Trade Expo Indonesia Jadi Upaya Redam Penurunan Kinerja Ekspor
Trade Expo Indonesia 2023 tidak hanya menjadi salah satu upaya pemerintah meredam penurunan kinerja ekspor, tetapi juga jadi ajang memperkuat ekosistem perdagangan dan industri nasional berbasis pendidikan vokasi.
Oleh
HENDRIYO WIDI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Trade Expo Indonesia 2023 merupakan salah satu upaya pemerintah meredam penurunan kinerja ekspor nasional setelah tren kenaikan harga komoditas berakhir. Melalui pameran perdagangan internasional itu, pembeli dari negara lain didatangkan baik langsung maupun tidak langsung atau secara daring.
Trade Expo Indonesia (TEI) 2023 juga menjadi ajang bagi pemerintah memperkuat ekosistem perdagangan dan industri nasional. Salah satunya dengan mendorong pengembangan pendidikan vokasi di kedua sektor tersebut.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggelar ajang itu secara luring pada 18-22 Oktober 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten. Adapun secara luring, TEI akan diselenggarakan dengan konsep laman interaktif berbasis katalog elektronik melalui www.tradexpoindonesia.com.
Kemendag menargetkan TEI 2023 dapat menjaring 25.000 pengunjung secara luring dan 33.000 pengunjung secara daring. Transaksinya diharapkan dapat mencapai 11 miliar dollar AS atau Rp 173,4 triliun (kurs Rp 15.731 per dollar AS).
Pada hari pertama pameran tersebut, 99 kontrak dagang senilai 4,9 miliar dollar AS telah diraih dari misi pembelian pelaku usaha dari 18 negara. Lima transaksi terbesar berasal dari India dengan nilai kontrak 3,3 miliar dollar AS, Belanda 630,71 juta dollar AS, Jepang 326,90 juta dollar AS, Malaysia 232,69 juta dollar AS, dan Amerika Serikat 220 juta dollar AS.
Pada hari pertama pameran tersebut, 99 kontrak dagang senilai 4,9 miliar dollar AS telah diraih dari misi pembelian pelaku usaha dari 18 negara.
Terdapat juga kontrak dagang dengan pembeli dari negara ekspor nontradisional, seperti Brasil senilai 11,2 juta dollar AS, Afrika Selatan 4,37 juta dollar AS, Mesir 553.440 dollar AS, dan Hongaria 80.000 dollar AS. Komoditas Indonesia yang termasuk dalam kontrak dagang itu, antara lain, minyak sawit, makanan dan minuman, kertas, furnitur, panel surya, produk perikanan, batubara, produk kelapa, produk perawatan pribadi, dan kopi.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Kamis (19/10/2023), menuturkan, para perwakilan perdagangan bekerja sama dengan kedutaan-kedutaan besar Indonesia di luar negeri telah mendatangkan calon-calon pembeli langsung dari sejumlah negara. Mereka ada yang membeli langsung dan tidak langsung produk-produk Indonesia.
”Hal ini tidak hanya dapat mendorong pertumbuhan jaringan pebinis Indonesia dengan pebisnis negara lain, tetapi juga mempertahankan kinerja positif ekspor Indonesia pascapandemi Covid-19,” ujarnya.
Seiring dengan tren penurunan harga komoditas global dan pelemahan ekonomi sejumlah negara tujuan ekspor utama, surplus neraca perdagangan Indonesia semakin turun. Per September 2023, neraca perdagangan RI surplus 3,42 miliar dollar AS. Kendati capaian itu melanjutkan tren surplus selama 41 bulan berturut-turut, surplus neraca dagang tersebut telah turun 1,54 persen secara tahunan.
Adapun secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia turun 12,1 miliar dollar AS dari 39,85 miliar dollar AS pada Januari-September 2022 menjadi 27,75 miliar dollar AS pada Januari-September 2023. Meskipun nilai ekspor turun, RI masih dapat sedikit mengompensasinya dengan kenaikan volume ekspor 7,29 persen pada Januari-September 2023.
Dian Susanti, pemilik EthneeQ, mengaku, TEI semakin membuka peluang pasar ekspor bagi produk-produknya yang berupa tas, sandal, dan sepatu dari kain goni yang dipadukan dengan tenun endek Bali. Produk-produk berkategori ramah lingkungan itu dijual mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 3 juta.
”Saya sempat didatangi pebisnis dari Perancis. Ia menawarkan kerja sama bisnis. Ia membeli sejumlah tas dan sandal untuk menjajaki pasar di negaranya,” kata Dian.
Pendidikan vokasi
Dalam TEI 2023, pemerintah juga mendorong perkuatan ekosistem perdagangan dan industri berbasis pendidikan vokasi. Untuk itu, Kemendag berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek); serta Kementerian Badan Usaha Milik Negara.
Pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam sektor industri, yakni menciptakan tenaga terampil, inovatif, dan kreatif dalam berbagai pengembangan desain produk ekspor.
Rabu lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan, potensi pendidikan vokasi harus didorong agar dapat masuk ke dalam ekosistem industri. Ini merupakan upaya membangun kemitraan dengan industri sekaligus bukti pendidikan vokasi telah bertransformasi menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
”Pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam sektor industri, yakni menciptakan tenaga terampil, inovatif, dan kreatif dalam berbagai pengembangan desain produk ekspor,” katanya.
Selain itu, Kemendag bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia juga menggelar Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024 yang dibuka pada Kamis (19/10/2023). JMFW 2024 yang mengusung tema ”Discover Indonesia Modest Fashion Excellence” ini juga berlangsung di ICE BSD pada 19-21 Oktober 2023.
JMFW 2024 itu dibuka dengan penampilan sembilan jenama modest fashion nasional. Kesembilan jenama itu adalah Bellabaric by Najua Yanti, Zeta Prive, Irna La Perle Sasirangan Kalimantan Selatan X PT Andalan, Qnanz, Aden Hijab, Magdara X Riana Meilia, Nada Puspita, Muda, dan Buttonscarves.
”Saya berharap melalui JMFW, Indonesia bisa menjadi barometer atau kiblat tren modest fashion dunia ke depan. Kami akan mendorong produk dalam negeri untuk terus berproduksi dan menghasilkan karya dengan kualitas terbaik,” kata Jerry saat membuka JMFW 2024.
Periset yang juga Wakil Direktur Bidang Akademik Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Nunung Martina, berharap TEI 2023 dan JMFW 2024 menjadi momentum membuka peluang kemitraan satuan pendidikan vokasi dengan berbagai industri. Salah satu karya PNJ yang dipamerkan dalam TEI 2023 adalah genteng dari limbah plastik dari tempat pembuangan sampah di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. Genteng itu merupakan hasil riset dan inovasi teknologi ramah lingkungan dari program pendanaan Kemendikbudristek.