Transaksi Sementara TEI 2023 Capai Rp 401,5 Triliun
Transaksi sementara TEI 2023 mencapai 25,3 miliar dollar AS atau melebihi target 11 miliar dollar AS. Transaksi itu juga mengindikasikan implementasi RCEP dan peningkatan perdagangan antarnegara ASEAN mulai berjalan.
Oleh
HENDRIYO WIDI
·4 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Trade Expo Infonesia 2023 yang digelar secara luring pada 18-22 Oktober 2023 mampu membukukan transaksi sementara sebesar 25,3 miliar dollar AS atau Rp 401,5 triliun. Transaksi itu diperkirakan akan terus bertambah mengingat pameran perdagangan internasional itu juga digelar secara daring hingga 18 Desember 2023.
TEI 2023 digelar secara luring di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten. Adapun secara daring, TEI akan diselenggarakan dengan konsep laman interaktif berbasis katalog elektronik melalui www.tradexpoindonesia.com pada 18 Oktober 2023-18 Desember 2023.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Minggu (22/10/2023), mengatakan, transaksi sementara TEI 2023 mencapai 25,3 miliar dollar AS. Dari jumlah itu, transaksi perdagangan barang dan jasa mencapai 22,49 miliar dollar AS dan investasi senilai 2,81 miliar dollar AS.
”Transaksi itu melebihi target tahun ini yang sebesar 11 miliar dollar AS. Transaksi tersebut juga tidak sekadar transaksi barang, tetapi juga jasa dan investasi di bidang alat kesehatan dan kerja sama pendidikan dengan China senilai 2,81 miliar dollar AS,” kata Zulkifli dalam konferensi pers yang digelar di ICE BSD.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), lima negara yang membukukan transaksi terbesar dalam TEI 2023 adalah China senilai total 8,391 miliar dollar AS, Malaysia 6,288 miliar dollar AS, India 6,227 miliar dollar AS, Vietnam 811,28 juta dollar AS, dan Belanda 696,28 juta dollar AS. Adapun produk-produk Indonesia yang paling diminati adalah batubara, kimia dan kimia organik, industri strategis, elektronik, dan makanan olahan.
Transaksi sementara TEI 2023 mencapai 25,3 miliar dollar AS atau melebihi target tahun ini yang sebesar 11 miliar dollar AS.
Menurut Zulkifli, perkuatan kerja sama Indonesia dengan ASEAN dan juga implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Regional (RCEP) mulai berdampak ke Indonesia. Hal itu terindikasi dari China, Malaysia, dan Vietnam yang masuk lima besar negara dengan transaksi tertinggi di TEI 2023.
Pembukaan pasar-pasar baru juga mulai terlihat dengan banyaknya pembeli dan calon pembeli dari sejumlah negara di Afrika. Hal itu juga terlihat dari India yang berada di urutan ketiga dari lima negara yang mencatatkan transaksi terbesar di TEI 2023.
”Di tengah pelemahan perdagangan dunia, kami tetap berkomitmen untuk terus meningkatkan ekspor, termasuk penetrasi pasar ke negara-negara tujuan ekspor nontradisional,” ujarnya.
Kemendag juga mencatat, TEI 2023 yang digelar selama empat hari dan secara luring itu diikuti 1.232 peserta. Pameran itu juga dikunjungi 29.873 orang secara langsung dengan sebanyak 3.162 pengunjung merupakan pembeli dari 114 negara. Sementara pengunjung daring pameran itu sebanyak 3.093 orang.
Untuk meningkatkan ekspor ke sejumlah negara, Indonesia berupaya menggulirkan sejumlah program. Salah satunya adalah program Direct Marketing atau Pemasaran Langsung kepada calon pembeli di Australia.
Program ini merupakan hasil kolaborasi Kedutaan Besar RI, Atase Perdagangan (Atdag) RI, dan diaspora Indonesia Cendani Pty Ltd di Canberra, Australia. Program itu juga menggandeng Indonesia Direct untuk memfasilitasi pelaku usaha Indonesia di awal transaksi. Indonesia Direct adalah perusahaan yang menjalankan program Direct Marketing ke Australia.
