IKM Komponen Otomotif Siap Pasok Kebutuhan Kendaraan Listrik
Kehadiran kendaraan listrik akan meningkatkan kinerja IKM komponen otomotif.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tren meningkatnya minat dan produksi kendaraan listrik menjadi peluang baru yang bisa dimanfaatkan pelaku industri kecil menengah atau IKM untuk bisa menjadi pemasok komponen kendaraan listrik roda dua dan tiga. Tak hanya meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri kendaraan listrik, peluang itu bisa memberikan pasar bagi IKM komponen otomotif sehingga bisa meningkatkan serapan tenaga kerja dan mendorong kinerja perekonomian.
Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI) I Made Dana Tangkas menjelaskan, IKM komponen otomotif dalam negeri sudah siap untuk menjadi pemasok komponen untuk kendaraan listrik roda dua dan tiga.
Pada dasarnya, kata Made, yang membedakan kendaraan listrik dengan kendaraan berbahan bakar bensin itu adalah tiga komponen utamanya, yakni baterai listrik, motor listrik, dan inverter kendaraan listrik. Adapun komponen lainnya, seperti bodi dan interior mobil, relatif sama dengan kendaraan berbahan bakar bensin.
Selama ini, kata Made, IKM komponen otomotif dalam negeri sudah bertahun-tahun memasok bodi dan interior ke industri besar perakitan kendaraan. ”Dengan demikian, memasok komponen ini pada perakitan kendaraan listrik tentu saja tidak ada masalah. Artinya, IKM komponen ini sangat siap bahkan menyambut hadirnya tren kendaraan listrik roda dua dan tiga ini,” ujar Made dalam forum diskusi grup bertajuk ”Peran UKM/IKM dan Koperasi dalam Mendukung Peningkatan Substitusi Impor Part, Komponen, dan Equipment/Tooling untuk Industri Otomotif Indonesia”, di Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Namun, kata Made, IKM komponen dalam negeri belum bisa memproduksi tiga komponen utama kendaraan listrik itu. Komponen itu harus dipasok dari negara lain.
Menurut Made, kehadiran kendaraan listrik akan meningkatkan kinerja IKM komponen otomotif. Saat ini, mereka sibuk memproduksi komponen otomotif untuk pabrikan kendaraan berbahan bakar bensin. Artinya, masuknya kendaraan listrik membuat mereka memiliki pasar baru.
Kemampuan IKM komponen dalam negeri ini sangat baik. Saat ini bisa memasok 65 persen dari komponen kendaraan dan alat berat.
”Ini menguntungkan bagi perekonomian Indonesia. Ada tingkat kandungan dalam negeri dalam kendaraan listrik. Ada pasar yang menyerap produksi IKM komponen otomotif kita, artinya ada serapan tenaga kerja yang mendorong perekonomian,” ujar Made.
Rantai pasok
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki mengatakan, seiring dengan meningkatnya tren penggunaan kendaraan listrik, terbuka peluang bagi perusahaan kecil dan menengah untuk menjalin kemitraan dengan industri kendaraan listrik sebagai pemasok komponen perakit kendaraan.
Pihaknya juga mendorong terhubungnya IKM dengan industri besar perakitan kendaraan bermotor. Industri besar bisa menjadi offtaker atau pembeli produksi IKM komponen itu.
”Kemampuan IKM komponen dalam negeri ini sangat baik. Saat ini bisa memasok 65 persen dari komponen kendaraan dan alat berat,” ujar Teten. Apalagi, saat ini sudah ada Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2021 tentang Perpres No 10/2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal yang mewajibkan industri besar bermitra dengan IKM. Aturan ini bisa dijadikan acuan payung hukum yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku IKM.
Selain itu, ada dana Rp 2 triliun dari Lembaga Pengelolaan Dana Bergilir (LPDB) yang bisa dimanfaatkan untuk pembiayaan IKM komponen otomotif. Pembiayaan ini bisa untuk membantu permodalan IKM untuk meningkatkan skala dan kapasitasnya.
Koordinator Fungsi IKM Alat Angkut Direktorat IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Kementerian Perindustrian Irvan Kuswardana mengatakan, penting bagi IKM terkoneksi dengan pelaku besar industri perakitan kendaraan listrik. Ini agar produksi mereka bisa masuk dalam jejaring rantai pasok.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong pencocokan bisnis antara IKM dan pelaku industri besar. ”Salah satu upaya meningkatkan kapasitas IKM adalah dengan mempertemukan mereka dengan pembeli,” ujar Irvan.
Mengutip data Kementerian Perindustrian, pada 2022 terdapat 3.439 pelaku UKM komponen otomotif. Mereka tersebar di sejumlah daerah. Mereka memproduksi komponen roda dua dan empat mulai dari gir, laher, bodi, hingga interior.