Bermain memungkinkan anak-anak menggunakan kreativitas mereka sambil mengembangkan imajinasi, ketangkasan, kemampuan berpikir, dan kekuatan emosional.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·3 menit baca
Sebagian besar orangtua mati-matian menyiapkan anak agar kelak ketika dewasa mereka ”menjadi orang”. Setiap hari anak diikutsertakan dengan berbagai pelatihan dan kursus yang tujuannya menyiapkan agar mereka sukses di kemudian hari. Sayang sekali mereka lupa, waktu bermain anak menjadi sedikit. Padahal, bermain adalah hal substansial dalam pengembangan fisik dan kepribadian anak pada masa depan.
Perusahaan mainan anakLego berusaha melawan kebiasaan ini dengan melakukan kampanye ”Play is your superpower”. Waktu anak bermain nyaris tidak ada. Orangtua sibuk mengajak anak-anak untuk urusan yang menjadi obsesi para orangtuanya. Lego menyebutkan, akibatnya waktu bermain anak hanya 2 persen dalam seminggu atau setara dengan 7 jam saja. Lebih parah lagi, sepertiga anak hanya memiliki waktu bermain 3,5 jam. Lego menyindir, waktu orang dewasa berada di gawai dalam sehari lebih lama dibandingkan waktu anak bermain dalam seminggu. Salah satu studi menyebutkan, waktu orang dewasa berada di gawai di atas 3 jam sehari.
Permainan bagi anak sangatlah penting. Profesor permainan di Universitas Cambridge, Paul Ramchandani, dalam laman Lego mengatakan, ada manfaat besar jika anak-anak ikut serta dalam semua aktivitas yang memberi mereka pendidikan dan keterampilan menyeluruh, tetapi bermain menawarkan sesuatu yang sangat istimewa kepada anak-anak.
Melalui bermain, anak-anak mengembangkan keterampilan penting yang meningkatkan setiap bidang perkembangan, pembelajaran, dan pertumbuhan mereka. Jika anak Anda memiliki cukup waktu untuk bermain, mereka dapat mengembangkan keterampilan, termasuk kreativitas, kepercayaan diri, pemecahan masalah, dan komunikasi yang akan membantu mereka mencapai potensi penuh mereka di kemudian hari.
Pendapat lain dari Kenneth R Ginsburg di dalam sebuah tulisan di jurnal American Academy of Pediatrics mengatakan, bermain memungkinkan anak-anak menggunakan kreativitas mereka sambil mengembangkan imajinasi, ketangkasan, kemampuan berpikir, dan kekuatan emosional. Bermain juga bermanfaat untuk menyehatkan pikiran dan melalui permainan anak-anak terhubung dan berinteraksi dengan sekitar mereka.
Majalah Fast Company membahas persoalan ini. Salah satu pendapat ahli di dalam pembahasan itu juga menyebutkan, permainan juga mengajak anak-anak bekerja sama dengan sesama, menyelesaikan konflik, dan membantu pengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah. Anak-anak akan makin pintar dalam komunikasi, mempelajari sesuatu, kepercayaan diri, dan lain-lain. Mereka juga akan sukses dalam pendidikan di sekolah.
Permainan juga mengajak anak-anak bekerja sama dengan sesama, menyelesaikan konflik, dan membantu pengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah.
Akankah Lego berhasil melakukan kampanye ini? Selama ini kampanye Lego sering sukses. Kampanye mereka yang terakhir pada 2019 bertajuk #RebuildThe World. Kampanye ini memiliki pesan agar kalangan di semua umur selalu menginspirasi dan terus berimajinasi. Melalui kampanye ini, media sosial sempat diramaikan dengan tagar tersebut. Kampanye mereka juga mendapatkan perhatian dari sejumlah industri dan media arus utama. Lego juga dikenal sebagai perusahaan yang sukses beradaptasi. Mereka bisa selamat ketika Lego nyaris bangkrut.
Salah satu cara agar kampanye ini sukses adalah bagaimana Lego bisa memberi pengertian tentang bermain dalam konteks produk mereka. Orangtua tentu akan berpikiran bahwa anak mereka telah bermain ketika anak-anaknya mengikuti basket, balet, piano, dan lain-lain. Akan tetapi, permainan ini sesungguhnya berbeda dengan semua permainan itu. Permainan di atas adalah permainan yang memiliki aturan dan kejelasan tujuan akhir. Lego digolongkan sebagai permainan tidak terstruktur (unstructured play).
”Permainan tidak terstruktur memberi anak-anak ruang untuk berkreasi tanpa aturan khusus yang harus diikuti,” kata Regine Muradian, psikolog klinis seperti dikutip Mindpath Health. Meski demikian ia mengingatkan, para ahli juga tidak melarang para pengasuh untuk mendaftarkan anak mereka ke klub olahraga dan pelajaran musik. Semua aktivitas tersebut membuat anak-anak tetap terlibat dan juga dapat membantu perkembangannya. Oleh karena itu, kombinasi keduanya akan bermanfaat bagi anak-anak.
Meski demikian ia mengingatkan, para ahli juga tidak melarang para pengasuh untuk mendaftarkan anak mereka ke klub olahraga dan pelajaran musik.
Ahli lain bernama Monasterio mengatakan, untuk itu para orangtua dan pengasuh perlu mengisi hari-hari anak dengan kombinasi keduanya. Mereka kadang memerangkap anak-anak dengan aktivitas terstruktur saja dengan harapan membantu mereka ”berprestasi lebih baik” di sekolah atau meletakkan dasar untuk masuk ke perguruan tinggi yang “bagus”. Akan tetapi rencana yang bertujuan baik itu dapat membatasi permainan yang tidak terstruktur. Dua permainan yang terstruktur dan tidak terstruktur akan mengembangkan kemampuan anak-anak.
Oleh karena itu, kampanye Lego kali ini akan berhasil ketika mereka bisa mengajak orangtua atau orang dewasa memahami manfaat dua permainan itu. Dalam kesempatan selanjutnya, Lego mungkin akan memberi penjelasan lebih lanjut tentang hal ini. Bila tidak, kampanye itu akan terhenti pada anjuran untuk mengajak anak lebih sering bermain. Perhatian pada produk Lego mungkin tidak akan banyak. Orangtua mungkin tidak paham tentang permainan tidak berstruktur itu serta manfaatnya.