringi sehingga jika satu mobil terjebak, mobil lainnya bisa menolong,” ujar Reza.
Instruktur ini juga menyarankan agar memasukkan transmisi ke gigi 1 meskipun mobil sudah mengadopsi transmisi otomatis, seperti Nissan Terra ini. Hal tersebut untuk menjaga torsi dan traksi, serta memaksimalkan efek pengereman mesin (engine brake) saat melintasi turunan tajam.
Medan pertama yang kami tempuh adalah jalan tanah yang sebagian tertutup kubangan lumpur. Reza mengatakan, sebisa mungkin melewati rintangan terberat di suatu jalur dengan cara mengangkanginya. Itu dengan syarat ground clearance mobil masih lebih tinggi dibandingkan rintangannya, misalnya gundukan tanah atau batu.
Kali ini, karena posisi kubangan terletak di sisi jalur yang tak bisa dikangkangi, satu-satunya cara adalah dengan cara melewatinya. Mobil mulai terasa bergelesot saat roda-roda sebelah kiri memasuki kubangan, tanda traksi roda mulai lepas.
”Dalam kondisi seperti ini jaga selalu torsi dan traksi, jangan panik dan asal gas pol. Karena kalau keburu nafsu, roda justru akan selip dan mobil bisa terjebak. Injak gas pelan-pelan dan rasakan di putaran berapa ada traksi. Jika itu sudah didapat, gas konstan di putaran tersebut,” imbuhnya.
Benar saja, saat roda mobil terasa mendapatkan traksi dan mobil bergerak maju, gas cukup diinjak konstan dan mobil pelan-pelan lolos dari jalan berlumpur tersebut.
Dalam kondisi seperti ini jaga selalu torsi dan traksi, jangan panik dan asal gas pol. Karena kalau keburu nafsu, roda justru akan selip dan mobil bisa terjebak.
Fitur lengkap
Tantangan selanjutnya adalah tanjakan terjal yang penuh dengan batu-batu besar. Di sini indikator sudut kemudi dan kemiringan mobil menjadi sangat penting karena Reza mengingatkan, semaksimal mungkin mobil harus dijaga agar berjalan di jalur lurus saat melewati rintangan seperti itu.
”Karena saat roda depan berbelok, traksi bisa hilang. Demikian juga jangan biasakan mengerem penuh saat di turunan yang licin karena traksi juga bisa hilang dan mobil bisa meluncur tak terkendali. Aktifkan fitur HDC (hill descent control) saat menemui turunan tajam,” pesan pria ramah ini.
Maka setelah mencari sudut kemudi yang pas, mobil pun kembali digas untuk mencari traksi maksimal dan perlahan tapi pasti mobil merangkak ke atas melewati seluruh rintangan tersebut dengan mulus.
Secara keseluruhan, Nissan Terra ini cukup tangguh dan masih nyaman digunakan di medan offroad. Suspensi double wishbone di poros depan dan suspensi multilink di poros belakang membuat bantingan mobil masih terasa nyaman walau di medan paling kasar sekali pun.
Berbagai fitur canggih juga disematkan di varian tertinggi ini, termasuk layar monitor untuk kamera mundur yang menjadi satu dengan kaca spion dalam. Saat diaktifkan, kaca ini berubah menjadi layar monitor yang memberikan pandangan 360 derajat di sekitar mobil. Fitur yang sangat berguna di medan offroad.
Fitur cruise control, hill start assist (HSA), dan hill descent control (HDC) juga sudah menjadi fitur standar. Susunan kursi tiga barisnya juga sudah mengadopsi theater seats sehingga baris kursi di belakang lebih tinggi dari baris di depannya. Dengan demikian, pandangan penumpang di baris belakang tak tertutupi penumpang di depannya.
Jika ada catatan pada mobil ini adalah pada material dasbor yang masih banyak berupa plastik keras, dan head unit serta roof monitor yang mengesankan sebuah produk aksesori aftermarket. Semuanya kurang memunculkan kesan mewah pada mobil yang dipasarkan seharga Rp 665 juta (on the road, Jakarta) ini.
Walau demikian, terkait permukaan plastik keras itu, ternyata membawa keuntungan tersendiri saat mobil usai dibawa menempuh jalur offroad. Cipratan-cipratan lumpur yang menempel di permukaan plastik keras ini ternyata lebih mudah dibersihkan daripada permukaan lain.