Perayaan Gerak dan Warna di Festival Payung

Setiap langkah tarian mereka mengalir bersama irama musik yang mengiringi dan membentuk cerita visual dari warna-warni payung di Taman Balekambang, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (6/9/2025). Payung-payung itu membuka menutup secara serentak menciptakan pola-pola indah yang menjadi bagian dari kemeriahan Festival Payung Indonesia 2025.

Payung yang biasanya menjadi alat pelindung panas dan hujan itu kini menjadi medium kolaborasi dan bagian agenda seni tahunan. Peserta dari berbagai komunitas, sanggar seni, dan sekolah berkumpul mengangkat tema Catra Panji yang mengisahkan perjalanan dan perjumpaan.

Festival Payung Indonesia tersebut bukan sebatas ajang seni biasa, melainkan gabungan semangat kebersamaan yang memadukan keindahan. Mereka mengemasnya secara modern dan inovatif. Payung yang awalnya sebatas alat pelindung diubah dalam banyak rupa dari kanvas lukisan, tarian, serta keterlibatan usaha kreatif.

Sebanyak 75 grup seni dari sejumlah daerah hadir mengisi beberapa panggung yang tersebar di sejumlah sudut taman. Selain itu, 35 perancang busana lokal juga memamerkan karya mereka dengan mengangkat tema yang beragam. Salah satunya peserta dari Thailand membawa keindahan budaya mereka dengan payung-payung berhiaskan lukisan.

Sementara itu, Taman Balekambang, yang dibangun tahun 1921 pada era kekuasaan KGPAA Mangkunegara VII, dengan keasriannya semakin meriah dengan kehadiran beragam warna payung. Siang itu, taman seluas 11,7 hektar tersebut tampak riuh pengunjung yang datang. Festival Payung Indonesia ini merangkum perayaan seni dengan perayaan warna dan gerak.