Napas Bertutur Alberthiene
Alberthiene Endah tak sekadar memindahkan hasil wawancara dalam tulisan. Penulis biografi itu berupaya merasuk dalam pikiran lawan bicaranya dengan transendental hingga mampu melihat dari perspektif mereka secara jernih.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F03%2F11%2F45b1c8e3-db13-4b40-b92b-f2ded1f8af1e_jpg.jpg)
Alberthiene Endah Penulis
Alberthiene Endah menggarap biografi dengan kelincahan membubuhkan sastra dipadukan afeksi kepada narasumbernya hingga membuahkan karya yang sangat berwarna. Ia menganyam interpersonal yang begitu erat hingga tak jarang diamanatkan menyimak rahasia mereka.
Alberthiene bergegas memasuki mal di Senayan, Jakarta. Ia tampak segar dengan riasan wajah elok, atasan berbahan tenun sutra garut merah dipadu putih, celana crop hitam, dan sepatu kitten. Di restoran itu, Alberthiene langsung memesan bebek crispy kegemarannya.
“Gue lagi menyiapkan sekitar lima buku lagi buat diluncurkan, nih,” ujarnya dengan semringah, Jumat (11/3/2022). Tuturan-tuturan selanjutnya meluncur deras dari bibir Alberthiene. Nada bicara antusias sekaligus bersahabat seketika menahbiskan kepribadian yang hangat.
Demikian keseharian Alberthiene dengan polah serasi dengan karya-karyanya yang luwes memainkan metafora, personifikasi, paradoks, hingga kerap puitis. Tak ayal, membaca biografi Alberthiene bukan menikmati baris-baris kalimat yang kaku, melainkan bagai membaca novel.
Ia sudah meluncurkan sekitar 55 buku biografi. Tokoh-tokoh yang digandeng Alberthiene acap kali terdepan dalam bidangnya, antara lain Joko Widodo, Ciputra, Titiek Puspa, Anne Avantie, Probosutedjo, Dato’ Sri Tahir, dan Ani Yudhoyono.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F03%2F11%2Faeba6e10-96a8-4b83-86a5-6f2c2649cc32_jpg.jpg)
Alberthiene Endah Penulis
“Kalau ditanya siapa yang berkesan dibikin biografi? Semua menyenangkan. Kalau menulis, gue pasti sudah jatuh cinta sama orangnya,” ucap Alberthiene. Ia sejenak tepekur juga sebelum akhirnya menyebutkan Chrisye sebagai sosok paling emosional yang dibiografikan. Alberthiene sungguh tercengang saat bertemu Chrisye.
“Gue ke rumahnya, Chrisye pakai kursi roda. Bukan yang biasa gue lihat sebab kanker paru-parunya sudah stadium 4,” ujarnya. Penyanyi kawakan itu baru kembali dari Singapura dan bokek lantaran pengobatan yang amat mahal. Ia tak bisa kemoterapi lagi.
“Sedih karena Chrisye idola gue. Mukanya bengkak. Enggak bisa jalan. Kakinya panas dan enggak bisa buang air. Harus dibantu,” katanya. Alberthiene menggali keharuan Chrisye selama enam bulan hingga akhir tahun 2006. Ia tak menganggap Chrisye objeknya.
Kadang, Alberthiene terisak-isak menyimak curhat Chrisye. Sang legenda tak hanya tengah bertarung dengan kesakitan dan waktu, tetapi juga psikosomatiknya. Pembawaan Alberthiene yang lekas akrab merekatkan kedekatannya dengan biduan senior itu.
Sumbangkan Royalti
“Gue bawa tiga kaset, dua kaset isinya nangis. Eh, pelan-pelan Chrisye ketawa. Istrinya sampai minta gue sering datang. Kalau ada gue, Chrisye ketawa terus,” ucap Alberthiene. Ia sampai beberapa kali mendorong kursi roda Chrisye ke berbagai pertunjukan.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F03%2F11%2Ffad2b694-ed6e-4143-bf5b-fff59d157517_jpg.jpg)
Alberthiene Endah Penulis
“Soalnya, terjadi kemajuan dahsyat. Chrisye karena cerita-cerita, semangat pengin show (tampil) lagi. Stasiun-stasiun TV dihubungi. Ya, mau dong mereka,” katanya. Buku berjudul Chrisye : Sebuah Memoar Musikal itulah yang paling menguras segala emosi Alberthiene.
