Hutama Karya Kembali Cetak Laba Usai Terus Merugi di Periode Pandemi
Hutama Karya meraup laba Rp 396 miliar, sedangkan Adhi Karya mencatatkan laba Rp 13,8 miliar di paruh pertama 2024.
JAKARTA, KOMPAS — Dalam dua tahun terakhir, PT Hutama Karya (Persero) perlahan mampu mempertahankan pertumbuhan laba setelah dihantam kerugian pada periode 2020-2022 akibat adanya beban bunga dan amortisasi operasional jalan tol yang belum layak secara finansial.
Pertumbuhan laba Hutama Karya ditopang proyek-proyek infrastruktur baik itu yang bersifat penugasan pemerintah maupun kemitraan dengan swasta.
Berdasarkan laporan keuangan yang belum diaudit (unaudited), Hutama Karya meraup laba bersih mencapai Rp 396 miliar pada semester I-2024. Pertumbuhan laba ini tercatat signifikan mencapai 1.073 persen apabila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 33,73 miliar.
Proyek-proyek BUMN mendominasi perolehan kontrak baru Hutama Karya dengan kontribusi mencapai 71,5 persen, disusul oleh proyek pemerintah sebesar 21,09 persen.
Jika mundur lagi setahun kebelakang, pada periode Juni 2022, Hutama Karya membukukan rugi bersih mencapai Rp 660 Miliar. Dalam setahun penuh, Hutama Karya mencatatkan rugi bersih pada tahun 2022, 2021, dan 2020 masing-masing Rp 1,44 triliun, Rp 2,45 triliun, dan Rp 2,03 triliun.
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto, dalam keterangan resminya, menyebut pertumbuhan laba perusahaan pada paruh pertama tahun ini ditopang kinerja sektor infrastruktur dan konstruksi. Sektor ini mulai membaik seusai melewati masa terberat yang terjadi pada masa pandemi Covid-19, yakni tahun 2020-2022.
Untuk mempertahankan kinerja konstruksi agar tetap positif, perusahaan senantiasa melakukan penguatan, pengendalian biaya, mutu, waktu, dan melakukan efisiensi beban usaha.”Kami pun tetap mengoptimalkan segmen jalan dan jembatan sebagai portofolio utama Hutama Karya,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima pada Kamis (1/8/2024).
Catatan Kompas, sepanjang 2020-2022, Hutama Karya terbebani amortisasi atau prosedur pengurangan nilai dengan membayarkan biaya pokok dan bunga secara bertahap dari pengoperasian Jalan Tol Trans-Sumatera.
Kondisi berbalik pada semester pertama tahun ini. Hutama Karya memperoleh kontrak baru sebesar Rp 12,4 triliun. Dari total tersebut, kontribusi terbesar bersumber dari sektor jalan dan jembatan sebesar 69,54 persen, disusul sektor proyek infrastruktur air sebesar 16,24 persen.”Dari sisi proyek infrastruktur, kinerja dari sektor konstruksi umum dan gedung juga cukup baik, utamanya pada proyek-proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU),” ujarnya.
Proyek-proyek BUMN mendominasi perolehan kontrak baru Hutama Karya dengan kontribusi mencapai 71,5 persen. Berikutnya adalah proyek pemerintah sebesar 21,09 persen dan proyek swasta sebesar 7,38 persen.
Baca juga: Untung Rugi Peleburan 7 BUMN Karya
Tahun ini, Hutama Karya menggarap sejumlah proyek dengan skema KPBU, yakni Proving Ground Stage III di Bekasi, desain dan pembangunan Pelabuhan Anggrek di Gorontalo, proyek budidaya udang terintegrasi di NTT, Gedung Jampidsus Kejaksaan Agung di Jakarta, Gedung BRI Ragunan paket 2 di Jakarta, dan Gedung Bank Indonesia di Karawang.
”Hutama Karya optimistis dapat terus mengejar kontrak baru di sisa tahun 2024 sesuai target. Perusahaan juga mengejar penyelesaian sejumlah proyek strategis nasional (PSN) dan proyek di IKN pada semester II-2024,” kata Budi.
Sejumlah PSN yang dimaksud, antara lain, Bendungan Meninting di NTB; Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 di Sumatera Selatan; serta Jalan Tol Segmen Karangjoang-KKT Kariangau Seksi 3A, rusun aparatur sipil negara (ASN) 2, Gedung Kementerian Koordinator 2, bandara VVIP, hingga bangunan rumah sakit di kawasan IKN, Kalimantan Timur.
Pertumbuhan laba bersih juga dibukukan BUMN Karya lainnya, yakni Adhi Karya. Emiten pelat merah ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp 13,8 miliar pada semester I-2024, meningkat 11 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 12,41 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan semester I-2024, perseroan mencatatkan pendapatan Rp 5,68 triliun. Jumlah tersebut dikontribusikan oleh segmen teknik dan konstruksi yang mencapai Rp 4,45 triliun.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Rozi Sparta, menyebutkan, kinerja positif Adhi Karya ditopang sejumlah proyek infrastruktur baik dengan pemerintah maupun swasta.
Laba bersih sebesar Rp 13,8 miliar pada semester I-2024.
Adapun sejumlah proyek infrastruktur yang paling berkontribusi pada kinerja keuangan Adhi Karya adalah proyek Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo, serta Jalan Tol Yogyakarta-Bawen di Jawa Tengah dan DIY; serta Pembangunan Rumah Susun Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN) di kawasan IKN, Kalimantan Timur.
”Peningkatan laba bersih ini mengindikasikan Adhi Karya tetap mampu bertumbuh di tengah sentimen industri konstruksi dan infrastruktur yang saat ini terkesan kurang baik,” ujar Rozi.
Hutama Karya dan Adhi Karya telah ditetapkan pemerintah untuk mendapatkan injeksi penempatan modal negara (PMN) untuk tahun 2025. Masing-masing akan menerima Rp 13,86 triliun dan Rp 2,09 triliun.
Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia, Toto Pranoto, menilai, sudah selayaknya kedua BUMN Karya ini mendapatkan PMN untuk kebutuhan modal kerja terkait pembangunan infrastruktur. Apalagi, infrastruktur telah menopang pertumbuhan kinerja bisnis kedua perusahaan pelat merah pada semester I-2024.
”Kalau Hutama Karya disorot karena mendapat PMN berukuran jumbo, itu berkaitan dengan penugasan pembangunan Jalan Tol Sumatra. Tanpa PMN, Hutama Karya akan terbebani dalam melaksanakan tugas negara tersebut,” kata Toto.
Itu merupakan syarat berdasarkan kontrak PMN versi terbaru sehingga perbaikan tata kelola perusahaan perlu menjadi perhatian utama dari BUMN karya ke depan.
Hutama Karya, Adhi Karya, dan sejumlah BUMN karya lain, Toto mengingatkan, tetap perlu meningkatkan aspek pengawasan terhadap pengerjaan proyek secara lebih ketat. Penalti bagi manajemen BUMN yang gagal mencapai aspek PMN mestinya mendapatkan penalti.
”Itu merupakan syarat berdasarkan kontrak PMN versi terbaru sehingga perbaikan tata kelola perusahaan perlu menjadi perhatian utama dari BUMN karya ke depan,” ujar Toto.