Atdag RI untuk Canberra Agung Haris Setiawan mengatakan, program ini berbasis sistem pengantaran langsung produk ke pembeli. Nanti akan ada tim pemasaran atau penjualan dari Indonesia yang akan memasarkan/menjual langsung kepada pembeli di Australia.
Mereka akan mendapatkan pelatihan selama sebulan di Australia. Pada tahap awal pemasaran, mereka akan dibantu Indonesia Direct yang sudah lebih dahulu membuka peluang ekspor pemasaran secara langsung di Australia.
”Pada tahun ini, kerja sama Indonesia Direct dengan Cendani Pty Ltd telah menghasilkan transaksi sekitar 1 juta dollar Australia,” ujarnya dalam peluncuran Program Direct Marketing, Jumat (20/10/2023), di sela-sela TEI 2023.
Pemerintah RI juga meminta pelaku usaha nasional mengoptimalkan pemanfaatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Emirat Arab (IUAE CEPA) yang berlaku efektif pada 1 September 2023. Uni Emirat Arab (UEA) merupakan hub perdagangan pasar Afrika Barat, Afrika Timur, Afrika Utara, Timur Tengah, Asia Tengah, dan Eropa.
IUAE CEPA menurunkan atau menghapus 94 persen dari total pos tarif bea masuk produk-produk Indonesia ke UEA. Perjanjian itu mencakup, antara lain, kerja sama pengakuan sertifikasi halal, pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM), dan ekonomi digital.
Salah satu syarat agar produk Indonesia dapat diterima di pasar UEA adalah penggunaan bahasa Arab pada kemasan produk.
Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai Muhammad Khomaini menuturkan, IUAE CEPA merupakan perjanjian bilateral dengan proses tercepat bagi Indonesia. Sejak diluncurkan pada September 2021, perjanjian itu sudah dapat diimplementasikan pada September 2023.
Hal ini tidak terlepas dari hubungan baik antara Presiden Joko Widodo dan Presiden UEA Mohamed bin Zayed Al Nahyan. Untuk itu, pelaku usaha nasional, termasuk pelaku UKM Indonesia, diharapkan bisa memanfaatkan momentum ini.
”Salah satu syarat agar produk Indonesia dapat diterima di pasar UEA adalah penggunaan bahasa Arab pada kemasan produk. Jika syarat itu tidak dipenuhi, akan ditolak. Namun, apabila pelaku usaha Indonesia sudah telanjur membuat dalam bahasa Inggris, tidak perlu diubah dan dapat menambahkan stiker dalam bahasa Arab,” tuturnya.
Khomaini menambahkan, Dubai merupakan tempat transit orang atau barang. Meskipun penduduk UEA lebih sedikit daripada Arab Saudi, nilai ekspor dan impor UEA lebih besar dibandingkan Arab Saudi.
”Hal ini karena pasar UEA tidak hanya berasal dari penduduknya yang berjumlah 10 juta orang, tetapi UEA juga merupakan hub bagi pasar Afrika Barat, Afrika Timur, Afrika Utara, Timur Tengah, Asia Tengah, dan Eropa,” katanya.
Kemendag mencatat, total perdagangan RI-UEA pada 2022 senilai 5,06 miliar dollar AS. Dari jumlah itu, ekspor dan impor RI ke/dari UEA masing-masing 2,3 miliar dollar AS dan 2,76 miliar dollar AS sehingga neraca perdagangan RI defisit 4,6 juta dollar AS atas UEA.
Sementara pada Januari-Agustus 2023, total nilai perdagangannya mencapai 3,15 miliar dollar AS. Dari total itu, nilai ekspor dan impor RI ke dan dari UEA masing-masing 1,65 miliar dollar AS dan 1,5 miliar dollar AS.
Ekspor Indonesia ke UEA didominasi perhiasan, alas kaki, tekstil, dan produk pertanian. Adapun impornya didominasi minyak mentah, produk petrokimia, dan plastik.