Dokter di Singapura yang tak memercayai gelora Chrisye kembali berkonser menganggapnya keajaiban. Umur Chrisye yang semula diperkirakan hanya tujuh bulan lagi kenyataannya bisa lebih panjang tiga bulan hingga ia tutup usia pada akhir Maret 2007.
Lebih kurang 40 hari sebelumnya, Alberthiene berhasil merilis karyanya meski tak dihadiri mendiang sahabatnya itu. Semua donasi dan royalti disumbangkan buat Chrisye. “Benar-benar hati gue yang kerja. Enggak ada bayaran kecuali rasa bahagia,” ucapnya.
Alberthiene memang tak cuma memindahkan hasil wawancara dalam tulisan. Ia berupaya merasuk dalam pikiran lawan bicaranya dengan transendental hingga mampu melihat dari perspektif mereka secara jernih. Pendalaman itu pula yang ia terapkan terhadap Merry Riana. Alberthiene hanya punya waktu delapan hari untuk bertemu motivator ulung tersebut.
Tak menyia-nyiakan kesempatan itu, ia enggan sekadar mengobrol. Alberthiene mengunjungi tempat-tempat yang paling Riana rasakan saat jatuh bangun di Singapura. Alberthiene mengamati betul detil-detil kampus, kantor, dan lorong hingga menyuguhkan deskripsi yang menari-nari bak pembacanya tengah menonton film. Biografi berjudul Mimpi Sejuta Dolar itu merupakan karya terlaris Alberthiene dengan taksiran mencapai ratusan ribu eksemplar.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F03%2F11%2Fb9fd197b-a78a-4ff7-92f7-09055de58d58_jpg.jpg)
Alberthiene Endah Penulis
Kedekatannya dengan sejumlah negarawan mengantar Alberthiene menembus protokoler hingga fasilitas yang ia sendiri sulit bayangkan. “Naik jet pribadi JK (Jusuf Kalla) karena mesti ke Makassar lihat rumahnya. Lucu juga. Ada norak-noraknya sedikit,” katanya sembari tergelak.
Saat pesawat kepresidenan membumbung tinggi di antara mega-mega berarak, ia duduk di belakang Ani Yudhoyono. Benak Alberthiene dipadati dinamikanya yang penuh pasang surut namun juga sangat mengasyikkan. “Inilah dunia yang membuat gue bisa di posisi sekarang. Buat gue, bertutur lewat biografi sudah seperti napas,” katanya.
Jangan salah, ia banyak menolak permintaan. Seorang seniman terkenal sampai mencak-mencak saat Alberthiene tak menyanggupi permintaannya. "Kita enggak bisa menilai lo pantas ditulis atau enggak. Hak asasi orang mengisahkan hidupnya tapi empati sangat berpengaruh,” katanya.
Alberthiene mengawali kegandrungannya menuangkan riwayat sosok terkemuka saat meliput Uskup Belo untuk majalah perempuan, tahun 1996. Biografi perdananya bermula ketika ia menulis Krisdayanti dalam lima edisi majalah. Penyanyi yang akrab disapa KD itu sangat gembira hingga menelepon Alberthiene dan minta dibikinkan buku. Karya berjudul Seribu Satu KD itu meledak. Saat diluncurkan, tahun 2003, bukunya sudah dicetak ulang.
“Sehari setelahnya, gue sudah dapat klien kedua. Raam Punjabi telepon. Kata Raam, bukunya begitu cemerlang dan you (kamu) mesti bikin saya punya,” kata Alberthiene. Ia melepas karier jurnalisnya untuk fokus tak hanya menyusun biografi. Hingga saat ini, Alberthiene telah menyelesaikan tujuh novel, bahkan ratusan skenario film, FTV, dan sinetron.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F03%2F11%2Ff5c2888f-fa7b-43a2-9976-ed24cd300c1e_jpg.jpg)
Alberthiene Endah Penulis
Bukan paparan yang mulus-mulus saja. Alberthiene diamanatkan Krisdayanti untuk membeberkan rahasia suramnya dalam buku kedua bertajuk My Life, My Secret yang terbit tahun 2009. Krisdayanti menguak operasi plastik, gonjang-ganjing rumah tangga, hingga mengonsumsi narkoba.
