Ramah-tamah Thomas Djiwandono di Tengah Spekulasi Sosok Menkeu Baru
Momentum Thomas berkenalan dengan media satu bulan jelang lengsernya Jokowi dan naiknya Prabowo itu dinilai sarat makna.
Sosok Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono bisa dibilang penuh misteri. Bagaimana tidak, sejak resmi ditunjuk menjadi Wakil Menteri Keuangan II pada 18 Juli 2024 lalu, keponakan presiden terpilih Prabowo Subianto itu jarang tampil di depan publik, apalagi berinteraksi dengan media.
Thomas hampir tidak pernah berseliweran di media sosial, berbeda dengan adiknya, politisi Partai Gerindra, Budi Djiwandono, yang lebih aktif muncul di publik. Pria berusia 52 tahun itu sebenarnya sosok penting dalam urusan politik dan bisnis Prabowo, tetapi ia lebih banyak bergerak di belakang layar.
Baca juga: Tebak-tebakan Sosok Menteri Keuangan Seusai Pertemuan Sri Mulyani dan Prabowo
Ia menjabat sebagai Bendahara Umum Partai Gerindra serta mengurusi keuangan dan logistik Prabowo sebagai bendahara tim kampanye setiap kali pamannya itu maju sebagai calon presiden dalam pemilihan umum. Namun, sebagai politisi, Thomas terhitung jarang tampil.
Namanya juga tercantum sebagai direktur dan komisaris di sejumlah perusahaan Prabowo dan Hashim Djojohadikusumo. Lagi-lagi, sebagai pebisnis, Thomas hampir tidak pernah menampakkan diri.
Nama Thomas baru sering beredar akhir-akhir ini setelah ia ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Wakil Menkeu II, hanya beberapa bulan sebelum pemerintahan Jokowi berakhir.
Akan tetapi, sebagai pejabat pemerintahan pun, Thomas tetap menjaga sisi privat dan ”misteriusnya”. Setelah menjabat, ia memang beberapa kali hadir di sejumlah acara untuk mendampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani. Namun, ia biasanya tak banyak bicara.
Sebagai contoh, dalam agenda rutin konferensi pers Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kita yang digelar Kementerian Keuangan (Kemenkeu) setiap bulan untuk melaporkan kinerja keuangan negara.
Dalam kesempatan itu, wartawan mengajukan banyak pertanyaan untuk Thomas, khususnya terkait penyusunan Rancangan APBN (RAPBN) 2025 dan program makan bergizi gratis yang merupakan janji kampanye pamannya, Prabowo. Namun, tak satu pun pertanyaan itu dijawab.
Thomas beberapa kali memang berbicara di depan publik, tetapi bukan dalam konteks yang interaktif.
Undangan ramah-tamah
Dalam sejumlah kesempatan, seperti saat mendampingi Sri Mulyani dalam rapat-rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat untuk membahas RAPBN 2025, Thomas juga hadir. Akan tetapi, ia tidak bersedia diwawancarai secara doorstep (wawancara cegat) oleh wartawan.
Padahal, mengawal penyusunan RAPBN 2025 adalah ”tugas utama” yang dititipkan Prabowo kepada Thomas. Ia sengaja dijadikan Wamenkeu II untuk memastikan penyusunan RAPBN 2025 sudah sejalan dengan visi-misi Prabowo.
Thomas beberapa kali memang berbicara di depan publik, tetapi bukan dalam konteks yang interaktif, alias hanya untuk memberi kata sambutan mewakili Kemenkeu atau menggantikan Sri Mulyani.
Itulah mengapa, undangan acara bertajuk Ramah Tamah Wakil Menteri Keuangan II dengan Wartawan pada Rabu (11/9/2024) di Kemenkeu cukup mengejutkan. Setelah dua bulan menjabat, Thomas akhirnya mau berinteraksi dengan wartawan.
Baca juga: Dilantik Jadi Wamenkeu, Siapa Thomas Djiwandono?
Sesi ramah-tamah Thomas berlangsung dua jam. Ia mengawali dengan kata sambutan, disusul makan siang bersama. Sambil menikmati hidangan, Thomas dengan berbincang-bincang dengan jurnalis, mulai dari topik santai hingga serius.
Ikhtiar Thomas berkenalan dengan wartawan itu juga terhitung cukup ”niat”. Ia meminta puluhan wartawan yang hadir untuk satu per satu mengenalkan diri hingga menyampaikan harapan mereka untuk Thomas dan Kemenkeu ke depan.
Hampir semua jurnalis meminta Thomas bisa lebih terbuka ke publik, berkenan dicegat untuk wawancara doorstep, serta menjawab pertanyaan yang ditujukan kepadanya saat sesi konferensi pers resmi.
Wartawan juga meminta Thomas bisa melanjutkan, bahkan meningkatkan, tradisi keterbukaan informasi di Kemenkeu. Saat mendengar masukan itu, Thomas mengangguk dan sesekali ikut berkomentar. Ia juga sempat berjanji untuk lebih terbuka kepada media dan publik.
