Optimalkan Pasar Potensial di Indonesia, GoTo Cabut dari Vietnam
Keputusan ini menjadi strategi rasionalisasi bisnis yang sejalan dengan fokus pada pertumbuhan jangka panjang.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk menutup bisnisnya di Vietnam. Penutupan cabang ini bertujuan untuk memperkuat kegiatan operasional yang dapat memberikan potensi pertumbuhan yang berkelanjutan. Di sisi lain pengamat menilai, ini menjadi strategi wajar mengingat bisnis di Vietnam tidak akan memberikan keuntungan berkelanjutan.
Corporate Secretary GoTo Koesoemohadiani menyampaikan, bisnis GoTo, yaitu Gojek di Vietnam, akan ditutup mulai 16 September 2024. Gojek diketahui telah mengoperasikan usaha ride hailing yang disebut Go-Ride dan layanan pengantaran makanan, GoFood, di Vietnam sejak 2018.
”Kami mengambil keputusan strategis ini agar bisa lebih fokus mengembangkan dan memperkuat kegiatan operasional yang dapat memberikan potensi pertumbuhan signifikan secara berkelanjutan,” kata Koesoemohadiani dalam rilis yang dikutip Kamis (5/9/2024).
Strategi ini, kata Koesoemohadiani, sejalan dengan agenda Grup GoTo dalam mendorong pertumbuhan bisnis jangka panjang. Bisnis di Vietnam menyumbang kurang dari 0,5 persen dari nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) Grup GoTo dan 2 persen dari GTV on-demandservices pada triwulan II-2024.
”Keputusan bisnis ini tidak akan berdampak negatif pada operasionalisasi perseroan secara lebih luas, serta kinerja bisnis dan keuangan secara menyeluruh. GoTo akan terus berinvestasi pada inisiatif yang dapat menghasilkan pertumbuhan dengan tetap berkomitmen pada target EBITDA (penghasilan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) yang disesuaikan dengan break even untuk keseluruhan tahun 2024,” ujarnya.
GoTo memastikan, penutupan cabang akan diikuti dukungan kepada semua pihak yang terdampak selama proses transisi, sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di wilayah tersebut.
Menanggapi hal itu, ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai strategi bisnis ini adalah rasionalisasi strategi perusahaan, terlebih setelah GoTo menjadi perusahaan terbuka.
”Ketika IPO (penawaran saham perdana), orientasi perusahaan berubah dari mengejar valuasi semata menjadi mengambil keuntungan. Perusahaan harus bisa meyakinkan investor ritel dan swasta bahwa perusahaan akan mendapatkan profit dalam waktu tertentu. Maka, salah satu strategi yang dilakukan adalah memilih pasar yang memang potensi pasarnya cukup besar,” tutur Nailul saat dihubungi Kompas.
Faktor berikutnya, menurut Nailul, adalah menggeser strategi bakar uang di Vietnam menjadi strategi mengoptimalkan pasar potensial di Indonesia. Pasar tersebut selain Indonesia adalah Singapura. Dengan kondisi strategi perusahaan saat ini dan kondisi pendanaan yang terbatas, ujarnya, GoTo lebih baik mengembangkan pasar lebih luas di Indonesia.
”Vietnam memang cukup potensial, tetapi dibandingkan dengan Indonesia, tentu juga cukup jauh potensi pasar ride hailing-nya. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar juga saya rasa mempunyai daya tawar yang lebih menarik dan bisa mendatangkan keuntungan yang cukup besar bagi perusahaan. Ketika ada negara yang memang tidak menguntungkan, ya, sangat wajar jika perusahaan tersebut cabut dari sana,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan Direktur Segara Research Institute Piter Abdullah. Menurut dia, kue yang diperebutkan di Vietnam, baik untuk saat ini ataupun di masa mendatang, jauh lebih kecil dibandingkan potensi pasar Indonesia. Selain itu, untuk mengembangkan bisnis di Vietnam, butuh lebih banyak bakar uang untuk promo dan subsidi pelanggan karena pasarnya sudah terfragmentasi.
“Pada titik ini, Gojek mungkin berfikir daripada bakar uang di negeri orang demi memperebutkan kue yang tidak seberapa, mengapa tidak sekalian saja fokus memperkuat dominasi di pasar domestik. Apalagi di sini Gojek menjadi tuan rumah yang ditopang oleh ekosistem bisnis yang lengkap dan terintegrasi. Jadi, keputusan strategis ini sesuatu yang positif,” kata Piter.
Pengumuman cabutnya Gojek dari Vietnam tidak berdampak signifikan terhadap pergerakan saham GoTo. Pada Kamis (5/9/2024), harga saham GoTo bertahan di angka Rp 53 per lembar. Harga ini tidak banyak berubah sejak pekan ketiga Juni 2024. Kondisi ini menempatkan titik terendah saham GoTo sejak tercatat di bursa pada 11 April 2022. Saat IPO, harga saham GoTo tercatat Rp 388 per lembar.