Wawancara Eksklusif dengan Nakhoda Baru Freeport-McMoRan (1)
Kathleen L Quirk resmi menjadi Chief Executive Officer Freeport-McMoRan per 11 Juni 2024. Bagaimana rencana bisnisnya?
Kathleen L Quirk resmi menjadi President and Chief Executive Officer Freeport-McMoRan (FCX) per 11 Juni 2024. Perempuan itu menggantikan Richard C Adkerson yang menjadi Ketua Dewan Direksi.
Quirk bergabung dengan Freeport pada 1989 dan bertanggung jawab atas berbagai fungsi perusahaan, termasuk pajak, hubungan investor, pengembangan perusahaan, dan perbendaharaan sebelum diangkat menjadi Chief Financial Officer pada 2003.
Sebagai anggota senior tim eksekutif perusahaan selama lebih dari 20 tahun, dia berperan penting dalam perencanaan strategis dan pelaksanaan tujuan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan emas dan tembaga itu.
Baca juga : Syarat dan Ketentuan Perpanjangan Izin Freeport Perlu Dimatangkan
Merujuk situs companiesmarketcap, Freeport-McMoRan memiliki kapitalisasi pasar sebesar 70,67 miliar dollar AS per Juni 2024 atau lebih kurang Rp 1.148 triliun. Ini menempatkan Freeport-McMoRan sebagai perusahaan paling berharga ke-250 di dunia.
Kapitalisasi pasar adalah total nilai pasar dari saham beredar suatu perusahaan publik. Ini biasanya digunakan untuk mengukur seberapa besar nilai suatu perusahaan.
Dengan skala perusahaan sebesar itu, Quirk melalui kepemimpinannya memiliki relevansi besar terhadap seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk pemerintah dan masyarakat Indonesia.
Di Tambang Grasberg di Papua yang merupakan salah satu tambang tembaga dan emas terbesar di dunia berdasarkan cadangan mineral dan volume produksi, Freeport sudah beroperasi selama 57 tahun.
Dan perusahaan yang berkantor pusat di Phoenix, Negara Bagian Arizona, Amerika Serikat itu, terus berencana mengembangkan bisnisnya di Tanah Air selama beberapa dekade ke depan.
Freeport sudah beroperasi selama 57 tahun di Indonesia.
Guna mendapatkan pandangan Quirk berikut rencana-rencananya di Indonesia, Kompas berkesempatan melakukan wawancara khusus pada Senin (10/6/224). Selain diturunkan pada Harian Kompas per 14 Juni 2024, petikan wawancara juga diturunkan dalam dua bagian di Kompas.id.
Pada bagian 1 ini, Quirk bicara tentang perubahan kepemimpinan di Freeport-McMoRan, dunia yang sedang berubah, dampak persaingan China-Amerika Serikat, serta rencana bisnis di Indonesia.
Pada bagian 2, Quirk bicara tentang rencana bisnis di Tembagapura (Papua), perkembangan pembangunan smelter Manyar di Gresik (Jawa Timur), rencana pembangunan smelter di Fakfak (Papua), kontribusi pajak ke negara, dan soal kerja keras. Berikut petikan wawancara bagian 1.
Baca juga : Wawancara Eksklusif dengan Nakhoda Baru Freeport-McMoRan (2)
Bagaimana rasanya menjadi CEO Freeport-McMoRan?
Seru. Saya punya banyak kata untuk mengungkapkannya, tapi saat ini saya akan mengatakan, seru. Saya telah bekerja di perusahaan ini selama 35 tahun. Jadi ini merupakan kemajuan dan tidak terjadi hanya dalam satu hari.
Tapi seperti yang saya katakan, saya sangat gembira. Saya sangat tersanjung dan bangga menjadi bagian dari organisasi ini.
Kami memiliki sejumlah aset hebat. Kami beroperasi di seluruh dunia, dan tentu saja investasi terbesar kami ada di Indonesia, di Papua. Kami memiliki orang-orang yang luar biasa di perusahaan ini.
Kami memiliki sejumlah aset hebat. Kami beroperasi di seluruh dunia, dan tentu saja investasi terbesar kami ada di Indonesia, di Papua.
Kami beroperasi di berbagai budaya berbeda dan saya sangat menikmati kesempatan bekerja dengan orang-orang dari berbagai budaya berbeda. Kami benar-benar bersatu sebagai sebuah tim dan bekerja sama dengan baik.
