THR ASN diharapkan meningkatkan konsumsi, terutama di daerah, pada momen Lebaran. Namun, pengelolaannya harus terencana.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
Kembalinya pencairan tunjangan hari raya dan gaji ke-13 aparatur sipil negara atau ASN secara penuh, khususnya di pemerintah pusat, disambut antusias. Konsumsi selama masa Lebaran pun diharapkan bisa meningkat. Namun, para ASN juga diingatkan untuk menggunakan tunjangan hari raya secara bijak dan terencana agar tak overbudget atau melebihi jumlah dari yang direncanakan.
Sebelumnya, pemerintah memastikan pencairan tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 pada 2024 bakal 100 persen setelah empat tahun sebelumnya dipotong karena pandemi Covid-19. Namun, khusus pemerintah daerah, tetap ada pertimbangan sesuai kemampuan kapasitas fiskal daerah. Adapun pencairan THR dan gaji ke-13 itu akan dilakukan hari H-10 Lebaran.
Bayu (39), ASN di salah satu kementerian di Jakarta, Jumat (22/3/2024), mengatakan, dirinya menyambut keputusan itu dengan gembira. Tahun-tahun sebelumnya, saat THR ataupun gaji ke-13 tidak cair 100 persen, ia tidak memaksakan diri dalam pengeluaran saat Idul Fitri. Pengeluaran selama masa Lebaran lebih diutamakan pada hal-hal yang bersifat prioritas.
Tahun ini, ia lebih bisa melonggarkan kantong untuk berbagai keperluan Lebaran. ”Tahun-tahun lalu saya menyesuaikan saja. Prinsipnya jangan sampai utang. Tahun ini, dengan pencairan penuh, alhamdulillah. Dari yang misalnya kemarin enggak bisa kasih uang terlalu besar kepada saudara dan keponakan, insya Allah sekarang bisa lebih,” ujarnya.
Bayu, yang berdomisili di Citayam, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, relatif tidak dipusingkan dengan melonjaknya harga tiket kereta api dan pesawat menjelang Lebaran. Sebab, orangtuanya berada di Jakarta dan mertuanya di Serpong, Tangerang Selatan, sehingga tak akan kesulitan saat mengunjungi keduanya. Waktu untuk mengunjungi orangtua ataupun mertuanya pun relatif mudah diatur.
Selain untuk keperluan Lebaran, seperti membeli pakaian dan memberi uang untuk sanak saudara, THR juga akan digunakan untuk jalan-jalan hingga makan bersama keluarga. ”Biasanya (THR) kami manfaatkan semaksimal mungkin untuk digunakan selama Lebaran. Hari ketiga atau keempat kami berlibur, tapi yang dekat-dekat saja. Paling jauh, ya, ke Bandung,” katanya.
Naufal (34), ASN di kementerian lainnya, juga mensyukuri keputusan pemerintah yang mencairkan THR dan gaji ke-13 sebesar 100 persen. Namun, di sisi lain, ia tetap harus mengatur pengeluaran sedemikian rupa karena sebagian besar THR akan digunakan untuk biaya mudik ke Gresik, Jawa Timur. Adapun harga tiket kereta api meningkat sekitar 80 persen dibandingkan hari-hari biasa.
Lantaran sudah menjadi tradisi yang tak boleh terlewatkan, ia beserta istri serta dua anaknya benar-benar mengupayakan berkumpul bersama keluarga besar di momen yang telah dinanti selama setahun. Lebaran juga menjadi momen berbagi dengan sanak saudara.
Proporsional
Menurut perencana keuangan Mitra Rencana Edukasi, Mike Rini, dalam mengelola THR, termasuk bagi para ASN, perlu ada pembagian secara proporsional. Pembagian setiap orang akan berbeda, bergantung situasi keluarga serta kebiasaan setiap tahun dalam merayakan Idul Fitri. ASN yang mudik ke luar kota dengan ASN yang tidak mudik ke luar kota, misalnya, pendekatannya akan berbeda.
”Bagi para ASN yang bertugas di daerah tertentu, jauh dari keluarganya, umumnya pengeluaran untuk mudik itu harus (dianggarkan). Ini bakal menjadi satu pos pengeluaran yang biasanya perlu sangat diawasi karena berpotensi overbudget,” kata Mike.
Secara umum, dalam pengelolaan THR, yang perlu dipahami, pertama ialah menomorsatukan hal yang prioritas, bahkan wajib, yakni zakat pribadi dan keluarga.
Secara umum, dalam pengelolaan THR, yang perlu dipahami, pertama ialah menomorsatukan hal yang prioritas, bahkan wajib, yakni zakat pribadi dan keluarga. Baru setelah itu diarahkan pada pos-pos pengeluaran lain dengan pembagian yang proporsional. Misalnya, membuat kluster yang diurutkan berdasarkan yang paling prioritas dan yang paling tidak prioritas.
Mengenai kebutuhan berbelanja untuk Lebaran, Mike menekankan agar tidak dilakukan sebelum uang di tangan atau THR cair. ”Sebab, biasanya, orang cenderung belanja duluan, tetapi dibayarnya nanti. Kebiasaan seperti itu sifatnya terlalu optimistis. Ada kebutuhan sekarang, tetapi dibayarnya nanti. Saat dapat THR bukannya ditutup, tetapi belanja lagi,” ujarnya.
Apabila benar-benar mendesak, bisa ditalangi dulu dari uang tabungan asalkan disiplin untuk diganti atau di-reimburse saat THR cair. Sebab, bagaimanapun, tabungan bukan berarti ”tak bertuan”. Jangan sampai, misalnya, mengorbankan tabungan pendidikan anak.
Adapun salah satu kebutuhan mendesak, misalnya tiket mudik yang memang harus didapatkan dari jauh-jauh hari. Sebab, mendekati Lebaran, kerap kali harganya akan terus meroket serta ketersediaannya bisa semakin terbatas. Ia juga menyoroti sejumlah kegiatan pada masa Lebaran yang kerap kali membuat overbudget.
”Biasanya jalan-jalan, hiburan, dan membeli makanan. Silaturahmi 1-3 hari, tetapi selebihnya jalan-jalan di tempat mudik. Itu perlu diwaspadai (kelebihan pengeluaran). Perlu ada perencanaan, misalnya akan liburan ke mana, makan di mana, dan seterusnya,” kata Mike.
Sebagaimana salah satu tujuan pemberiannya, THR untuk ASN diharapkan dapat meningkatkan konsumsi, terutama di daerah, pada momen Lebaran.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menambahkan, saat ada keperluan yang lebih dari anggaran, pinjaman daring sebenarnya bisa menjadi alternatif. Misalnya, untuk membeli beragam oleh-oleh untuk dibawa ke kampung halaman. Namun, melihat tren yang terjadi beberapa tahun terakhir, pinjaman daring justru menambah masalah baru.
”Beberapa tahun ini ada isu penting dalam pinjaman online, yakni kerap kali disalahgunakan. Mereka yang mengakses pinjaman online tidak memiliki pengetahuan luas tentang itu sehingga akhirnya terjebak dalam pinjaman yang berkelanjutan. Jadi, harus ekstrahati-hati,” ucap Yusuf.
Sebagaimana salah satu tujuan pemberiannya, THR untuk ASN diharapkan dapat meningkatkan konsumsi, terutama di daerah, pada momen Lebaran. Namun, segalanya mesti terencana. Jangan sampai pengelolaan yang kurang bijak membawa masalah di kemudian hari.