Cemerlang di Akhir Agustus, IHSG Diperkirakan Akan Terkoreksi akibat Ambil Untung
Sejak awal 2024, IHSG telah mencetak pertumbuhan 5,31 persen hampir ke level 7.700.
Oleh
ERIKA KURNIA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG menunjukkan kinerja cemerlangnya di pengujung Agustus 2024. Investor jangka pendek perlu mewaspadai potensi ambil untung yang akan membuat IHSG terkoreksi.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari perdagangan terakhir di Agustus atau triwulan ketiga tahun ini masih terlihat menguji level 7.700. Pada perdagangan sesi I, Jumat (30/8/2024), IHSG berada di posisi 7.658, tumbuh 0,41 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Dibandingkan dengan awal 2024, IHSG telah mencetak pertumbuhan 5,31 persen. Pencapaian ini dilalui setelah masa-masa menantang di triwulan II-2024 dan awal triwulan III-2024. IHSG sempat jatuh ke level 6.700 pada pertengahan 2024.
Investor asing secara besar-besaran menjual kepemilikan sahamnya. Data Bank Indonesia (BI) mencatat, dari awal 2024 hingga 27 Juni 2024, investor nonresiden atau asing melakukan jual neto Rp 9,78 triliun di pasar saham. Namun, sebulan terakhir, investor asing telah mencetak pembelian neto senilai Rp 16,67 triliun.
Wakil direktur lembaga riset pasar modal, PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, menganalisis, pendorong utama pergerakan IHSG masih karena ekspektasi atas penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS). Mayoritas pelaku pasar masih meyakini AS akan menurunkan suku bunga acuannya pada September mendatang.
Situasi ini membuat IHSG dalam waktu singkat mengalami reli hingga 15 persen sejak pertengahan 2024 atau dua bulan terakhir. ”Walau secara umum akan berimbas positif, pasar saat ini saya melihat sudah price-in di level 7.700. Reli lebih lanjut mungkin terjadi apabila penurunan suku bunganya di atas ekspektasi,” ujarnya kepada Kompas.
Sepanjang tidak ada katalis negatif dari makroekonomi, IHSG seharusnya mampu bertahan di ’support’ 7.500.
Dengan analisis ini, ia membaca ke depan akan ada potensi ambil untung dari investor. Kondisi ini membuat IHSG bisa kembali turun ke level 7.500 sambil menunggu sentimen positif dari kinerja keuangan perusahaan di triwulan ketiga 2024.
”Sepanjang tidak ada katalis negatif dari makroekonomi, IHSG seharusnya mampu bertahan di support 7.500,” imbuh Wawan.
Untuk saat ini, kenaikan IHSG utamanya ditopang sektor keuangan yang akan diuntungkan dengan penurunan suku bunga. Selanjutnya, diikuti oleh saham dari sektor konsumen dan sektor lain yang dipandang diuntungkan penguatan rupiah, seperti telekomunikasi.
Tim analis Phintraco Sekuritas, dalam keterangannya, memperkirakan sampai akhir perdagangan Jumat (30/8), IHSG akan bergerak di antara level 7.631 dan 7.700 hingga penutupan perdagangan.
”Yang menarik untuk diperhatikan adalah kondisi perbaikan data ekonomi terbaru di AS yang direspons dengan peningkatan peluang pemangkasan suku bunga acuan The Fed sebesar 50 bps di FOMC September 2024. Peluang pemangkasan 50 bps naik dari kisaran 27 persen ke kisaran 33 persen di Kamis (29/8),” kata Valdy K, salah satu tim analis.
Selanjutnya, pasar masih akan disibukan dengan banyak data ekonomi penting dari AS dan Eropa, termasuk inflasi produsen di AS, inflasi di Eropa, dan tingkat pengangguran di Jerman. ”Data tersebut mengisi kekosongan sentimen domestik yang cenderung minim data pada akhir pekan ini,” ungkapnya.