Dari 1.100 jenis ikan hias air tawar, sebanyak 400 jenis berasal dari Indonesia.
Oleh
BRIGITA MARIA LUKITA GRAHADYARINI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peran usaha mikro, kecil, dan menengah ikan hias dinilai penting dalam mengembangkan usaha ikan hias Indonesia. Indonesia telah menargetkan menjadi eksportir ikan hias dunia.
Menteri Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Teten Masduki mengemukakan, permintaan ikan hias dunia meningkat setiap tahun dengan pertumbuhan permintaan di atas 4 persen. Sebanyak 55 persen pasokan ikan hias dunia berasal dari Asia, termasuk Indonesia. Dari 1.100 jenis ikan hias air tawar, sebanyak 400 jenis berasal dari Indonesia.
Merujuk data ITC Trademap, Indonesia pada 2022 mampu mengambil porsi pasar ikan hias global sebesar 11,1 persen, dengan nilai ekspor sekitar 36,2 juta dollar AS. Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara pengekspor ikan hias, setelah Jepang.
Teten menambahkan, potensi perdagangan di pasar global semakin tumbuh. UMKM berperan penting dalam mengembangkan produksi ikan hias nasional dan memanfaatkan peluang global. Produksi ikan hias di Indonesia hingga kini telah melibatkan 21.000 pelaku UMKM.
Oleh karena itu, UMKM ikan hias dinilai perlu memperkuat dan melengkapi ekosistem usaha di Tanah Air agar dekat dengan akses pasar, investasi, dan inovasi.
”UMKM harus siap membangun ekosistem untuk tumbuh dan menangkap peluang. Nusatic merupakan bagian ekosistem,” ujarnya dalam penutupan Pameran Nusatic Nusapet 2024 di BSD City, Serpong, Minggu (9/6/2024).
Komisaris Utama Nusatic Maxdeyul Sola, yang juga Ketua Perhimpunan Ikan Hias Indonesia, mengemukakan, dalam rancangan aksi nasional, Indonesia menargetkan menjadi penghasil ikan hias terbesar dunia.
Peserta meningkat
Maxdeyul mengemukakan, Pameran Nusatic Nusapet 2024 diikuti 20 komoditas ikan hias dan hewan peliharaan. Sebanyak 15 komoditas di antaranya mengikuti kontes, seperti discus, arwana, koi, manfish dan goldfish. Adapun peserta pameran dari luar negeri, antara lain berasal dari Jepang, India, Singapura, Denmark dan China.
Jumlah ikan hias yang dipamerkan mencapai 18.700 ekor atau meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 16.129 ekor.
Dalam pameran selama Jumat-Sabtu, nilai transaksi yang tercatat mencapai miliaran rupiah. Jumlah pengunjung pameran tercatat 18.200 orang.
Maxdeyul menambahkan, distribusi atau logistik masih menjadi kendala dalam pengiriman ikan hias. Sejauh ini pemerintah telah membangun Raiser Cibinong untuk membuat sistem terpadu transportasi ke luar negeri ke dalam satu sistem, mencakup karantina dan bea cukai.
Ikan hias harus punya cerita yang mendorong daya tarik.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Budi Sulistiyo mengemukakan, Indonesia menargetkan menjadi eksportir ikan hias terbesar dunia dengan nilai ekspor menembus 50 juta dollar AS.
”Upaya peningkatan kualitas dan narasi terkait ikan hias perlu ditingkatkan. Ikan hias harus punya cerita yang mendorong daya tarik,” katanya.