Natal dan Tahun Baru, Kebutuhan Uang Tunai Masyarakat Diperkirakan Meningkat
Dalam hitungan hari, masyarakat akan menyambut libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Hal ini akan diikuti dengan meningkatnya permintaan terhadap uang tunai sehingga perbankan pun menambah alokasi kasnya.
JAKARTA, KOMPAS — Menjelang masa liburan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, kebutuhan uang tunai masyarakat diperkirakan akan meningkat. Oleh karena itu, sejumlah bank mengantisipasi lonjakan kebutuhan tersebut dengan menambah jumlah uang kas lebih banyak dibandingkan dengan realisasi pada tahun sebelumnya.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, di setiap libur perayaan keagamaan, kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai cenderung meningkat. Hal ini salah satunya disebabkan lantaran masih banyak aktivitas perekonomian berbasis transaksi fisik atau belum terdigitalisasi.
”Biasanya, menjelang hari raya keagamaan, seperti Lebaran dan Natal, juga Tahun Baru, selalu ada peningkatan terhadap kebutuhan uang tunai. Walau sudah ada digitalisasi, masih banyak aktivitas ekonomi yang bersifat tradisional,” katanya saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (16/12/2023).
Mengutip data Bank Indonesia (BI) mengenai uang beredar dalam arti luas (M2), uang kartal di luar bank umum dan bank perkreditan rakyat pada momentum Lebaran yang jatuh pada April 2023 tercatat Rp 895,7 triliun atau meningkat 7,5 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, Rp 832,8 triliun. Peningkatan tersebut juga terjadi pada momentum Natal dan Tahun Baru tahun lalu yang tampak dari peredaran uang kartal per Desember 2022 sebesar Rp 926,8 triliun atau meningkat sekitar 10,26 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar Rp 840,5 triliun.
Menurut Faisal, sebagian besar transaksi di masyarakat masih mengandalkan uang tunai sekalipun kini telah berkembang fitur transaksi secara digital. Hal ini mengingat sebagian besar perekonomian Indonesia ditopang oleh sektor informal sehingga penggunaan uang tunai dalam bertransaksi relatif tinggi dan meningkat, khususnya saat momentum Natal, Tahun Baru, dan Lebaran.
Baca juga: Pergerakan Selama Natal-Tahun Baru Diperkirakan Capai 107 Juta Orang
Senada dengan Faisal, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef)Tauhid Ahmad berpendapat, besarnya transaksi pada momentum Natal, Tahun Baru, dan Lebaran terutama disebabkan oleh belanja masyarakat. Momentum tersebut mendorong kebutuhan masyarakat untuk berbelanja saat liburan.
”Money supply (uang beredar) meningkat karena kebutuhan untuk transaksi dari masyarakat. Sebagian besar dari mereka akan pergi tempat wisata, berlibur ke luar negeri, atau bersilaturahmi sehingga kebutuhan cash meningkat,” tuturnya saat dihubungi.
Persiapan perbankan
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan, pihaknya akan melayani para nasabah secara hibrida, baik daring maupun luring. Oleh karena itu, kantor cabang akan beroperasi normal di hari kerja selama liburan Natal-Tahun Baru serta tersedianya layanan digital selama 24 jam, seperti aplikasi myBCA, BCA Mobile, internet banking (KlikBCA), dan jaringan ATM setor-tarik BCA.
Sebagai langkah antisipasi terhadap lonjakan kebutuhan tarikan nasabah di mesin ATM selama liburan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, BCA menyiapkan uang kas sejumlah Rp 41,1 triliun. Jumlah ini meningkat 5 persen dibandingkan dengan realisasi tahun lalu.
”Kami berharap kesiapan BCA dalam memenuhi berbagai macam transaksi perbankan dapat membantu masyarakat selama menikmati momen kebersamaan di libur Natal-Tahun Baru tahun ini. BCA juga kembali menghadirkan BCA Year End Salebration 2023 yang dapat dimanfaatkan nasabah untuk berburu diskon akhir tahun, termasuk bertransaksi dengan Paylater BCA sebagai fitur terbaru di aplikasi myBCA,” ujarnya melalui keterangan resmi, Sabtu (16/12/2023).
