OCBC mengakuisisi Bank Commonwealth. Apa alasannya?
Oleh
AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO
·4 menit baca
Akhir-akhir ini, ramai diberitakan akuisisi oleh PT Bank OCBC NISP Tbk atau OCBC terhadap PT Bank Commonwealth atau PTBC. Salah satu yang hangat diperbincangkan adalah terkait dugaan adanya pemutusan hubungan kerja sejumlah karyawan akibat aksi korporasi tersebut.
Terlepas dari itu, akuisisi merupakan hal yang lumrah terjadi tatkala perusahaan hendak mengembangkan skala bisnisnya. Hal ini antara lain juga dilakukan oleh PT Bank UOB Indonesia dan PT Bank Danamon Tbk.
Aksi korporasi oleh dua bank tersebut telah rampung menjelang akhir 2023. Bank UOB mengakuisisi atau mengambil alih portofolio bisnis konsumer Citibank Indonesia (Citi). Sementara Bank Danamon mengakuisisi portofolio pinjaman ritel konvensional milik Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI).
Dilihat dari segmentasinya, akuisisi oleh Bank UOB dan Bank Danamon sama-sama menyasar lini bisnis layanan publik alias consumerbanking atau disebut juga retail banking. Segmen ini meliputi kartu kredit, kredit pemilikan rumah (KPR), kredit tanpa agunan (KTA), dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
Keduanya juga sama-sama mencaplok lini bisnis milik kantor cabang bank luar negeri (KCBLN). Hal ini tidak lepas dari kebijakan tiap-tiap kantor pusat KCBLN atau global strategic direction.
Aksi akuisisi Bank UOB terhadap consumer banking Citibank di Indonesia pada 18 November 2023, misalnya, menandai keseluruhan akuisisi Bank UOB atas bisnis consumer banking Citigroup yang terdiri dari bisnis portofolio unsecured dan secured,wealth management, dan retail deposit di empat negara ASEAN. Aksi tersebut menyusul selesainya proses integrasi di Malaysia dan Thailand pada November 2022, serta di Vietnam pada Maret 2023.
Kembali ke topik akuisisi OCBC terhadap PTBC, sebenarnya prosesnya telah selesai pada awal Mei 2024. Seluruh saham Bank Commonwealth telah dimiliki oleh OCBC, efektif per 1 Mei 2024.
Selanjutnya, kegiatan operasionalisasi PTBC masih akan berjalan secara mandiri sampai dengan proses merger yang direncanakan selesai paling lambat pada triwulan IV-2024. Layanan nasabah PTBC akan berjalan seperti biasa melalui beragam kanal dan produk perbankan, termasuk transaksi di kantor cabang dan kanal digital PTBC.
Rencana kami adalah memanfaatkan kapabilitas dari kedua entitas untuk memperluas produk dan layanan OCBC di Indonesia, serta menciptakan peluang pertumbuhan jasa keuangan di Indonesia.
Sebelumnya, OCBC Indonesia telah menandatangani sale and purchase agreement (SPA) dengan PTBC untuk membeli 99 persen sahamnya per 16 November 2023. Akuisisi akan berlanjut terhadap 1 persen pemegang saham PTBC setelah disetujui OJK, rapat umum pemegang saham (RUPS), dan pemenuhan kondisi lainnya. Dana yang disiapkan untuk aksi korporasi ini mencapai Rp 2,2 triliun.
Apa yang telah dilakukan oleh OCBC tersebut tak jauh berbeda dengan yang telah ditempuh oleh Bank UOB dan Bank Danamon. Dalam hal ini, OCBC mengakuisisi PTBC atau Commonwealth Bank of Australia (CBA) di Indonesia.
Selain itu, salah satu alasan di balik aksi akuisisi tersebut ialah untuk memperkuat dan melengkapi kapabilitas OCBC dalam memberikan layanan keuangan yang komprehensif, baik untuk segmen konsumen dan usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Dengan demikian, OCBC berharap akuisisi itu akan meningkatkan skala bisnisnya, terutama pada segmen konsumer dan UMKM. PTBC juga memiliki kemampuan yang komplementer dalam wealth management dan automative joint financing sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperluas penawaran produk dan layanan OCBC.
Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja menjelaskan, PTBC merupakan salah satu bank yang memiliki kredit rating tertinggi di Indonesia dan rekam jejak yang baik. PTBC juga memiliki basis nasabah yang menarik dan komplementer pada segmen nasabah konsumen dan UKM (ritel).
”Rencana kami adalah memanfaatkan kapabilitas dari kedua entitas untuk memperluas produk dan layanan OCBC di Indonesia serta menciptakan peluang pertumbuhan jasa keuangan di Indonesia,” katanya dalam siaran pers.
OCBC, Parwati melanjutkan, selalu terbuka dan mencermati peluang bisnis dengan prinsip kehati-hatian. Ke depan, OCBC juga akan terus membangun sumber daya dan kapabilitas yang kuat guna mendukung perkembangan aspirasi nasabah dengan memberikan layanan keuangan terbaik yang komprehensif.
Presiden Direktur PTBC Lauren Sulistiawati menyebut, seiring dengan diselesaikannya proses akuisisi, PTBC akan tetap beroperasi sebagai entitas yang berdiri sendiri hingga proses merger.
”Manajemen PTBC berkomitmen untuk memastikan kelancaran proses merger dengan tetap memberikan layanan perbankan yang berkualitas tinggi kepada nasabah. Selain itu, kegiatan bisnis akan tetap berjalan seperti biasa,” ujarnya.
Sementara itu, ramai diberitakan aksi akuisisi OCBC akan berbuntut kepada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.146 karyawan PTBC. Menanggapi hal itu, PTBC memastikan setiap karyawan yang terdampak akan memperoleh hak-haknya sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.
”OCBC secara aktif memberikan kesempatan bagi karyawan PTBC untuk dapat bergabung bersama OCBC sesuai dengan kompetensi dan kapabilitas setiap individu,” tulis pihak Corporate Communications Bank Commonwealth, Rabu (24/7/2024).