CNN menyebut suasana naik pesawat sebagai pengalaman yang seram. Situasi ini mengganggu dan menghabiskan waktu berharga.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·3 menit baca
Antrean masuk naik pesawat selalu saja memberi pengalaman buruk. Tidak sedikit yang berebut masuk. Ada yang belum dipanggil, sudah ikut mengantre. Belum lagi di dalam pesawat, situasinya sering kali menyakitkan. Orang berebut menaruh barang di kabin bagasi. Maskapai penerbangan memahami itu semua. Bertahun-tahun mereka berusaha menyelesaikan masalah, tetapi sampai sekarang mereka belum menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini.
Banyak maskapai berusaha melakukan perubahan. Tak sedikit saran diajukan untuk memperbaiki masalah ini. Beberapa hari lalu, maskapai United Airlines mengumumkan kebijakan antrean naik pesawat yang baru. Mereka mengutamakan penumpang dengan tempat duduk dekat jendela (window), di kursi tengah (middle seat), dan gang (aisle) atau disingkat WILMA. Kabar ini menjadi berita besar di Amerika Serikat karena selama ini banyak keluhan soal antrean tersebut. Sejumlah media membuat liputan tentang rencana ini. Meski, cara ini sebenarnya adalah proses yang telah lama dikenal untuk mempercepat proses penumpang naik pesawat.
Beberapa maskapai telah menggunakan cara untuk menangani antrean masuk pesawat. Ada yang membuat grup atau kelompok masuk semisal dengan angka 1,2,3,4, dan 5. Tempat duduk paling belakang dipanggil lebih awal karena mereka berada di ujung belakang. Penumpang yang belum dipanggil tetap duduk. Ada juga yang membuat baris-baris antrean berdasar nomor kursi. Di Indonesia, pemanggilan antrean masih berdasarkan nomor kursi. Cara ini lebih banyak membuat kekacauan karena ada yang belum dipanggil sudah ikut mengantre. Petugas kadang tak tegas. Mereka tetap diloloskan masuk.
Tidak sedikit pula maskapai yang ”membisniskan” keruwetan ini dengan menjual tempat duduk. Posisi yang lebih nyaman akan dijual dengan tambahan harga ketika kita melakukan pelaporan ulang. Sisanya yang tidak mau membayar tambahan akan mendapat tempat yang tidak nyaman. Akan tetapi, cara seperti ini pernah membuat Southwest Airlines diserang penggunanya. Pada dasarnya, Southwest mendorong pelanggan yang menginginkan kursi yang lebih baik dengan membeli harga yang lebih mahal. Secara teori, tindakan ini akan meningkatkan pendapatan bagi maskapai penerbangan, tetapi konsumen protes karena mereka yang tidak membeli yakin akan naik pesawat terakhir.
Sebuah tulisan di Fast Company beberapa waktu lalu menyoroti masalah antrean masuk pesawat. Mereka menuturkan, ada pengalaman perjalanan yang lebih menyakitkan daripada sekadar naik pesawat. Penumpang terombang-ambing antara gerbang berkelok-kelok dan saling sikut antrean dalam kekacauan yang tak pernah selesai. Situasi ini tidak hanya mengganggu, tetapi juga menghabiskan waktu yang berharga, baik bagi maskapai penerbangan maupun penumpang.
Maskapai penerbangan sengaja membuat kekacauan sehingga orang akan membayar untuk mendapatkan proses naik pesawat yang lebih mudah.
Laman CNN juga pernah membuat laporan tentang masalah ini. Mereka menyebut suasana naik pesawat sebagai pengalaman yang seram. Anda tentu sudah familier dengan pengumuman naik pesawat yang ramah dari petugas penerbangan. Sayangnya, hal itu berarti 45 menit berikutnya dalam hidup Anda akan berantakan. Maskapai penerbangan sengaja membuat kekacauan sehingga orang akan membayar untuk mendapatkan proses naik pesawat yang lebih mudah. Penumpang mulai memadati antrean gerbang sehingga menimbulkan kemacetan. Meskipun Anda mengatakan pada diri sendiri bahwa Anda akan duduk dengan tenang di ruang tunggu bandara sampai saatnya Anda dipanggil, Anda tetap merasa tidak nyaman.
Sampai-sampai ada seorang profesor fisika, yaitu Jason Steffen dari Universitas Nevada, yang membuat metode untuk naik pesawat. Cara yang dikenal dengan nama Metode Steffen ini dilakukan dengan menempatkan orang-orang dalam dua baris. Orang di kedua baris itu dapat menyimpan barang bawaan mereka pada waktu yang sama tanpa menghalangi satu sama lain dan mereka dapat duduk pada waktu yang sama.
Cara ini memungkinkan beberapa baris penumpang masuk pesawat dan menyimpan barang bawaannya secara bersamaan sehingga meminimalkan waktu menjelang pesawat terbang. Metode ini dapat memangkas waktu hampir setengahnya. Namun, maskapai penerbangan belum menerapkannya karena metode ini memerlukan kontrol ketat terhadap antrean dan dapat mengganggu strategi naik pesawat berdasarkan status penumpang.
Apakah solusi United Airlines dengan WILMA bisa menyelesaikan masalah tersebut? Kebijakan tempat duduk dari maskapai ini sebenarnya adalah kebijakan yang digunakan selama bertahun-tahun sebelum diubah pada tahun 2017. Kebijakan ini diberlakukan kembali karena waktu naik pesawat telah meningkat 2 menit selama beberapa tahun terakhir. Lalu, apa usulan yang baru dari United Airlines?
Metode ini memerlukan kontrol ketat terhadap antrean dan dapat mengganggu strategi naik pesawat berdasarkan status penumpang.
United Airlines memperkenalkan opsi naik pesawat dengan nama Grup 6. Grup ini memisahkan mereka yang duduk dekat jendela, yaitu Grup 4 dan mereka yang duduk di kursi lorong dan tengah ke Grup 5. Kemudian memasukkan semua penumpang ekonomi lainnya ke Grup 6 yang baru itu. United Airlines berharap cara ini akan membuat antrean naik pesawat bakal lancar. Akan tetapi, sepertinya belum menyelesaikan masalah. Bagaimana dengan penumpang keluarga? Mereka bakal mengantre terpisah. Keruwetan belum terselesaikan.