Pendiri Tokopedia Borong, Harga Saham GoTo Tak Beranjak
Pendiri Tokopedia, William Tanuwijaya, memborong saham GoTo. Strategi apa lagi ini?
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk telah sebulan terakhir tertahan di level Rp 50. Aksi pengendali saham dan korporasi belum signifikan mendongkrak harga saham Grup GoTo. Namun, kondisi perseroan saat ini membuka peluang baru.
Harga saham GoTo sampai akhir perdagangan sesi pertama di bursa, Rabu (10/7/2024), sebesar Rp 50 per lembar saham. Harga ini tidak banyak berubah sejak pekan ketiga Juni 2024. Kondisi ini menempatkan titik terendah saham GoTo sejak tercatat di bursa pada 11 April 2022.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta menganalisis, sejauh ini belum ada smart money atau arus modal yang mampu memperbaiki kinerja saham GoTo dalam jangka pendek.
Perubahan struktur kepemilikan saham GoTo sejauh ini tak mengubah situasi.
Perubahan struktur kepemilikan saham GoTo sejauh ini tak mengubah situasi. Dalam laman keterbukaan informasi di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (9/7/2024), Goto merilis laporan bulanan registrasi pemegang saham per 30 Juni 2024.
Di antara perubahan yang terpantau adalah bertambahnya kepemilikan saham pendiri Tokopedia sekaligus eks Komisaris GoTo, William Tanuwijaya. Pada Juni 2024, William melakukan pembelian sebanyak 1,06 miliar saham Seri A. Nilainya diperkirakan mencapai Rp 53,2 miliar dengan asumsi harga pembelian Rp 50 per lembar saham.
William Tanuwijaya, eks CEO Tokopedia.
Penambahan kepemilikan saham ini membuat William menguasai 8,36 miliar saham Seri A atau setara 0,7 persen kepemilikan, dari sebelumnya hanya 0,61 persen. Pembelian kembali ini terjadi setelah pada akhir 2023, ia melakukan aksi jual sebanyak dua kali, masing-masing 332 juta saham dan 764 juta saham. Ia diperkirakan mendapatkan dana segar sekitar Rp 1 triliun.
Di sisi lain, William masih mempertahankan kepemilikan saham Seri B, dengan hak suara multipel (SDHSM), sejumlah 652 juta lembar saham atau sebesar 1,05 persen saham GoTo.
Sementara itu, kini salah satu pendiri Go-Jek, Kevin Bryan Aluwi, yang sudah mundur dari kepengurusan GoTo sejak awal 2023, sudah tidak lagi memiliki saham Seri A. Sebelumnya, ia memegang 583 juta lembar saham setara 0,05 persen saham tipe tersebut. Kevin masih memegang 3,2 miliar lembar saham Seri B SDHSM atau setara 0,27 persen.
Perubahan tersebut, menurut Nafan, tidak lantas membawa sentimen positif bagi saham GoTo yang tertekan setelah seluruh pendirinya cabut dari kepengurusan perseroan. Terakhir, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Juni 2024, memutuskan berakhirnya masa jabatan William dan Direktur GoTo sekaligus Presiden Tokopedia Melissa Siska Juminto.
”Secara umum, kami tidak bisa conduct technical analysis karena demand belum tercipta setelah perubahan tersebut. Jadi, hati-hati kalau mau spekulasi harga saham GoTo dalam jangka pendek,” ujarnya.
Dalam jangka panjang, Nafan menilai, investor masih wait-and-see dengan kinerja keuangan GoTo. Perseroan diketahui masih mengalami pertumbuhan negatif dari segi bottom line atau rugi bersih.
Tahun 2023, GoTo mencatatkan kerugian senilai Rp 90,39 triliun, kerugian goodwill menyumbang Rp 78,77 triliun. Kerugian goodwill ini terkait dengan akuisisi saham pengendali bisnis Tokopedia oleh Tiktok. GoTo kini tidak memiliki kendali atas Tokopedia.
Dari segi top line atau pendapatan, GoTo mengalami kenaikan pendapatan sebesar 30,28 persen, dari Rp 11,35 triliun pada 2022 menjadi Rp 14,79 triliun pada 2023. Nilai pendapatan masih terus tumbuh positif beberapa tahun terakhir.
”Memang membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk GoTo memperbaiki kinerja keuangannya. Mereka harus lebih prudent untuk jangka pendek maupun panjang,” kata Nafan.
Ojek daring bersiap mengendarai sepeda motor listrik Gesits G1 setelah di servis di kawasan The Hive, Jakarta Timur, Kamis (9/3/2023).
Potensi untung
Pengamat pasar modal, Teguh Hidayat, di sisi lain mendukung aksi pendiri Tokopedia, William, membeli saham lagi di harga murah. Ia menilai, ada peluang perbaikan kinerja dari GoTo selepas Tokopedia tidak lagi di bawah kendali perseroan.
”Kalau saya jadi William, saya sebagai founder yang sudah keluar dari Tokopedia dan tidak memiliki kendali di GoTo, melihat peluang GoTo akan menguntungkan. Ini karena Tokopedia selama ini selalu bakar uang. Posisi GoTo sekarang berbeda dengan tahun lalu ketika ia masih pegang Tokopedia,” katanya.
Dengan GoTo yang lebih berfokus pada bisnis Go-Jek, maka ada peluang perusahaan akan lebih untung. Pada triwulan I-2024, dua bisnis utama Grup GoTo membukukan pencapaian yang positif (Kompas, 30/4/2024).
Kalau saya jadi William, saya sebagai founder yang sudah keluar dari Tokopedia dan tidak memiliki kendali di GoTo, melihat peluang GoTo akan menguntungkan.
Bisnis layanan berbasis permintaan atau on-demand services membukukan pendapatan bruto Rp 3,34 triliun, naik 12 persen dibandingkan dengan periode sama pada 2023.
Kedua, bisnis layanan teknologi finansial membukukan pendapatan bruto senilai Rp 666 miliar, naik 57 persen dibandingkan dengan setahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh bisnis pembayaran dan pinjaman konsumen.
Keputusan William membeli saham GoTo saat ini, Teguh melanjutkan, wajar karena ia untung dengan membeli saham di harga koreksi. ”Dia dulu jual saham saat harga GoTo di atas. Sekarang, ketika harga sahamnya Rp 50 kenapa enggak beli? Dia pun untung karena sudah keluar dari Tokopedia,” ujar Teguh.