Kami berkolaborasi, kami memiliki visi untuk terus unggul dan melakukan yang terbaik yang kami bisa lakukan untuk menjadi perusahaan tembaga terbaik di dunia. Dan saya merasa sangat terhormat menjadi bagian dari tim ini dan membantu serta memimpin tim ini.
Namun ini juga merupakan tanggung jawab yang besar. Saya menyadari hal itu dan mengharapkan peluang-peluang di masa depan. Saya tahu, kami akan menghadapi tantangan. Namun saya siap dan bersemangat menghadapi masa depan.
Apa yang membedakan kepemimpinan Anda dibanding era sebelumnya?
Richard telah menjadi CEO Freeport sejak 2003 dan sebenarnya kami bergabung dengan Freeport pada tahun yang sama, kebetulan pada 1989, yaitu saat penemuan Grasberg.
Dalam banyak hal, kami memiliki visi yang sangat mirip. Dan kami berbagi pandangan yang sama tentang apa yang penting dalam menjalankan bisnis dengan cara-cara yang benar; efisien, transparan, dan menghormati masyarakat dengan adil.
Kami sangat mirip dalam hal itu. Kami sudah bekerja sama sejak lama dengan budaya dan strategi perusahaan yang ada.
Strategi perusahaan dan cara kami beroperasi di masa depan tidak akan jauh berbeda.
Tapi kami tentu adalah orang yang berbeda. Kami mempunyai gaya dan pendekatan yang berbeda. Namun saya pikir strategi perusahaan dan cara kami beroperasi di masa depan tidak akan jauh berbeda.
Mungkin ada beberapa hal yang berubah. Salah satu hal yang menjadi fokus dan telah kami kerjakan selama beberapa waktu adalah teknologi. Seiring kemajuan, kita akan memiliki kesempatan untuk mengadaptasi teknologi baru.
Dalam kaitannya dengan strategi, saya akan sangat fokus untuk menjadi Freeport terdepan dan teratas. Ini akan terus berlanjut.
Bagaimana dengan dunia yang berubah dan risikonya terhadap rencana bisnis?
Ketika perusahaan seperti Freeport melakukan investasi dan komitmen, ada banyak risiko yang harus diperhitungkan. Dan ada beberapa kajian yang perlu dilakukan dari sudut pandang teknis, geopolitik, dari sosial, yang semuanya perlu dipahami dengan baik agar dapat melakukan investasi.
Freeport telah aktif di Indonesia selama 57 tahun. Kami memahami negara ini. Saya tahu terkadang hal-hal bisa jadi kompleks. Negara mana pun bisa jadi kompleks. Tapi kami memahami budaya, masyarakat, dan tujuan negara ini.
Kami percaya bahwa operasi Freeport di Papua akan menjadi bagian yang penting dari keberhasilan Indonesia di masa depan.
Kami percaya bahwa operasi Freeport di Papua akan menjadi bagian yang penting dari keberhasilan Indonesia di masa depan.
Ada keselarasan antara negara dan Freeport-McMoRan sehingga ini akan membawa sukses bagi kedua belah pihak sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo sekitar lima tahun lalu bahwa apa yang ingin ia ciptakan adalah win-win.
Beberapa perusahaan tidak memiliki pengalaman sebagaimana Freeport alami di Indonesia sehingga mereka mungkin tidak ingin berinvestasi banyak pada awalnya. Tapi dalam kasus Freeport, kami sudah lama bekerja di negara ini.
Dalam kasus Freeport, kami sudah lama bekerja di negara ini.
Kami memiliki keyakinan terhadap tim dan aset sehingga kami telah melakukan banyak investasi dan berharap hal ini akan terus berlanjut di masa depan.
Tapi ini adalah dunia yang sangat rumit dan tidak selalu berjalan linier. Selalu ada rintangan di sepanjang jalan sehingga kita semua harus bekerja dan berkolaborasi serta menemukan cara untuk mengatasi tantangan.
Apa dampak persaingan Amerika Serikat dan China terhadap bisnis Freeport di Indonesia?
Ini selalu menjadi pertanyaan rumit. Tapi yang jelas, tembaga adalah komoditas global dan digunakan di seluruh dunia. China saat ini mengonsumsi sekitar 50 persen, mungkin sedikit lebih, dari tembaga dunia.
Namun negara lain juga sedang meningkatkan penggunaan tembaga. Tembaga, orang bilang, adalah logam untuk elektrifikasi.
Dan sekarang, dunia seperti yang Anda lihat, semakin banyak mengonsumsi listrik. Jadi akan ada negara-negara lain yang ingin mengkonsumsi lebih banyak tembaga.
