Presiden Jokowi Berharap Investasi Masuk Kembali Pasca-Pemilu
Seusai hari pencoblosan, Presiden berharap sektor jasa keuangan akan dapat lebih menggeliat.
Oleh
AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO, MAWAR KUSUMA WULAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seusai Pemilu 2024, Presiden Joko Widodo mengharapkan arus modal kembali masuk sehingga mampu menggerakkan iklim investasi lebih baik lagi. Kendati para pengusaha mengambil sikap wait and see menjelang pemilu, industri jasa keuangan tetap menunjukkan kinerja positif.
Presiden mengatakan, politik domestik tergolong stabil di tengah kondisi geopolitik global yang masih belum kondusif akibat perang di Ukraina dan Gaza. Stabilitas politik ini dipastikan akan melegakan dan membangkitkan industri jasa keuangan yang makin kokoh sehingga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Presiden berharap para investor kembali masuk sehingga iklim investasi dapat kembali menggeliat.
”Banyak para pelaku bisnis yang kemarin masih menunggu pemilu. Wait and see karena agak khawatir dengan politik yang memanas menjelang pelaksanaan pemilu. Tetapi, sekarang, alhamdulillah pemilu berjalan dengan lancar, masyarakat berbondong-bondong ke TPS, juga dengan riang gembira,” ucap Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2024, di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Dengan terjaganya stabilitas politik dalam negeri tersebut, Presiden berharap para investor kembali masuk sehingga iklim investasi dapat kembali menggeliat. Selain kondisi politik, industri jasa keuangan dalam negeri turut menunjukkan daya tahan di tengah perlambatan ekonomi global.
Pada industri perbankan, misalnya, permodalan tetap terjaga sebesar 27,69 persen atau berada di atas negara-negara tetangga di kawasan ASEAN. Lebih lanjut, kredit perbankan juga masih bisa tumbuh hingga 10,38 persen secara tahunan atau telah melebihi level prapandemi. Presiden menegaskan, ekonomi Indonesia selama 2023 mampu tumbuh 5,05 persen secara tahunan dengan inflasi di 2,57 persen.
Di sisi lain, cadangan devisa tercatat 145 miliar dollar Amerika Serikat (AS) dan neraca perdagangan masih mencatatkan surplus 36 miliar dollar AS atau sekitar Rp 570 triliun. Sementara transaksi berjalan masih surplus 0,16 persen.
Tiba-tiba, kita lihat kemarin jatuhnya Silicon Valley Bank. Ini juga mengharuskan kita semuanya hati-hati dalam kita dan menjaga industri keuangan kita, ekonomi kita. Kita harus menjaga ekonomi agar inklusif dan berkelanjutan.
Dengan berbagai catatan positif tersebut, Presiden Joko Widodo optimistis terhadap laju pertumbuhan ekonomi nasional pada 2024. Kendati demikian, ia mengingatkan kepada semua pihak di industri jasa keuangan untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap pergerakan ekonomi global dan disrupsi teknologi.
Menurut Presiden, langkah kewaspadaan tetap dibutuhkan dalam menghadapi kondisi ekonomi global yang berubah sangat cepat. Oleh sebab itu, sebaiknya seluruh pihak dapat mengambil pelajaran terhadap krisis di masa lalu, seperti krisis finansial di Asia pada 1998, krisis finansial global pada 2008, hingga jatuhnya salah satu bank pada 2023.
”Tiba-tiba kita lihat kemarin jatuhnya Silicon Valley Bank. Ini juga mengharuskan kita semuanya hati-hati dalam kita dan menjaga industri keuangan kita, ekonomi kita. Kita harus menjaga ekonomi agar inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar menilai, stabilitas sektor jasa keuangan nasional masih terjaga didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga di tengah perlambatan ekonomi global. Likuiditas yang memadai dan profil risiko tersebut tecermin dari alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) perbankan sebesar 28,73 persen dan NPL perbankan 2,19 persen.
Menurut Mahendra, momentum Pemilu 2024 tidak berdampak terhadap stabilitas sektor jasa keuangan nasional. Di tengah pergunjingan para pelaku bisnis dan para investor yang cenderung wait and see menjelang pemilu, sektor jasa keuangan tetap mampu menorehkan kinerja positif.
”Bukan saja tidak terpengaruh negatif, tetapi justru dilihat dari kinerja yang ada, baik itu di pasar modal, perbankan, asuransi, dana pensiun, dan pembiayaan, semua mencatatkan kinerja yang baik. Jadi, jelas tidak kelihatan pengaruhnya di situ,” katanya dalam konferensi pers PTIJK 2024.
Pasar modal, misalnya, kapitalisasi pasar per 4 Januari 2024 telah menyentuh titik tertingginya senilai Rp 11.810 triliun. Terkait likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham hingga 16 Februari 2024 tercatat mencapai Rp 10,66 triliun secara tahun kalender.
Apa yang dihasilkan oleh pemilu minggu lalu itu bisa memberikan ruang yang lebih besar lagi untuk melakukan berbagai penyempurnaan, reformasi, langkah-langkah dan program kerja yang penting dan dijalankan oleh berabgai kementerian/lembaga.
Dengan demikian, Mahendra melanjutkan, pemilu yang telah berlangsung dapat digunakan sebagai modal pembangunan ekonomi nasional sekaligus stabilitas industri jasa keuangan. Selain itu, telah dilaluinya masa Pemilu 2024 menjadi momentum bagi Indonesia untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.
”Ke depan, harapan kita semua, ini dapat menjadi momentum yang baik. Apa yang dihasilkan oleh pemilu minggu lalu itu bisa memberikan ruang yang lebih besar lagi untuk melakukan berbagai penyempurnaan, reformasi, langkah-langkah, dan program kerja yang penting dan dijalankan oleh berbagai kementerian/lembaga,” katanya.
Mahendra menambahkan, optimisme pasar pada awal 2024 telah menurunkan ketidakpastian sehingga perekonomian global diperkirakan dapat terhindar dari resesi. Namun, terdapat berbagai risiko yang masih mewarnai pertumbuhan ekonomi global, terutama biaya pinjaman, beban utang, lemahnya permintaan, serta divergensi pemulihan di sejumlah negara.
Akibatnya, pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan melambat pada 2024. Berdasarkan perkirakaan Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi global pada 2024 melambat menjadi 2,4 persen dari sebelumnya pada 2023 sebesar 2,6 persen.
Dari berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi, OJK optimistis sektor jasa keungan akan melanjutkan tren pertumbuhan positif pada 2024. Kredit perbankan, misalnya, ditargetkan tumbuh 9-11 persen didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 6-8 persen. Penghimpunan dana di pasar modal ditargetkan mencapai Rp 200 triliun.
Selain itu, OJK turut berkomitmen meningkatkan pemahaman masyarakat luas sehingga masyarakat dapat semakin terlindungi dan akses keuangan semakin merata. Berdasarkan Hasil Survei Sementara 2023, tingkat literasi keuangan tercatat 65,4 persen dan tingkat inklusi keuangan 75,2 persen.
Survei tersebut pertama kali dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dengan fokus utama di wilayah perdesaan dan terpencil.