Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Berpeluang Berlanjut dari Bandung
Kereta cepat Jakarta-Surabaya bukan lagi wacana, melainkan telah bergulir menjadi rencana. Pekerjaan ini berstatus PSN.
JAKARTA, KOMPAS — Kereta cepat Jakarta-Surabaya direncanakan melanjutkan rute yang sudah ada dari Bandung. Namun, hal itu masih akan dipertimbangkan berdasarkan kajian yang berlangsung.
Kajian proyek kereta cepat (high speed railway)Jakarta-Surabaya (Jawa Timur) sedang berlangsung. Walau belum banyak informasi yang diungkap, proyek ini masuk dalam proyek strategis nasional (PSN).
”Intinya diperlukan studi yang mendalam terkait pilihan jalur dan cost-benefit dari pembangunan kereta cepat Bandung-Surabaya ini. Karena biaya yang dibutuhkan besar, harus dipastikan manfaatnya juga signifikan terhadap masyarakat,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenkomarves Septian Hario Seto saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (7/5/2024).
Baca juga: Pemerintah Mulai Kaji Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
Ketika ditanya apakah kereta cepat Jakarta-Surabaya ini akan melanjutkan rute yang sudah ada dari Bandung (Jawa Barat), Seto berpendapat kemungkinan besar terhubung dari ibu kota Jawa Barat itu. Namun, pertimbangan ini masih menjadi bagian dari kajian.
Asisten Deputi Percepatan dan Pemanfaatan Pembangunan Kementerian Perekonomian Suroto mengatakan, pemerintah saat ini sedang mengkaji kemungkinan perpanjangan rute kereta cepat Jakarta-Bandung hingga Surabaya.
”Dengan status PSN, fasilitas dan dukungan dalam perizinan dan nonperizinan masih bisa dilakukan percepatan penyelesaiannya,” ujar Suroto.
Hingga saat ini, pembahasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya masih dalam tahap kajian. Beberapa hal yang sedang ditelaah, antara lain, trase, pembiayaan dan skema, serta tahapan pelaksanaannya. Keberadaan kereta ini diharapkan memenuhi kebutuhan moda transportasi masal yang modern, aman, ramah lingkungan, dan berkelanjutan guna meningkatkan konektivitas.
Baca juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Simbol Transformasi Transportasi Indonesia
Hal senada diutarakan General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Eva Chairunisa. Proyek kereta cepat ini bukan lagi wacana, melainkan telah bergulir menjadi rencana. Sebab, proses sebelum memasuki tahap kajian kelayakan (prefeasibility study)mulai berjalan.
”Jadi memang dilakukan dengan pihak China, melibatkan konsultan China dan Indonesia. Rencana (proyek) itu sudah ada, sedang disusun. Namun, belum ada banyak informasi yang bisa disampaikan karena feasibility study belum tuntas,” kata Eva.
Siapa saja pihak yang terlibat akan diumumkan setelah melalui beragam proses. Namun, KCIC siap mendukung PSN kereta cepat Jakarta-Surabaya. Sejauh ini, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), serta Kementerian Perhubungan.
Eva melanjutkan, proses tender belum berlangsung karena saat ini masih dalam tahap kajian. Skema pembiayaan juga belum ditentukan sehingga belum banyak informasi yang bisa disampaikan kepada publik.
Baca juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diuji, Kecepatan Ditingkatkan Bertahap
Terkait dengan jalur yang akan dilalui kereta cepat Jakarta-Surabaya ini, pihaknya belum dapat memastikan hal tersebut. Namun, Eva memastikan bahwa hasilnya akan dipaparkan setelah kajian matang.
”Hal yang pasti dalam proses ini, semua dipikirkan dari sisi efisiensi serta pemanfaatan yang sudah ada,” kata Eva.
Para pihak yang terlibat dalam proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya ini mengupayakan untuk membangun jalur transportasi baru guna mengangkat perekonomian pada jalur sekitarnya.
Sebelumnya, Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan mengemukakan, Indonesia akan terus melanjutkan persahabatan kuat dan kerja sama yang konstruktif dengan China. Guna memastikan kerja sama berlanjut, China dan Indonesia akan membentuk gugus tugas (task force). Hal ini mengacu pada pembentukan konsorsium KCIC sebagai operator Whoosh rute Jakarta-Bandung. Tim ini juga akan menindaklanjuti kerja sama strategis dalam waktu dekat, seperti dikutip dari unggahan Instagramnya pada April lalu.
Baca juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Simbol Kerja Sama Indonesia dan China
Berkaca dari proyek sebelumnya, Whoosh merupakan PSN yang tertulis dalam Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN. Proyek KCIC dibangun tanpa bantuan keuangan negara serta jaminan pemerintah. Pendanaan berasal dari pinjaman China Development Bank sebesar 75 persen, sedangkan sisanya dari setoran modal pemegang saham. Dalam hal ini, mereka adalah PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia atau PSBI (60 persen) dan Beijing Yawan HSR Co LTd (40 persen) (Kompas.id, 3/5/2024).
Skema pembiayaan
Status PSN utamanya disokong pemerintah, bukan dibebankan pada badan usaha tertentu. Sebab, proyek ini merupakan perintah politik pemimpin negara.
Menurut Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang, garapan berstatus PSN harus ada penyertaan modal negara. Pemerintah perlu campur tangan dalam pembiayaannya. Apabila dibebankan kepada badan usaha tertentu, akan memberatkan.
”Karena ini perintah politik, good will. Kalau pemerintah tidak ikut bergabung, jelas rugi. Ini, kan, bukan proyek bisnis. Ini proyek pemerintah. Mau tak mau, ya, memang harus ada penyertaan modal, paling tidak operasional modal negara,” kata Deddy.
Ia berharap agar pembiayaan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya berupa kredit lunak (soft loan), bukan kredit keras (hard loan). Sebab, bunga tahunan kredit lunak lebih rendah dibanding kredit keras sehingga proses pelunasannya tak begitu memberatkan.
”Kalau kereta sampai Surabaya, kan, tiket bisa dijual (mulai) Rp 1 juta, kan berani. Enggak lelah ke bandara, bisa langsungke kota,” ujar Deddy yang juga Wakil Ketua Forum Angkutan Jalan dan Kereta Api Masyarakat Transportasi Indonesia.
Sebelumnya, dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, pembangunan Whoosh juga disokong PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), yang merupakan anak usaha badan usaha milik negara. Perusahaan ini adalah gabungan (joint venture)empat BUMN, yakni PT Kereta Api Indonesia, PT Wijaya Karya, PT Jasa Marga, dan PT Perkebunan Nusantara.
Baca juga: China Tawarkan Manfaat Sekaligus Tantangan Kawasan