Bagaimana Kinerja Grab, Sea Limited, dan GoTo pada Triwulan II-2024?
Grab dan GoTo Group berhasil mengurangi rugi, sedangkan Sea Limited malah mengalami penurunan laba bersih.
Perusahaan teknologi di bidang ekonomi digital asal Asia Tenggara, seperti Grab, Sea Limited, dan GoTo Group, baru-baru ini telah merilis laporan kinerja triwulan II-2024. Secara umum, Grab dan GoTo Group berhasil mengurangi rugi. Sementara Sea Limited mengalami penurunan laba bersih. Bagaimana hasil lengkapnya?
Grab
Pada Kamis (15/8/2024), mengutip The Business Times, perusahaan penyedia aplikasi super Grab Holdings Ltd (Grab) mengumumkan kinerja keuangan triwulan II-2024. Grab membukukan rugi 53 juta dollar AS. Nilai rugi ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023 senilai 135 juta dollar AS. Hanya saja, nilai kerugian triwulan II-2024 senilai 53 juta dollar AS melebihi perkiraan delapan analis Bloomberg, yaitu 43,4 juta dollar AS.
Pada triwulan II-2024, Grab membukukan pendapatan senilai 664 juta dollar AS, naik 17 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan di semua segmen produk Grab.
Grab membukukan rugi 53 juta dollar AS. Nilai rugi ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023 senilai 135 juta dollar AS.
Sementara laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan naik menjadi 64 juta dollar AS pada triwulan II-2024. Pencapaian yang sesuai ekspektasi banyak analis ini sebagian diimbangi oleh peningkatan beban pajak penghasilan.
Bersamaan dengan pengumuman laporan kinerja keuangan triwulan II-2024, pada Kamis pukul 09.58 di New York, harga saham Grab di Nasdaq merosot 5,5 persen persen.
Saham Grab, yang sebelumnya merupakan salah satu perusahaan rintisan terpopuler di Asia Tenggara, turun 69 persen sejak melantai di bursa saham Nasdaq pada akhir 2021. Namun, harga sahamnya telah stabil pada 2024 karena kerugiannya berkurang.
Chief Financial Officer Grab Peter Oey, dalam siaran pers, mengatakan, selama sepuluh triwulan berturut-turut, pertumbuhan EBITDA yang disesuaikan tumbuh positif. Perusahaan berharap dapat mencapai arus kas bebas yang disesuaikan secara positif pada akhir 2024.
”Itu akan menjadi tonggak penting bagi kami. Tonggak penting berikutnya ialah memperoleh laba bersih yang positif,” ujar Peter.
Mengutip pemberitaan Bloomberg, Grab, yang didukung oleh Uber Technologies Inc, mengalami pertumbuhan yang lambat dari tingkat tiga digit pada tahun-tahun sebelumnya karena pelanggan mereka di kawasan Asia Tenggara mengurangi pengeluaran untuk mengatasi inflasi dan suku bunga yang tinggi.
Baca juga: Perusahaan ”Ride Hailing” Ramai-ramai Masuk ke Ekosistem Bisnis Makan di Restoran
Grab berusaha membuktikan bahwa upaya pemotongan biaya yang ketat membuahkan hasil. Perusahaan yang berbasis di Singapura itu berfokus mencapai laba setelah bertahun-tahun menghabiskan uang untuk meningkatkan pangsa pasarnya dan bersaing dengan para rivalnya.
Analis Bloomberg Intelligence, Nathan Naidu, memandang, kerja sama yang dilakukan dengan Trip.com semestinya memungkinkan Grab untuk terus memperoleh keuntungan, terutama dari para wisatawan yang berkunjung ke Asia Tenggara. Bisnis Grab lainnya, yakni teknologi finansial, juga berpotensi mendorong pendapatan perusahaan di tengah bisnis pengiriman makanan yang kian menantang.
Sea Limited
Sea Limited mengumumkan laporan kinerja keuangan triwulan II-2024 pada Selasa (13/8/2024). Pada periode ini, pendapatan perusahaan melonjak 23 persen dibandingkan dengan periode triwulan II-2023 menjadi 3,8 miliar dollar AS. Segmen perdagangan secara elektronik atau e-dagang Sea Limited, yakni Shopee, memainkan peran penting dalam pertumbuhan itu dengan peningkatan pendapatan dari tahun ke tahun sebesar 33,7 persen menjadi 2,8 miliar dollar AS.
Bloomberg melaporkan, Shopee telah menaikkan komisi yang dibebankan kepada pedagang di banyak pasar inti sekitar sepertiga sejak awal 2024. Langkah ini membuat biaya Shopee jauh di atas para pesaingnya sekaligus menunjukkan bahwa Sea Limited merasa aman dalam upayanya menjadi mitra penting bagi para pedagang, dibantu oleh basis pengguna e-dagang yang luas dan layanan pengiriman yang mapan.