Alberthiene tak keliru menulis. Kenyataannya, ia dihujat fans militan Krisdayanti yang menampik kekurangan-kekurangan idola mereka. “Gue sampai tanya KD waktu bikin buku, enggak salah? Kata KD, enggak. Justru KD pengin tahu, penggemarnya tetap cinta atau enggak, tapi malah gue yang diprotes,” ujarnya.
Ia melingkupi sumber-sumbernya dengan kekariban hingga mereka nyaman mengungkapkan sisi yang tertutup. Banyak kegundahan yang tak bisa dicantumkan dalam buku. “Bukan berangkat dari sukses tapi PR terbesar, bagaimana mereka memuntahkan traumatis yang membentuk karakternya,” katanya.
Seorang kerabat dari elite kekuasaan pada masa lampau umpamanya, pernah menyibak tabir sejarah yang bakal bikin geger jika dilampirkan dalam biografi. “Orangnya punya banyak rahasia tapi kalau ditulis, bisa bangunin macan tidur. Gue mesti mikir dampaknya juga,” ujar Alberthiene.
Peduli Satwa
Hanya dua minat paling menarik Alberthiene, menulis dan kepeduliaan terhadap satwa. Ia punya anjing hingga enam ekor. Itu pun, tadinya 10 ekor. “Mulai berkurang sejak tahun 2019. Semua anjing gue umurnya panjang. Paling tua 17 tahun. Usia anjing rata-rata 12 tahun,” ujarnya.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F03%2F11%2Fb553e82e-96c3-45e9-935e-ecebb1f2b5e6_jpg.jpg)
Alberthiene Endah Penulis
Di sela berbincang, ia terlihat berkali-kali mengecek Loco, anjingnya lewat ponsel. Alaskan malamute berusia 14 tahun itu sedang sakit keras. “Halo, kondisinya baik? Kalau bisa, ditandu ke taman biar menghirup hawa segar,” pintanya kepada pengasuh Loco.
Alberthiene tak segan merogoh kocek untuk menolong aneka satwa. Anjing yang ia santuni sudah ratusan ekor. Buaya, monyet, hingga macan pun pernah diselamatkan. “Gue bantu bikin selter. Pakai uang sendiri. Gue suka turun dari mobil terus marahin pedagang yang keji memperlakukan hewan,” katanya.
Alberthiene dengan kemapanannya saat ini dengan ringan tangan berbagi penghidupan dengan makhluk lain. Ia termasuk penulis biografi paling banyak dicari di Indonesia. Pengakuan itu tak berlebihan mengingat tawaran yang senantiasa menghampirinya tanpa diminta.
“Ini contohnya, konglomerat di Jawa Tengah minta ditulis biografi,” ujar Alberthiene sembari menunjukkan pesan di ponselnya dengan berseri-seri. Jika boleh memilih individu yang bisa dibiografikan, Alberthiene spontan menyebut Bill Gates karena filantropinya yang sangat kuat.
Ia pun tak pelit berbagi ilmu. Alberthiene misalnya, mengisi sesi daring penulisan biografi pada akhir Februari dan awal Maret 2022. Setiap pertemuan bisa diikuti 300 peserta. Ia santai saja mementori rekan-rekannya tanpa dibayar. “Animo menulis biografi di Indonesia sebenarnya masih senyap. Gue senang melahirkan penulis-penulis baru,” katanya.
Biodata
Nama : Alberthiene Endah
Tempat, tanggal lahir: Bandung, 16 September
Suami : Dio Hilaul
Pendidikan :
SDN Beji 07 Depok
SMPN 02 Depok
SMAN 38 Jakarta Selatan
Sastra Belanda Universitas Indonesia