Masih Terpantau Kondusif, Puncak Arus Balik Diprediksi Akhir Pekan Ini
Keberimbangan antara kuantitas kendaraan dan kapasitas terminal perlu diupayakan, guna mencegah penumpukan kendaraaan.
BAKAUHENI, KOMPAS – Arus balik mulai terjadi dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung menuju Merak, Banten. Situasi yang masih terpantau kondusif tetap perlu diantisipasi apabila penumpukan terjadi sewaktu-waktu. Prediksinya, puncak arus balik berlangsung Minggu (14/4/2024).
Para pemudik dari Sumatera kembali ke Jawa melalui jalur laut di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Jumat (12/4/2024). Meski arus balik mulai berlangsung, tetapi kondisi pelabuhan masih terpantau kondusif. Mereka membawa tas, koper, serta beberapa kardus ke dalam kapal menuju Pelabuhan Merak, Banten.
Baca juga: Biang Kerok Antre Panjang Mobil di Merak: Pemudik Datang Tak Sesuai Jadwal
Antrean mobil tampak sejak pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB, tetapi tak memakan ruas hingga kiloan meter. Sejumlah ruas antrean terpantau masih lengang. Seiring berjalannya waktu, pelabuhan makin ramai. Namun, masih tergolong terkendali.
Salah satu pemudik, Fajar (33) mengatakan, ia bersama keluarganya baru memulai perjalanan mudik pada hari Lebaran atau Rabu (10/4/2024). Berangkat pukul 07.00 WIB, antrean masih lengang. Namun, makin siang, kondisinya makin ramai.
“Hari ini kami kembali ke Cilegon, Banten karena besok sudah harus masuk kerja. Perkiraan saya, puncak arus mudik dan balik biasanya terjadi H-3 dan H+3 Lebaran. Mungkin Minggu (14/4/2024) puncak arus balik karena Senin sudah mulai masuk kerja, meski anak-anak masih libur sekolah,” ujar Fajar di Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
Pelabuhan Bakauheni akan menjadi salah satu titik krusial arus balik kali ini. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memperkirakan arus balik dimulai pada Kamis (11/4/2024) dengan puncak pergerakan pada Minggu (14/4/2024) atau H+3 Lebaran.
Tiket feri tak akan hangus selama pengguna jasa tiba di pelabuhan dalam 24 jam dari waktu check-in yang tertera di tiket
Masa berlaku tiket
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin mengatakan, pihaknya mengantisipasi penumpukan pemudik dengan menghapus masa kedaluwarsa tiket hingga 24 jam, sejak waktu masuk pelabuhan. Kebijakan ini berlaku khusus saat periode arus balik Lebaran pada 11 April 2024 hingga 21 April 2024.
“Pengguna jasa tak perlu khawatir jika mengalami kemacetan saat menuju pelabuhan, karena tiket feritak akan hangus selama pengguna jasa tiba di pelabuhan dalam 24 jam dari waktu check-in yang tertera di tiket,” ujarnya.
Sebelumnya, terjadi penumpukan di Pelabuhan Merak pada puncak arus mudik, Minggu (7/4/2024). Pemudik datang lebih awal atau tak sesuai jadwal keberangkatan, sehingga mengakibatkan antrean panjang di jalan hingga Pelabuhan Merak. Saat itu, sekitar 42.000 kendaraan menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni, tetapi 32 persen di antaranya tak hadir sesuai jadwal (Kompas.id, 9 April 2024).
Baca juga: Arus Balik Masih Sepi, Rekayasa Lalin di Tol Trans Jawa Ditunda
Menurut data Posko Merak, total penumpang yang menyeberang dari Jawa ke Sumatera mulai H-7 hingga hari H tercatat 835.718 orang. Angka itu naik 5 persen dibandingkan realisasi tahun lalu dalam periode yang sama. Jumlah kendaraan yang telah menyeberang sebanyak 196.28 unit atau meningkat 11 persen dibandingkan Lebaran 2023.
Sebaliknya, total penumpang yang menyeberang dari Sumatera ke Jawa selama periode yang sama sebanyak 313.965 orang, terdongkrak 3 persen dari tahun lalu dalam periode yang sama. Jumlah kendaraan terakumulasi naik 6 persen dengan total 59.013 unit.
Operasikan pelabuhan tambahan
Pemerintah bekerja sama dengan ASDP sebagai pengelola pelabuhan demi memperlancar arus balik Lebaran 2024. Berbeda dari arus mudik, mulai Jumat (12/4/2024) hingga Kamis (18/4/2024) rute layanan arus balik dapat melalui Pelabuhan Panjang, Lampung menuju Ciwandan, Banten. Kebijakan ini berlaku bagi kendaraan Golongan I (sepeda) hingga Golongan IV (mobil).
Sherly mengemukakan, ASDP akan mengoperasikan tiga kapal di lintasan Bakauheni-Merak. Kapal-kapal yang akan mengangkut penumpang terdiri atas KMP Panorama Nusantara, KMP ALS Elvina, dan KMP Amadea pada lintas Panjang-Ciwandan.
Baca juga: 1 Juta Kendaraan Diprediksi Masuk Jakarta, Tiga Titik Ini Rawan Macet
Pelayanan pada lintas Panjang-Ciwandan diperuntukkan bagi kendaraan roda dua atau sepeda motor serta roda empat berukuran kecil dengan pembatasan kuota. Sementara, layanan tiket penyeberangan untuk kendaraan Golongan VII-IX akan dialihkan melalui pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ) Muara Pilu.
