Efek Merger dengan Tiktok, Tokopedia Disinyalir Akan Kurangi Karyawan untuk Efisiensi
GOTO meyakini manajemen Tokopedia dapat mengambil keputusan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan e-dagang Tokopedia dirumorkan berencana melakukan pemutusan hubungan kerja hingga 9 persen mulai Juni 2024. Meski belum dapat dipastikan lebih lanjut, pengamat menilai, rencana tersebut tidak hanya sebagai upaya efisiensi, tetapi juga efek penggabungan Tokopedia dengan Tiktok.
Rumor pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh Tokopedia tersebut dipertanyakan Bursa Efek Indonesia (BEI) kepada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Sekretaris Perusahaan GOTO RA Koesoemohadiani lantas memberikan klarifikasi lewat surat keterbukaan informasi yang disampaikan pada Rabu (12/6/2024).
Ia menyampaikan bahwa Tokopedia terus melakukan tinjauan atas efektivitas dari organisasi mereka. ”Segala keputusan yang diambil oleh Tokopedia merupakan hal yang akan ditentukan secara penuh oleh manajemen perusahaan tersebut,” kata Koesoemohadiani.
Sebagai pemegang saham minoritas Tokopedia, GOTO meyakini, manajemen Tokopedia dapat mengambil keputusan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian sehubungan dengan pengelolaan kegiatan usahanya. ”GOTO menilai, keputusan Tokopedia tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai penilaian untuk memastikan hasil terbaik bagi Tokopedia dan seluruh pemangku kepentingan,” lanjutnya.
Dalam surat klarifikasi itu, Koesoemohadiani juga menjawab pertanyaan BEI mengenai kabar Tokopedia akan menghentikan hampir 80 persen layanannya. GOTO menegaskan bahwa rencana tersebut tidak ada.
Analis NH Korindo Sekuritas, Richard Jonathan Halim, berpendapat bahwa infomasi PHK di Tokopedia, yang dikabarkan akan menyasar 450 karyawan atau 9 persen dari total karyawan pada gelombang kali ini, perlu menanti transparansi dari perusahaan.
”Saya menghimbau semua pihak terkait untuk menunggu pengumuman resmi dari GOTO mengenai jumlah karyawan yang terkena PHK dan alasan di balik keputusan tersebut,” katanya saat dihubungi pada Kamis (13/6/2024).
Meski belum ada kepastian berapa dan kapan Tokopedia akan mengurangi karyawannya, Richard mengatakan, keputusan ini tidak lepas dari rencana kerja sama investasi antara Tokopedia dan Tiktok milik raksasa teknologi ByteDance. Saat ini, ByteDance sedang dalam proses mengambil alih saham mayoritas Tokopedia.
Sementara itu, mengutip Business Insider, ByteDance juga melakukan efisiensi dengan mem-PHK ratusan karyawan global di bagian operasional dan pemasaran.
PHK di Tokopedia terkait dengan merger dua e-commerce yang memiliki kemiripan bisnis sehingga terdapat banyak fungsi kerja yang tumpang tindih dan karena itu perlu dikonsolidasikan. Perampingan organisasi kerap terjadi seiring aksi merger dan akuisisi.
PHK di Tokopedia, menurut Richard, bisa dilihat dari dua sisi. Pertama, efisiensi bagi perusahaan berupa pengurangan biaya dan meningkatkan produktivitas dalam kerja sama investasi dengan ByteDance. Dampak tersebut juga bisa menjadi sentimen positif bagi GoTo.
”Meskipun GoTo hanya memiliki 25 persen saham Tokopedia, PHK tetap dapat membantu mengurangi biaya operasional Tokopedia, yang pada akhirnya dapat menguntungkan GoTo. PHK juga dapat membantu Tokopedia meningkatkan efisiensi dan produktivitas, yang pada akhirnya dapat meningkatkan keuntungan bagi GoTo sebagai pemegang saham,” ujarnya.
Di sisi lain, PHK dapat merusak reputasi Tokopedia dan berdampak negatif pada citra GoTo. Untuk itu, kata Richard, Tokopedia harus melakukan proses PHK dengan hati-hati.
”Harus diperhatikan bagaimana proses PHK-nya, apakah para karyawan mendapatkan haknya, dan juga apakah karyawan tersebut akan diganti oleh karyawan yang lebih andal dari perusahaan induk yang dapat meningkatkan pendapatan perusahaan,” pesannya.
Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, dihubungi terpisah, mengatakan, merger antara Tokopedia dan Tiktok di divisi bisnis e-dagang, menurut dia pasti akan berkonsekuensi pada upaya efisiensi operasional perusahaan yang dilakukan dengan PHK.
Proses PHK dalam rangka merger ini, menurut dia, bisa diikuti langkah lanjutan untuk terus meningkatkan efisiensi. Apalagi, perusahaan digital juga masih mengalami kondisi tech winter. Fenomena tech winter terjadi karena naiknya biaya modal yang memaksa investor memperketat seleksi investasi guna memaksimalkan keuntungan.
”Pasti perusahaan akan berhemat dan melakukan langkah-langkah efisiensi. Tidak hanya di Tiktok-Toko pedia, tetapi juga di startup digital lainnya,” ujarnya.