Industri Penerbangan Makin Bergeliat, Maskapai Tambah Pesawat
Perhelatan internasional dan pembangunan Ibu Kota Nusantara mendongkrak geliat industri penerbangan.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Industri penerbangan makin menggeliat. Beragam helatan dalam negeri mampu mendongkrak pergerakan pesawat karena tingginya permintaan konsumen. Guna mengakomodasi hal ini pula, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berencana menambah delapan pesawat yang ditargetkan beroperasi tahun ini.
PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) telah melayani 14,4 juta pergerakan penumpang di 37 bandara pada April 2024. Angka itu tumbuh 19 persen dibandingkan jumlah pergerakan penumpang pada tahun lalu dalam periode yang sama.
Untuk pergerakan pesawat, sebanyak 120.846 pergerakan dilayani atau tumbuh 22 persen dibandingkan trafik pada April 2023. Kala itu, ada 99.218 pergerakan pesawat. Sementara pergerakan kargo tercatat 97.730 ton sepanjang April 2024, turun 2 persen dibanding tahun lalu dalam periode yang sama.
”Tingginya angka trafik pada April 2024 juga akan berkontribusi positif terhadap target yang kami canangkan untuk dapat full recovery dari sisi trafik angkutan udara,” ujar Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi di Jakarta, Rabu (22/5/2024).
Pada bulan lalu, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, masih menyandang predikat sebagai bandara tersibuk, baik dari jumlah pergerakan penumpang, pesawat, maupun kargo. Posisinya disusul Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali serta Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur.
Sepanjang 2024, InJourey telah melayani 49,7 juta pergerakan penumpang hingga April 2024. Angka ini tumbuh 7 persen dibanding pergerakan penumpang tahun lalu dalam periode yang sama dengan 46,6 juta penumpang.
Tingkat pemulihan (recovery rate) mencapai 90 persen dalam periode Januari-April 2024. Sebelum pandemi Covid-19, pihak bandara melaporkan ada 55 juta penumpang.
Adanya sejumlah helatan internasional dan nasional mampu mendongkrak pemulihan industri penerbangan. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk turut mengakomodasi tingginya permintaan ke Bali dalam rangka penyelenggaraan World Water Forum (WWF) di Bali.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pihaknya menambah penerbangan ke Bali. Dalam kondisi normal, maskapai pelat merah itu memiliki tujuh penerbangan untuk akhir pekan. Namun, kini Garuda bisa menerbangkan hingga 12 penerbangan dari Jakarta ke Bali dengan tingkat okupansi hingga 100 persen dalam periode yang sama.
Maskapai badan usaha milik negara ini menjadi pilihan bagi para pemimpin negara lain. Dalam acara WWF, penerbangan reguler Garuda Indonesia ditumpangi Presiden Sri Lanka Y M Ranil Wickremesinghe serta Perdana Menteri Tajikistan Qohir Rasulzoda.
Kondisi serupa terjadi pula seiring pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Sebelum proyek berjalan masif, hanya ada 1-2 penerbangan per hari dari Jakarta ke Balikpapan. Namun, kini telah ada tiga penerbangan dengan okupansi yang selalu penuh.
”Jadi, sekali menerbangkan dengan wide body (berbadan lebar) yang berukuran 1,7 kali pesawat biasa,” kata Irfan.
Tambah pesawat
Seiring dengan tingkat pemulihan industri penerbangan yang meningkat, maskapai penerbangan berencana mendatangkan pesawat baru guna menunjang operasionalnya. Maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, misalnya, tengah memproses kedatangan delapan pesawat.
Irfan mengatakan, pihaknya menargetkan delapan pesawat baru akan datang pada tahun ini. Ada beberapa detail proses yang harus diselesaikan secara internal.
”Diharapkan, sebelum Oktober 2024 bisa datang beroperasi,” ujarnya.
Ia mengemukakan, seluruh pesawat ini bukan pesawat baru, tetapi masih layak terbang. Adanya pesawat-pesawat baru ini dapat menambah jumlah pesawat Garuda Indonesia. Frekuensi dan rute-rute yang direncanakan juga bisa lebih terakomodasi.
”Semua akan sewa dari lessor. Pesawat ini kami bayar bulanan,” katanya.