“Tiap kapal akan melayani satu trip khusus lintas ini. Buffer zone (zona penyangga) dan delaying system (sistem penudaan) juga akan tetap diterapkan untuk membantu petugas melakukan screening tiket dan muatan,” kata Shelvy.
Hingga saat ini, setidaknya ada 66 kapal yang siap beroperasi di Merak-Bakauheni. Kuantitas itu sama seperti arus mudik. Tambahan frekuensi perjalanan dan armada akan disesuaikan Badan Pengelola Transportasi Darat sesuai kondisi lapangan.
Sementara itu, ASDP Cabang Bakauheni meyakini kesiapan sarana dan prasarana pelabuhan. Sejumlah fasilitas akan ditambahkan untuk mempersingkat antrean.
“Kami menambah beberapa loket atau toll gate kendaraan supaya tak terjadi antrean saat masuk kendaraan ke pelabuhan. Selanjutnya, pengoperasian kapal mungkin akan disediakan berukuran lebih besar dari biasanya saat arus balik,” tutur General Manager ASDP Cabang Bakauheni Capt. Rudi Sunarko.
Berkaca dari penumpukan kendaraan di Merak, pihaknya mengantisipasi dengan menerapkan delay system atau sistem tunda di tempat-tempat peristirahatan, antara lain tol Bakauheni dan lintas timur. Tujuannya, menyosialisasikan pembelian tiket perlu dilakukan sebelum memasuki radius 4,2 kilometer (km) dari pelabuhan.
Rudi melanjutkan, penumpang yang belum membeli tiket saat memasuki kawasan pelabuhan, akan diarahkan untuk putar balik. Hal ini hanya berlaku di Bakauheni.
Buffer zone atau penerapan zona penyangga akan berlaku pada enam titik, yakni Km 20, Km 33, Km 49, Km 67, dan Km 87. Totalnya bisa menampung sekitar 900-1.000 kendaraan.
Penundaan perjalananmenuju pelabuhan juga berlaku guna mengurangi penumpukan kendaraan di satu waktu dan tempat. “Kepadatan di Pelabuhan Bakauheni ditahan untuk sementara waktu sampai pelabuhan sudah berakhir surut, setelah itu akan dilepas kendaraan dari rest area dan buffer zone,” kata Rudi.
Guna menghindari kemacetan arus balik, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menganjurkan pemudik kembali lebih awal. Sejumlah skenario untuk mengantisipasi kepadatan juga telah disiapkan.
Baca juga: Konsumsi Pertamax Turbo dan Daya Listrik Terus Meningkat di Musim Mudik
“Kalau arus balik itu berbeda dengan mudik yaitu sentripetal atau menuju ke satu titik, yakni Jakarta, bukan menyebar seperti mudik. Pemerintah telah menyiapkan skenario untuk mengantisipasinya. Saya minta kepolisian menegakkan hukum, diantaranya merazia travel gelap,” tutur Budi.
Tak berimbang
Dalam kasus penumpukan kendaraan di Pelabuhan Merak saat arus mudik lalu, pengendara bahkan menempuh perjalanan dan mengantre selama 14 jam. Meski kemacetan turut disebabkan pemudik yang tak mematuhi jadwal keberangkatan, mereka tak sepenuhnya bisa disalahkan.
Menurut pengamat kapal dan pelabuhan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Raja Oloan Saut Gurning, kemacetan imbas peningkatan kuantitas kendaraan yang tak diimbangi kemampuan kapasitas terminal. Belajar dari kejadian lalu, kapasitas tambahan perlu disiapkan. Hal ini mencakup tambahan armada, rute, jadwal dan frekuensi, dermaga sandar dan bongkar, serta kawasan penyangga tunggu untuk kendaraan.
ASDP perlu bekerja sama dengan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Penyeberangan serta operator lain. Jumlah permintaan penyeberangan serta penyediaan armada perlu seimbang.
“Evaluasi berkelanjutan harian, bahkan lebih pendek dari itu perlu dilakukan guna mengestimasi pergerakan trafik penumpang, khususnya kendaraan roda dua dan empat apakah masih di bawah atau sudah bergerak di atas kapasitas,” tutur Saut.
Menanggapi pemudik yang tak mematuhi jadwal keberangkatan, Saut menilai, kondisi itu semestinyamendorong ASDP lebih dinamis mempersiapkan skema perubahan yang cepat. Hal ini termasuk pula melibatkan berbagai operator lain yang dapat mendukung penambahan kapasitas layanan.
Baca juga: Transportasi Umum Berinovasi, Banyak Pemudik Jatuh Hati
Saut melanjutkan, opsi mengharuskan pemudik putar balik justru menambah eskalasi pada jalan akses ke dan dari Merak. Kepastian layanan, walau sedikit lebih lama memang perlu dilakukan ASDP.
“Usaha menjadikan tiket berlaku hingga 24 jam, lalu penyediaan buffer zone, hingga zona pembelian terminal mungkin sudah baik. Namun tak akan berarti kalau tetap tak ada penambahan kapasitas angkut kapal yang terkait jumlah kapal, frekuensi atau jumlah kapal,” kata Saut.
KSOP Penyeberangan dan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub perlu mengintervensi dengan menetapkan tambahan armada. Penumpang jangan dibiarkan menunggu skema armada yang tersedia.