Tangguh Train 3 di Teluk Bintuni Dukung Target Produksi Gas 2030
Proyek Strategis Nasional Tangguh Train 3 di Teluk Bintuni, Papua Barat, diresmikan. Proyek ini diharap berkontribusi mendukung produksi gas Indonesia ke depan.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Proyek Strategis Nasional atau PSNTangguh Train 3, di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, meningkatkan kapasitas produksi sampai 11,4 juta ton per tahun. Dengan demikian, proyek ini sekaligus mendukung target produksi gas Indonesia sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.
Presiden Joko Widodo meresmikan PSN Tangguh Train 3 di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Jumat (24/11/2023). Hadir pula dalam acara ini Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar, Penjabat Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere, dan Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw.
Megaproyek ini akan meningkatkan kapasitas produksi tahunan Tangguh LNG menjadi 11,4 juta ton per tahun. Ini dinilai Presiden Jokowi akan berkontribusi signifikan untuk mendukung target produksi gas 12 BSCFD pada 2030.
PSN Tangguh Train memiliki nilai investasi 4,83 miliar dollar AS atau setara Rp 72,45 triliun. Sejauh ini produksi pertama Tangguh Train 3 sudah dikirim ke PT PLN bulan lalu sekaligus menandai operasi komersial proyek pengembangan Tangguh.
Selain mendorong industri migas nasional, Presiden Jokowi mengapresiasi serapan banyak tenaga kerja dalam negeri, terutama dari warga asli Papua. ”Saat ini 70 persen tenaga operasional tangguh adalah pekerja dari Papua Barat dan Papua,” katanya.
Ke depan, Tangguh LNG menargetkan pada 2029 sebanyak 85 persen pekerja operasional adalah tenaga kerja asli Papua. Presiden Jokowi menyambut baik rencana ini.
”Sebanyak 105 teknisi operasi dan pemeliharaan kilang LNG adalah putra-putri Papua Barat dan Indonesia yang telah direkrut sejak SMA, yang menjalani program pendidikan dari BP di Berau,” tambahnya.
Saat ini, menurut Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Dwi Soetjipto, dalam siaran pers 19 Oktober, total produksi gas dari Tangguh mencapai sepertiga dari produksi gas nasional.
Adapun total produksi gas bumi saat ini, menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji, dalam webinar bertajuk ”Strengthening Indonesia as a Global LNG and LPG Player”, 31 Oktober, 5.446,90 miliar unit british thermal per hari (BBTUD). Dari jumlah ini, 68 persen untuk dalam negeri. Sampai Agustus 2023, tercatat volume pemanfaatan gas bumi domestik mencapai 3.725 BBTUD.
Adapun nilai ekspor LNG Indonesia pada 2022 mencapai 6,6 miliar dollar AS atau naik dari 4,6 miliar dollar AS pada 2021. Nilai ekspor gas melalui pipa Indonesia pada 2022 juga meningkat menjadi 3,13 miliar dollar AS dibandingkan dengan tahun 2021 yang masih 2,84 miliar dollar AS.
BP sendiri sudah mendapatkan perpanjangan resmi kontrak kerja sama Blok Tangguh selama 20 tahun menjadi hingga 2055. Penandatanganan perpanjangan kontrak kerja sama (KKS) Tangguh yang terdiri dari KKS Berau, Muturi, dan Wiriagar di Papua Barat ini dilakukan di Jakarta, 23 Desember 2022.
Proyek Tangguh LNG di Papua Barat dimulai 2009. Kedua train produksi LNG berkapasitas total 7,6 juta ton LNG per tahun.
Sembari meresmikan Tangguh Train 3, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa terdapat sejumlah proyek hulu migas dan turunannya yang akan dibangun di Papua Barat, antara lain proyek Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) Ubadari, proyek hilirisasi blue ammonia, serta proyek Lapangan Asap, Kido, dan Merah (AKM).
Tugu Pancasila
Dalam kunjungan kerja hari ketiga di tanah Papua, Presiden Jokowi juga mengunjungi Tugu Pancasila Kampung Tanama, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Jumat (24/11/2023) pagi. Presiden Jokowi menandatangani prasasti Tugu Pancasila Kampung Tanama yang merupakan bentuk pengingat perjuangan para pahlawan yang berasal dari Kampung Tanama didampingi Bupati Fakfak Untung Tamsil, Wakil Bupati Fakfak Yohana Dina Hindom, dan Kepala Kampung Tanama Sukur Weripih.
”Tugu Pancasila ini sangat penting karena mengingat para pejuang yang berada di Kampung Tanama,” kata Sukur Weripih.
Dia pun berharap masyarakat akan terus mengingat perjuangan para pahlawan meraih kemerdekaan dan terus berusaha bersama untuk membangun negeri. “Saya mengajak masyarakat mari menghindari persoalan untuk membangun negeri,” tuturnya.