Kapasitas Bandara I Gusti Ngurah Rai akan ditambah dari 24 juta penumpang per tahun menjadi 32 juta per tahun.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kinerja perusahaan-perusahaan pelat merah sektor transportasi pada semester I-2024 terpantau positif. Wisatawan mancanegara menjadi salah satu kelompok konsumen yang berkontribusi, sejalan dengan statistik masuknya wisatawan asing hingga medio tahun ini.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat sebanyak 330.088 wisatawan mancanegara (wisman) menggunakan moda transportasi tersebut pada 1 Januari 2024 hingga 31 Juli 2024 di wilayah Jawa dan Sumatera. Pemesanan tiket sejak awal tahun hingga hari ini, Kamis (22/4/2024), telah mencapai mencapai 410.051 lembar.
Adapun tahun lalu, dalam periode yang sama, KAI telah mengakomodasi 533.594 tiket wisman, naik 95,4 persen dibanding tahun 2022. ”Saat ini, KA masih menjadi moda transportasi pilihan para wisman saat melakukan wisata di Indonesia. Jumlah tertinggi para wisman menggunakan kereta api pada 2024 terjadi di bulan Juli sebanyak 78.441 orang,” ujar Vice President Public Relations KAI Anne Purba dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas, Kamis (22/8/2024).
Kota-kota favorit tujuan tersebar di sepanjang Jawa, antara lain Bandung, Semarang, Cirebon, Yogyakarta, Purwokerto, dan Banyuwangi. Adapun di Sumatera, Kota Medan menjadi tujuan dengan peminat tertinggi.
Dikutip dari laporan Badan Pusat Statistik, secara keseluruhan, jumlah kunjungan wisman sepanjang Januari-Juni 2024 mencapai 6,41 juta kunjungan. Angka itu naik 21,02 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Dari sisi udara, sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengumumkan, maskapai penerbangan Emirates akan mengoperasikan dua armada pesawat Airbus 380 yang melayani 14 kali penerbangan per pekan ke Bali pada 1 September hingga 26 Oktober 2024. Airbus 380 itu akan menggantikan Boeing 777 yang selama ini digunakan maskapai dari Uni Emirat Arab itu.
Adyatama Kepariwisataan Kemenparekraf Nia Niscaya mengatakan, dengan perubahan armada itu, kapasitas kursi maskapai Emirates kan bertambah dari sebelumnya 7.301 kursi per minggu menjadi 8.610 kursi tiap minggunya. ”Ini memberikan peluang mendatangkan wisman dari berbagai negara karena layanan Emirates itu mencapai lebih dari 150 destinasi,” ujar Nia.
Selain Emirates, sejumlah maskapai internasional juga membuka rute penerbangan ke Bali. Pertama, Jeju Air dari Korea Selatan yang menawarkan rute Incheon-Denpasar serta sebaliknya mulai 27 Oktober 2024. Kedua, Air Asia dengan rute Kota Kinabalu (Malaysia)-Denpasar; Phuket (Thailand)-Denpasar; dan, Cairns (Australia)-Denpasar yang telah dimulai bulan ini.
Ini memberikan peluang mendatangkan wisman dari berbagai negara karena layanan Emirates itu mencapai lebih dari 150 destinasi,
Maskapai dari Negeri Bambu, China Southern Airlines juga akan membuka kembali rute Shenzen-Denpasar yang telah dibuka sejak 19 Agustus 2024. Maskapai itu akan melayani penerbangan tujuh kali sepekan
Sementara itu PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) melaporkan, sepanjang semester I-2024, InJourney telah melayani sekitar 75 juta pergerakan penumpang baik wisman maupun wisatawan domestik. Angka itu tumbuh 4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Tingkat pemulihan (recovery rate) sebesar 93 persen dibanding periode semester I-2019.
”Artinya, saat ini kami berada di jalur yang sangat baik untuk terus mencatatkan kinerja positif, serta untuk merealisasikan target full recovery,” kata Direktur Utama InJournye Airports Faik Fahmi.
Untuk itu, sejumlah pembenahan dilakukan pada beberapa bandara-bandara Indonesia. Bandara Soekarno-Hatta (Banten) akan diperbaiki penampilannya.
Pengembangan dan peningkatan kapasitas juga akan dilakukan di Bandara Sultan Hasanuddin, Sulawesi Selatan. Menurut rencana, kapasitas Bandara Hasanuddin akan dinaikkan dari 7 juta penumpang per tahun menjadi 15 juta penumpang per tahun. Selain itu, kapasitas dan fasilitas Bandara I Gusti Ngurah Rai (Bali) akan ditambah dari 24 juta penumpang per tahun menjadi 32 juta penumpang per tahun.
”Tujuan transformasi bandara yang sedang berjalan adalah untuk menciptakan pengalaman yang menyenangkan pada seluruh rangkaian perjalanan, melalui perubahan mindset dan pola manajemen dalam memberikan pelayanan,” tutur Faik.
Tahap akhir merger
Terkait aspek kelembagaan Angkasa Pura, sejauh ini upaya holding Injourney menggabungkan (merger) PT Angkasa Pura I dan dan PT Angkasa Pura II masih berlanjut. ”(Kami) Sedang menyelesaikan terkait aspek compliance (kepatuhan) saja, tetapi secara konsep bisnis dan rencana ke depan itu sudah kami siapkan,” ujar Faik.
Ia mengatakan merger ini tak hanya menyelesaikan isu Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II tetapi juga masalah industri aviasi di Indonesia. ”Dulu, kami cenderung jalan sendiri-sendiri. Dengan merger ini, strategi jadi lebih terintegrasi sehingga bisa menyelesaikan banyak masalah yang ada,” kata Faik.
Proses penggabungan diperkirakan tak akan memangkas jumlah karyawan sebab merger diharapkan memperbesar perusahaan, bukan memperkecilnya.
Merger juga dinilai cara iyang dapat membuka jenjang karier yang lebih baik bagi para karyawan. Merger ditargetkan rampung pada September mendatang, sebelum pemerintahan berganti.