Geliat Pameran Otomotif Picu Permintaan Pembiayaan
Piutang pembiayaan pada Mei 2024 tumbuh 11,21 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp 490,69 triliun.
JAKARTA, KOMPAS — Gelaran pameran otomotif diharapkan dapat menciptakan permintaan pembiayaan di tengah kondisi pelemahan pasar otomotif dan melemahnya daya beli masyarakat. Selain itu, sektor pembiayaan masih dapat memanfaatkan ceruk pembiayaan alternatif, seperti kredit mobil bekas dan kredit konsumtif.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan wholesales mobil selama Januari-Mei 2024 mencapai 423.771 unit atau turun 21 persen secara tahunan. Selain itu, penjualan ritel mobil pada periode yang sama turut terkontraksi 14,4 persen secara tahunan menjadi 361.698 unit.
Di sisi lain, daya beli masyarakat terindikasi melemah tecermin dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia pada Juni 2024. Meski indeks keyakinan konsumen tercatat sebesar 123,3 berada pada level optimistis, trennya menurun dibandingkan dengan Januari 2024 yang sebesar 125.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia Suwandi Wiratno, Senin (8/7/2024), mengatakan, permintaan pembiayaan kendaraan oleh masyarakat ke depan akan tetap ada meski saat ini daya beli masyarakat tengah turun. Gelaran pameran otomotif dapat menjadi salah satu pemicu permintaan pembiayaan.
”Kalau di pameran itu kan tentu banyak promo-promo, diskon besar dan penawaran. Ini kan kesempatan juga bagi yang mungkin melihat (perusahaan pembiayaan) bahwa ini ada atau enggak peluangnya,” ujarnya saat dihubungi dari Jakarta.
Menurut Suwandi, penyaluran kredit oleh perusahaan pembiayaan dapat menjadi pilihan di tengah tingginya tingkat suku bunga. Sebab, suku bunga kredit yang ditawarkan oleh lembaga pembiayaan cenderung bersifat tetap (flat) selama jangka waktu yang ditentukan terhitung sejak perjanjian dilakukan.
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), piutang pembiayaan pada Mei 2024 tumbuh 11,21 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp 490,69 triliun. Capaian ini meningkat dibandingkan dengan April 2024 yang tumbuh sebesar 10,82 persen secara tahunan.
Adapun kualitas pembiayaan yang tecermin dari nonperforming financing (NPF) pada periode yang sama secara bruto tercatat sebesar 2,77 persen atau meningkat dari April 2024 yang sebesar 2,63 persen. Sementara itu, NPF neto juga meningkat dari 0,74 persen pada April 2024 menjadi 0,84 persen pada Mei 2024
Harapannya, kami bisa lebih baik ketimbang tahun lalu dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,8 triliun. Tapi, pada saat yang sama, kami harus realistis juga dengan mempertimbangkan pasar mobil sekarang dan indikator makroekonomi.
Pada akhir tahun 2024, Suwandi optimistis, industri pembiayaan mampu tumbuh sesuai dengan target sebesar 10-12 persen secara tahunan. Target tersebut akan tercapai apabila perusahaan pembiayaan mengoptimalkan seluruh potensi pembiayaan, seperti pangsa pasar mobil baru, mobil bekas, serta pembiayaan dana tunai.
Baca juga: Siasati Lesunya Penjualan Mobil Baru, Multifinance Sasar Pasar Mobil Bekas
OJK turut mencatat, piutang pembiayaan sektor otomotif per April 2024 mencapai Rp 398,64 triliun atau tumbuh 13,02 persen secara tahunan dengan porsi pembiayaan 77,7 persen dari total penyaluran pembiayaan. Sementara itu, piutang pembiayaan mobil baru pada April 2024 tumbuh 10 persen secara tahunan menjadi Rp 150,69 triliun.
Walakin, pertumbuhan pembiayaan tersebut terkontraksi 1,07 persen dibandingkan dengan Maret 2024 yang mencapai Rp 152,31 triliun. Di sisi lain, piutang pembiayaan mobil bekas pada April 2024 mencapai Rp 83,72 triliun atau tumbuh 25,82 persen secara tahunan dan sebesar 2,32 persen secara bulanan.