Baca juga : Terkait Dugaan Persaingan Tidak Sehat, KPPU Sebut Shopee Siap Ubah Perilaku
Dalam siaran pers, CEO Sea Limited Forrest Li mengharapkan Shopee mampu menghasilkan laba operasi pada triwulan III-2024, dengan total nilai barang terjual di platform atau gross merchandise value (GMV) tumbuh 20 persen. Sebelumnya, dia memperkirakan, GMV Shopee hanya belasan persen.
Terlepas dari pertumbuhan pendapatan, laba bersih SEA Limited menurun tajam. Pada triwulan II-2023, perusahaan membukukan laba bersih senilai 331 juta dollar AS. Sementara pada triwulan II-2024, laba bersihnya turun menjadi 79 juta dollar AS.
Setelah anjlok selama dua tahun, harga saham Sea Limited mulai naik sekitar 65 persen pada 2024. Sebab, investor menilai Sea Limited punya kesempatan bersaing dengan rival-rivalnya.
Menanggapi kinerja Sea Limited itu, CEO Momentum Works Jianggan Li, dalam blog perusahaan yang dikutip Kompas, Jumat (16/8/2024), di Jakarta, berpendapat, tekanan persaingan yang dihadapi Shopee secara khusus mereda pada semester I-2024.
Tiktok Shop, pesaing Shopee yang agresif selama dua tahun terakhir, kini mulai fokus meraih tingkat pengembalian investasi dan profitabilitas. Selain itu, periode penyesuaian Tiktok Shop setelah merger dengan Tokopedia tampaknya jauh lebih lama dari perkiraan.
Tiktok Shop kemungkinan masih akan berusaha meningkatkan pangsa pasarnya karena dipastikan mereka tidak puas berada di urutan kedua.
Hanya saja, Jianggan melanjutkan, bos-bos perusahaan pesaing Shopee (Tiktok, Temu, dan Lazada) adalah orang cerdas, memiliki banyak uang, dan punya kemampuan organisasi kuat. Tiktok Shop kemungkinan masih akan berusaha meningkatkan pangsa pasarnya karena dipastikan mereka tidak puas berada di urutan kedua.
Temu yang sudah beroperasi di tiga negara di Asia Tenggara diperkirakan akan agresif. Begitu pula dengan Lazada yang telah mencapai EBITDA positif pada triwulan II-2024 diprediksi akan meningkatkan investasi di pasar Asia Tenggara.
GoTo Group
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau GoTo Group mengumumkan laporan kinerja keuangan pada triwulan II-2024 pada Selasa (30/7/2024). Dalam laporan, perusahaan membukukan underlying loss triwulan II-2024 senilai Rp 70 miliar, turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya Rp 139 miliar. Ini disebabkan upaya pemangkasan biaya yang mulai diberlakukan perusahaan.
Mengutip Reuters, Chief Financial Officer GoTo Group Jacky Lo mengatakan, perusahaan terus mengurangi biaya operasional. “Dengan demikian, kami yakin kami berada di jalur yang tepat untuk terus tumbuh sambil tetap berkomitmen mencapai profit,” ujarnya.
Baca juga: Mengapa Para Pendiri Tokopedia, Gojek, dan Bukalapak ”Tumbang”?
Secara laporan keuangan proforma pada triwulan II-2024, underlying loss yang disesuaikan dan dibukukan oleh GoTo Group, yaitu Rp 48 miliar. Ini lebih rendah dibandingkan dengan periode triwulan II-2023 yang sebesar Rp 885 miliar.
Laporan keuangan proforma menyajikan perkiraan atau ramalan keuangan suatu perusahaan untuk periode waktu tertentu di masa depan.
Menurut keterangan resmi GoTo Group, angka dari laporan proforma tersebut mengasumsikan bahwa unit bisnis e-dagangnya, yakni Tokopedia dan bisnis pengiriman, ataupun GoTo Logistics, telah didekonsolidasi pada Januari tahun lalu.
Pada triwulan II-2024, GoTo Group membukukan kenaikan laba bersih sebesar 3 persen menjadi Rp 3,66 triliun. Secara laporan keuangan proforma, laba bersih perusahaan pada triwulan II-2024 telah mencapai Rp 3,52 triliun atau naik 115 persen dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
CEO dan Co-Founder Cube Asia Simon Torring, saat dihubungi Jumat (16/8/2024), berpendapat, aliansi TikTok Shop-Tokopedia memiliki potensi yang signifikan untuk menjadi pemimpin pasar e-dagang Indonesia, tetapi untuk mewujudkan potensi tersebut sepenuhnya diperlukan kolaborasi yang efektif dan investasi yang signifikan supaya bisa bersaing.