China saat ini mengonsumsi sekitar 50 persen, mungkin sedikit lebih, dari tembaga dunia.
Akan ada pertumbuhan di negara-negara lain di seluruh dunia. Indonesia adalah salah satunya. Kami baru saja menyelesaikan pabrik peleburan dan itu akan memberikan Indonesia lebih banyak tembaga yang tersedia di dalam negeri.
Tujuan kami adalah memasok tembaga secara andal dan bertanggung jawab. Jadi kami tidak bisa berkomentar banyak mengenai persaingan antara China dan AS.
Namun saya tahu bahwa semua negara ingin memiliki bahan-bahan penting, semisal logam penting seperti tembaga, yang dapat mereka gunakan demi kemajuan masyarakatnya.
Apa rencana bisnis Freeport di Indonesia?
Freeport adalah salah satu investor terlama dan terbesar di Indonesia, di Papua. Jadi kami sudah berada di sana untuk waktu yang sangat lama.
Operasi ini telah berkembang signifikan dan sekarang kami memperluas pertumbuhan ke Jawa Timur. Di Gresik, kami baru saja menyelesaikan pembangunan pabrik peleburan (smelter).
Kami baru saja melakukan konversi selama lima tahun terakhir. Kami telah beralih dari penambangan terbuka menjadi 100 persen penambangan di bawah tanah.
Kami baru saja melakukan konversi selama lima tahun terakhir. Kami telah beralih dari penambangan terbuka menjadi 100 persen penambangan di bawah tanah. Teknologi yang kami gunakan di bawah tanah sangatlah canggih dan akan terus mengalami kemajuan.
Tidak hanya memiliki produksi yang telah berkembang selama 20 tahun terakhir dari bawah tanah, kami sekarang juga sedang mempertimbangkan untuk mengembangkan tambang baru.
Apa bisnis utama Freeport dalam 20—30 tahun ke depan?
Target perusahaan adalah menjadi yang terdepan di bidang tembaga. Itulah visi kami, menjadi penyedia-produsen tembaga yang paling penting dan paling dapat diandalkan di pasar tembaga.
Visi jangka panjang kami adalah untuk terus memimpin pasokan tembaga secara global. Saat ini, kita sudah melihat banyak hal. Namun kita sebenarnya masih berada pada tahap awal.
Ke depan, semakin banyak tembaga yang akan dibutuhkan dalam perekonomian dunia, terutama karena kita butuh banyak listrik. Ini akan terjadi seiring kita berinvestasi pada infrastruktur, pembangkit listrik, teknologi, pusat data, dan kecerdasan buatan. Semua hal ini akan membutuhkan lebih banyak tembaga.
Visi jangka panjang kami adalah untuk terus memimpin pasokan tembaga secara global.
Di Freeport, kami memiliki pengalaman khusus untuk dapat mengoperasikan segala jenis operasi tembaga yang ada. Apa yang kami lakukan di Indonesia adalah dengan block caving, hanya sedikit perusahaan di industri ini yang mengetahui cara melakukan block caving.
Mengutip situs Freeport-McMoran, block caving merupakan cara penambangan bawah tanah dengan cara memotong-motong blok-blok besar bijih di bawah tanah sehingga bijih tersebut runtuh akibat gaya beratnya sendiri. Setelah runtuh, bijih yang dihasilkan "ditarik" dan diangkut menuju alat penghancur.
Kami telah melakukannya di Indonesia selama beberapa dekade dan sebenarnya karyawan dan tenaga kerja lokal kami di Indonesia memiliki banyak keahlian yang tidak dimiliki orang-orang di seluruh dunia dalam pertambangan bawah tanah skala besar.
Jadi kami sangat bangga. kami memiliki keahlian yang tepat, tim yang tepat, aset yang tepat. Kami berpikir untuk terus memiliki kepemimpinan di bidang tembaga. Kami harus lebih inovatif karena semakin sulit meningkatkan pasokan sehingga harus lebih inovatif. Kami harus terus mendorong teknologi untuk meningkatkan operasi.
Tapi saya fokus. Selama 20-30 tahun ke depan, Freeport akan terus menjadi yang teratas, saya yakin. Saya pikir di situlah kami dapat memberikan nilai tambah kepada masyarakat dengan menyediakan tembaga yang diproduksi secara bertanggung jawab.
Saya tidak memiliki "bola kristal". Tapi dalam jangka panjang, menurut saya, tembaga adalah salah satu komoditas terbaik, jika bukan yang terbaik, di antara semua komoditas.