Pameran otomotif
Secara rutin, setidaknya terdapat dua agenda besar tahunan di sektor otomotif, yakni Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) dan Indonesia International Motor Show (IIMS). Adapun GIIAS 2024 akan berlangsung pada 18-28 Juli 2024 di Indonesia Convention Exhibition, BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten.
Pada gelaran sebelumnya, GIIAS 2023 mampu menarik sebanyak 465.000 pengunjung dengan omzet penjualan yang diperkirakan Rp 15 triliun. Omzet ini meningkat dibandingkan dengan GIIAS 2022 yang senilai Rp 12 triliun serta GIIAS 2021 yang senilai Rp 7 triliun.
Melihat potensi tersebut, Director-in-Charge Astra Financial 2 Rudy Chen mengatakan, pihaknya akan kembali berpartisipasi dalam GIIAS 2024 dengan menawarkan produk dan layanan keuangan kepada masyarakat. Produk dan layanan tersebut akan ditawarkan oleh 10 unit usaha dalam divisi jasa keuangan PT Astra International Tbk.
Sepuluh unit usaha yang tergabung dalam Astar Financial tersebut, yakni Astra Credit Companies (ACC), Toyota Astra Financial Services (TAF), FIFGROUP, Asuransi Astra-Garda Oto, Astra Life, serta AstraPay. Selain itu, ada pula Maucash, Moxa, SEVA, dan Bank Saqu.
”Kami hadir dengan berbagai promo dan kegiatan. Harapannya, kami bisa lebih baik ketimbang tahun lalu dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,8 triliun. Tapi, pada saat yang sama, kami harus realistis juga dengan mempertimbangkan pasar mobil sekarang dan indikator makroekonomi. Kami berharap dapat lebih baik, tetapi minimum targetnya sama dengan tahun lalu,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta.
Direktur Marketing Maucash Indra Suryawan menambahkan, pihaknya menargetkan transaksi pembiayaan dalam pameran tersebut mampu mencapai Rp 100 miliar. Dalam hal ini, perusahaan pendanaan berbasis teknologi (fintech peer to peer lending) tersebut menyasar pembiayaan sektor konsumsi (fast moving consumer goods) dan sektor perdagangan (retail).
Namun, Indra melanjutkan, kedua segmen tersebut rentan terhadap tekanan perekonomian dan pelemahan daya beli masyarakat. Oleh sebab itu, perusahaan memperluas cakupan segmen pembiayaan dengan menyasar sektor teknologi informasi, kesehatan, serta perhotelan.
”Dari pameran GIIAS 2024, kami menyasar perusahaan FMCG dan ritel yang tengah maintenance fasilitas trasnportasi logistiknya. Selain itu, ajang tersebut juga menjadi kesempatan untuk membuka peluang pembiayaan terhadap sektor lainnya,” ujarnya saat ditemui di Jakarta.
Terpisah, Presiden Direktur CIMB Niaga Finance (CNAF) Ristiawan Suherman menyampaikan, prospek penyaluran pembiayaan ke depan akan tumbuh sejalan dengan solidnya pertumbuhan ekonomi domestik. CNAF optimistis, potensi pertumbuhan pembiayaan hingga sampai akhir tahun 2024 akan meningkat.
Baca juga: ”Tawuran” 55 Merek Otomotif di GIIAS 2024
Hingga Juni 2024, penyaluran pembiayaan baru oleh CNAF mencapai Rp 4,62 triliun atau meningkat 20 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 3,84 triliun. Oleh sebab itu, pertumbuhan pembiayaan diperkirakan dapat sesuai dengan target yang ditetapkan oleh OJK sebesar 10-12 persen pada 2024.
”Momentum IIMS dan GIIAS 2024 ini, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, tentu akan menjadi salah satu faktor pendorong pembiayaan kendaraan dan menjadi potensi pertumbuhan kinerja perusahaan sampai dengan akhir tahun 2024 nanti. CNAF optimistis pembiayaan kendaraan di semester II-2024 akan terus bertumbuh,” ujarnya saat dihubungi dari Jakarta.