Pemerintah Mulai Kaji Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
Proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya memberi ragam pilihan bagi masyarakat dalam bepergian jarak jauh.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mulai mengkaji kelanjutan proyekkereta cepat rute Jakarta-Surabaya. Harapannya, proyek ini bisa mengurangi beban transportasi jalan, begitu pula dengan emisi penerbangan. Kepastian mengenai pelaksanaan proyek ini akan diserahkan pada periode pemerintahan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024-2029.
Terkait proyek tersebut, PT Kereta Api Indonesia (KAI) siap serta berkomitmen mendukung penugasan yang diamanahkan pemerintah. Hal ini sebagai bentuk partisipasi memajukan layanan perkeretaapian di Indonesia.
”KAI juga memastikan akan mendukung proyek-proyek perkeretaapian selanjutnya, seperti rencana perpanjangan rute kereta cepat sampai ke Surabaya,” ujar Vice President Public Relation PT KAI Joni Martinus saat dihubungi di Jakarta, Jumat (3/5/2024).
Berkaca dari penggunaan layanan kereta cepat Whoosh rute Jakarta-Bandung, moda transportasi kereta cepat telah menjadi andalan masyarakat urban dalam bertransportasi. KAI akan terus menjaga keandalan transportasi canggih itu dengan merawat serta mengoperasikan secara optimal guna mendukung peningkatan mobilitas masyarakat.
Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan, Jodi Mahardi, menambahkan, pihaknya mulai mendiskusikan kelanjutan program kereta cepat Jakarta-Surabaya. Pemerintahan yang baru diharapkan mampu melanjutkan program-program pemerintahan era Presiden Joko Widodo tersebut.
”Apalagi yang sudah kita rasakan semua manfaatnya, termasuk kereta cepat ini. Dengan extend (perpanjangan rute) sampai ke Surabaya, tentunya ini akan memangkas waktu dan mengurangi beban transportasi jalan, mengurangi emisi dari sektor aviasi, dan meningkatkan konektivitas antarkota di Indonesia,” tutur Jodi.
Jodi melanjutkan, tim proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya telah disepakati akan segera dibentuk. Tim yang terlibat berasal dari beragam pihak, antara lain Kemenkomarves dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). KAI juga akan dilibatkan kendati belum bisa dijabarkan detailnya.
Kompas telah menghubungi General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Eva Chairunisa. Namun, hingga berita ini ditulis, belum ada respons pesan yang dikirimkan.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, kereta cepat Whoosh yang melayani rute Jakarta-Bandung bisa menjadi pedoman dalam melanjutkan proyek selanjutnya. Pelayanan, adopsi teknologi, dan teknis pembangunan rel bisa menjadi patokan.
Keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bisa disiasati dengan pembiayaan kreatif (creative financing). Artinya, ada investor yang membiayai untuk menghubungkan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya.
”Makin panjang (rute) kereta cepat ini, makin ekonomis. Bisa dibayangkan bahwa jarak Jakarta-Surabaya yang (sekitar) 900 kilometer itu bisa dicapai kira-kira 2 jam. Jadinya ini akan kompetitif dibandingkan menggunakan pesawat udara,” ucap Budi.
Kereta cepat Whoosh yang melayani rute Jakarta-Bandung bisa menjadi pedoman dalam melanjutkan proyek selanjutnya. Pelayanan, adopsi teknologi, dan teknis pembangunan rel bisa menjadi patokan.
Konsep pembiayaan kreatif akan diprakarsai melalui desain teknis, berlanjut pada tender. Setelah itu, mereka yang memberi penawaran terbaik akan jadi pemenangnya.
Gandeng China
Dalam akun Instagramnya pada April lalu, Luhut Binsar Pandjaitan mengemukakan, Indonesia akan terus melanjutkan persahabatan kuat dan kerja sama yang konstruktif dengan China. Indonesia berterima kasih atas dukungan China terhadap proyek dan kerja sama yang terselenggara.
Luhut melanjutkan, jumlah penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung terus meningkat sejak diperkenalkan ke publik. Hal ini membuktikan proyek serupa bisa diteruskan hingga ke Surabaya.
Indonesia akan terus melanjutkan persahabatan kuat dan kerja sama yang konstruktif dengan China.
Guna memastikan kerja sama berlanjut dan kian erat, baik China maupun Indonesia sepakat membentuk gugus tugas (task force). Hal ini dapat mengacu pada pembentukan konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai operator Whoosh rute Jakarta-Bandung. Gugus tugas ini sekaligus upaya menindaklanjuti kerja sama strategis dalam waktu dekat.
”Dengan begitu, misi besar kedua negara untuk mendorong pembangunan berbasis komunitas di masa depan dapat kami capai bersama,” ujar Luhut.
Berdasarkan laman KCIC, Whoosh merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN). Proyek itu tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.
Proyek KCIC dibangun tanpa bantuan keuangan negara serta jaminan pemerintah. Pendanaan berasal dari pinjaman China Development Bank sebesar 75 persen, sedangkan 25 persen dari setoran modal pemegang saham, yaitu PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia atau PSBI (60 persen) serta Beijing Yawan HSR Co LTd (40 persen) (Kompas.id, 22/4/2024).