Jahja mengingatkan para nasabah untuk berhati-hati terhadap berbagai modus penipuan yang mengatasnamakan BCA. Para nasabah diharapkan tidak memberikan data pribadi perbankan yang bersifat rahasia, seperti PIN, OTP, password, kode akses, serta card verification code (CVC) atau card verification value (CVV).
Alokasi uang tunai mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat menjelang serta sesudah Natal dan Tahun Baru.
Selain BCA, bank-bank berpelat merah atau dikenal dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) turut mengantisipasi lonjakan kebutuhan uang tunai di masyarakat semasa liburan Natal-Tahun Baru. Secara keseluruhan, total uang kas yang disiapkan oleh Himbara pada Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 ini mencapai Rp 90,1 triliun atau meningkat sekitar 11 persen dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang sebesar Rp 81,09 triliun.
Peningkatan tersebut terdiri dari uang kas yang disiapkan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 23,2 triliun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI sebesar Rp 22,02 triliun, serta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN sebesar Rp 19,68 triliun. Di sisi lain, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI justru menurunkan uang kas yang disiapkan sebesar 5 persen dibandingkan dengan tahun lalu menjadi Rp 25,2 triliun.
Baca juga: Hikayat Uang Kartal, Kartu Debit, dan QRIS
Corporate Secretary BTN Ramon Armando mengatakan, pihaknya mengalokasikan uang kas tersebut guna mencukupi kebutuhan dana tunai nasabah menjelang dan sesudah Natal-Tahun Baru selama 18 Desember 2023 hingga 5 Januari 2024. Dari total dana tunai Rp 19,68 triliun, sebanyak Rp 5,90 triliun atau 30 persen akan dialokasikan untuk pengisian ATM BTN di seluruh Indonesia dan selebihnya akan dialokasikan untuk memasok dana tunai pada setiap kantor cabang BTN di sejumlah daerah.
Menurut Ramon, penetapan kenaikan alokasi dana tunai pada momentum Natal dan Tahun Baru kali ini juga dilatarbelakangi oleh meningkatnya aktivitas daya beli masyarakat. ”Alokasi uang tunai mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat menjelang dan sesudah Natal dan Tahun Baru,” ujarnya, melalui keterangan resmi, Kamis (14/12/2023).
Sementara itu, Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto mengatakan, alokasi uang kas BRI pada periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 ini menurun seiring dengan preferensi transaksi nasabah yang bergeser ke transaksi digital atau secara cashless. Hal ditunjukkan dari migrasi transaksi yang sebelumnya secara konvensional oleh pekerja di banking hall ke digital yang meningkat signifikan.
Per akhir Oktober 2023, pengguna BRImo tercatat mencapai 30,4 juta pengguna atau meningkat 30 persen secara tahunan. Adapun volume transaksi melalui BRImo mencapai Rp 3.353 triliun atau meningkat 60,8 persen secara tahunan.
”Sekitar 99 persen telah dilakukan melalui layanan berbasis digital baik melalui e-channel maupun platform digital yang dimiliki BRI, sedangkan sisanya atau 1 persen transaksi dilakukan masih secara konvensional di kantor BRI,” katanya melalui keterangan resmi.
Baca juga: Perbankan Optimistis Tren Pertumbuhan Kredit Berlanjut
Secara keseluruhan, BI mencatat, nilai transaksi digital banking per Oktober 2023 tercatat Rp 5.118,89 triliun atau tumbuh 15,57 persen secara tahunan dan nilai transaksi uang elektronik meningkat 17,67 persen secara tahunan mencapai Rp 41,71 triliun. Lebih lanjut, nominal transaksi quick response code Indonesian standard (QRIS) tercatat tumbuh 186,08 persen secara tahunan mencapai Rp 24,97 triliun dengan jumlah pengguna 43,44 juta dan jumlah merchant 29,63 juta yang sebagian besar merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
BI memperkirakan nilai transaksi digital banking akan terus tumbuh 23,2 persen pada 2024 hingga mencapai Rp 71.584 triliun dan tumbuh 18,8 persen pada 2025 menjadi Rp 85.044 triliun. Transaksi lokapasar juga akan tumbuh 2,8 persen menjadi Rp 487 triliun pada 2024 dan 3,3 persen menjadi Rp 503 triliun pada 2025.