Performa BUMN akan terus dioptimalkan demi terus memberikan dampak ekonomi dan sosial untuk memajukan Indonesia.
Oleh
ADI PRINANTYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kinerja badan usaha milik negara atau BUMN pada 2023 membaik dibandingkan 2022, berkaca dari sejumlah tolok ukur, di antaranya total aset dan return on asset atau ROA, total ekuitas serta kontribusi terhadap negara. Performa BUMN akan terus dioptimalkan demi terus memberikan dampak ekonomi dan sosial untuk memajukan Indonesia.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan informasi aktual terkait BUMN itu, dalam diskusi terbatas dengan kalangan pemimpin redaksi media massa di Jakarta, Jumat (12/7/2024) malam. Dalam kesempatan itu juga hadir sejumlah direktur utama BUMN, antara lain Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati, Dirut Bank BNI Royke Tumilaar, Dirut Bank BSI Herry Gunardi, Dirut Mind.Id Hendi Santoso, dan Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.
Hadir pula Dirut Wijaya Karya Agung Budi Waskito, Dirut Biofarma Shadiq Akasya, Dirut Bank Mandiri Alexandra Askandar, Wakil Dirut Bank BRI Catur Budi Harto, Direktur PT KAI Rudi As Aturridha, CEO PT Vale Indonesia Febriany Eddy, Direktur Injourney Maya Watono, serta Wakil Presiden Direktur PT Freeport Jenpino Ngabdi.
Sesuai data, total aset dan ROA BUMN pada 2023 tercatat Rp 10,4 triliun, atau meningkat 2,8 persen dari 2022 yang Rp 9,7 triliun. Total ekuitas meningkat dari Rp 3,1 triliun pada 2022 menjadi Rp 3,4 triliun pada tahun lalu. Kontribusi terhadap negara juga membaik di beberapa sisi, salah satunya penerimaan pajak dari Rp 443 triliun pada 2022 menjadi Rp 459 triliun. Selain itu, total dividen menjadi Rp 81 triliun pada 2023, dari Rp 40 triliun.
Kartika juga menyebutkan sejumlah BUMN kontributor dividen tertinggi tahun anggaran 2023, mulai dari Bank BRI dengan dividen Rp 23,2 triliun, Pertamina Rp 14,0 triliun, dan Bank Mandiri Rp 12,8 triliun. Adapun dua penyumbang dividen tertinggi lainnya, yakni Telkom Indonesia senilai Rp 8,6 triliun, dan Mind.id Rp 7,5 triliun.
Menurut Kartika, mengorganisasikan puluhan perusahaan BUMN dengan berbagai jenis usaha dan beragam kondisi perusahaan, tidak semudah membalik telapak tangan. ”Harus diakui, Kementerian BUMN ini salah satu kementerian paling generalis di Indonesia. Ini review saya setelah sekian tahun di sini. Bidangnya mulai dari pertanian, tambang, obat-obatan sampai pariwisata,” ujar dia.
Orkestrator pariwisata
Salah satu yang prospektif dikembangkan, lanjut Kartika, adalah sektor pariwisata dengan BUMN Injourney. ”Injourney diharapkan hadir sebagai tourism orchestrator dan strategic holding terkemuka di regional. Harapannya, bisa makin berkontribusi dalam peningkatan traffic, passenger movement, dan mendorong jumlah wisatawan melalui berbagai layanan dan program,” tambahnya.
Kita akan benar-benar mengoptimalkan potensi Candi Borobudur sebagai the biggest Buddhis temple in the world.
Dari data yang ada, Injourney mengungkit pendapatan pada 2023 menjadi Rp 23,34 triliun, atau meningkat 47 persen dari tahun ke tahun (year on year). Adapun net income juga naik Rp 1,1 triliun, dengan kata lain tumbuh 211 persen dari tahun ke tahun. Jumlah kunjungan turis pada 2023 terdata 4,05 juta, naik 20 persen ketimbang 2022 yang sebanyak 3,38 juta turis.
”Potensinya besar karena kita akan tarik Garuda Indonesia menjadi bagian dari paket kita sehingga lebih komplet. Jadi, pesawatnya dengan Garuda, jaringan hotelnya juga Injourney punya, plus tujuan wisatanya juga banyak, karena kita punya banyak candi. Taman Wisata Candi yang mengelola Borobudur, Prambanan, dan Taman Mini (Indonesia Indah) juga di Kementerian BUMN,” jelas Kartika lagi.
Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata Injourney Maya Watono menambahkan, dalam dua tahun terakhir, pembangunan destinasi wisata unggulan nasional terus dipacu. Salah satunya, membangun Pusat Meditasi Umat Budha (Buddha Meditation Centre), dan museum di dalam kompleks wisata Candi Borobudur, yang luas totalnya 80 hektar.
”Kita akan benar-benar mengoptimalkan potensi Candi Borobudur sebagai the biggest Buddhis temple in the world sehingga layak dikunjungi umat Buddha di berbagai penjuru dunia. Khususnya, saat peringatan hari besar seperti Waisak tempo hari. Makanya waktu itu kita adakan Festival Lampion,” kata Maya.
Pengembangan lainnya, yakni membuka jalur penerbangan langsung dari Bangkok, Thailand, ke Bandara Internasional Yogyakarta. Selain, mengeskalasi pengembangan destinasi prioritas lain di luar Bali dan Borobudur, seperti Danau Toba, Mandalika dan Likupang.