Sosok menkeu baru
Agenda Thomas beramah-tamah dengan media itu muncul di tengah ramainya spekulasi mengenai siapa sosok menteri keuangan selanjutnya di kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran Rakabuming Raka. Maklum, satu bulan lagi, Prabowo akan resmi menjabat dan menteri keuangan adalah jabatan menteri ekonomi yang paling strategis.
Sosok menkeu idealnya bukan seorang politisi, apalagi orang terdekat presiden.
Tebak-tebakan sosok menteri keuangan baru belakangan semakin ramai setelah pertemuan Prabowo dengan Sri Mulyani dan Thomas di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (9/9/2024) lalu. Dalam foto-foto pertemuan yang terlihat akrab dan penuh tawa itu, warganet sibuk menebak-nebak apakah Sri Mulyani akan kembali lanjut menjadi menteri keuangan atau tidak.
Sebagian besar diskusi dengan Thomas dalam acara ramah-tamah itu bersifat off the record (tidak bisa dikutip). Namun, pada akhir acara, untuk memenuhi permintaan awak media, Thomas memberi waktu lima menit untuk menjawab pertanyaan jurnalis secara on the record (bisa dikutip).
Salah satu isu yang ditanyakan adalah mengenai isi pertemuannya dengan Sri Mulyani dan Prabowo serta ada atau tidaknya tawaran kursi menteri keuangan untuk Sri Mulyani dalam pertemuan itu, seperti spekulasi yang akhir-akhir ini berkembang.
Thomas mengatakan, dalam pertemuannya dengan Sri Mulyani dan Prabowo, tidak ada pembahasan mengenai kursi menteri. Prabowo, ujarnya, tidak menawarkan kursi menteri keuangan kepada Sri Mulyani dalam perjumpaan "hangat" selama nyaris tiga jam itu.
”Tidak ada (tawaran untuk Sri Mulyani). Kami tidak memberikan, tidak ada bahasan sama sekali mengenai posisi dan apa, baik itu antara Bu Sri Mulyani, Pak Prabowo, maupun keseluruhan kabinet. Tidak ada sama sekali, kami bicara substansi APBN,” kata Thomas.
Baca juga: Menteri Keuangan Baru yang Dinantikan Pasar
Sarat makna
Sejumlah kalangan menilai, momentum Thomas beramah-tamah dengan media satu bulan menjelang lengsernya pemerintahan Jokowi itu sarat makna.
Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies Bhima Yudhistira menangkap sinyal bahwa Thomas akan tetap lanjut memimpin di Kementerian Keuangan. Bisa sebagai wakil menteri, bahkan menteri keuangan berikutnya. Apalagi, ia sampai berniat berkenalan dengan jurnalis yang bertugas di Kemenkeu, meski logikanya satu bulan lagi ia semestinya sudah tidak menjabat.
”Yang dibutuhkan Prabowo sepertinya adalah sosok yang ada di dalam lingkaran politiknya, mengingat ada banyak program ambisius Prabowo yang membutuhkan anggaran besar,” kata Bhima.
Sinyal itu memang sudah muncul sejak Presiden Jokowi menjadikan Thomas sebagai Wamenkeu II hanya tiga bulan sebelum pemerintahannya lengser. Tak hanya itu, dalam beberapa kesempatan, Sri Mulyani juga sering melempar sinyal serupa.
Contohnya, ketika Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR pada Agustus 2024, ia ”menitipkan” Thomas kepada para anggota Dewan, bahkan menyebut Thomas sebagai penerusnya. ”Titip wakil menteri saya yang ini, Pak, ini yang akan meneruskan,” kata Sri Mulyani saat itu, mengacu pada Thomas.
Pasar pasti menghendaki menkeu yang teknokratis dan mampu mengatakan tidak pada Prabowo.
Akan tetapi, Bhima mengingatkan, sosok menteri keuangan idealnya bukan seorang politisi, apalagi orang terdekat presiden. Seorang menteri keuangan harus bisa menjaga presiden dalam ”rel” pembangunan yang semestinya, bahkan mengatakan ”tidak” pada presiden untuk menjaga keuangan negara tetap sehat.
”Jadi, Prabowo harus berhati-hati memilih menkeu baru. Sebab, pasar pasti menghendaki menkeu yang teknokratis dan mampu mengatakan tidak pada Prabowo,” ujarnya.
Senada, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, menteri keuangan baru pengganti Sri Mulyani memang sebaiknya dari kalangan profesional, bukan partai, seperti wamenkeu saat ini. Hal itu untuk menghindari terjadinya intervensi politik yang berlebihan dalam pengelolaan keuangan negara.
”Sekarang ini wamenkeu sudah dari partai (Thomas). Tetapi, untuk menkeu semestinya dari profesional. Bukan hanya background pendidikan dan pengalaman, tetapi juga kapasitas untuk bisa mengimbangi arah kebijakan Prabowo dan menjawab kekhawatiran pasar terkait governance dan disiplin tata kelola fiskal ke depan,” katanya.
Tinggal satu bulan lagi menuju era pemerintahan baru. Harapan dan peringatan sudah dititipkan. Sosok mana yang kelak akan menjadi menteri keuangan baru? Hanya waktu, dan Prabowo Subianto, yang akan menjawab.