Akses pembiayaan jadi salah satu kunci penting agar pelaku usaha dapat mengembangkan bisnisnya. Kredit usaha rakyat atau KUR merupakan salah satu pilihan pembiayaan yang dinilai efektif menaikkan kelas UMKM.
Oleh
Agustinus Yoga Primantoro
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Akses pembiayaan yang mudah dan murah melalui kredit usaha rakyat atau KUR diyakini dapat menaikkan kelas usaha, mikro, kecil, dan menengah atau UMKM. Upaya tersebut tidak lepas dari dukungan pemerintah daerah dan lembaga keuangan dalam penyaluran kredit kepada masyarakat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hal itu pada acara Penganugerahan KUR Award kategori provinsi 2022-2023 dan Penyaluran KUR UMKM di Jakarta, Rabu (9/8/2023). Hadir pula dalam acara tersebut Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan para kepala daerah.
”Tujuan utamanya adalah UMKM naik kelas dan tentunya dengan akses pembiayaan yang mudah serta murah, antara lain dengan KUR. KUR bisa berbunga rendah karena ada skema subsidi dari Kementerian Keuangan,” kata Airlangga saat memberikan sambutannya.
Selama periode Januari-Juli 2023, penyaluran KUR tercatat tumbuh positif, yakni Rp 126,3 triliun dari target penyaluran pada tahun 2023 sebesar Rp 297 triliun. KUR tersebut telah disalurkan kepada 2,3 debitor dengan rasio kredit macet (NPL) sebesar 1,63 persen.
Airlangga menambahkan, tren positif penyaluran KUR ini turut menopang pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2023 yang mencapai 5,17 persen. Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan yang meningkat sebesar 9,39 persen secara tahunan juga diikuti oleh pertumbuhan kredit bagi segmen UMKM yang meningkat 7,61 persen secara tahunan.
Pertumbuhan kredit tersebut, lanjut Airlangga, tidak lepas dari peran pemerintah daerah dan lembaga keuangan yang secara aktif mengakomodasi kebutuhan pelaku UMKM dalam hal pembiayaan. Oleh karena itu, penghargaan KUR Award 2022-2023 kategori provinsi diberikan kepada pemerintah daerah yang dinilai telah berhasil meningkatkan dan berperan aktif dalam penyaluran KUR.
Penghargaan diharapkan dapat meningkatkan motivasi berbagai pihak, terutama pemerintah provinsi, untuk terus mendukung proses penyaluran program KUR sehingga bisa lebih baik lagi.
”Dengan dukungan penuh dari pemerintah provinsi dan lembaga keuangan, para pelaku usaha berhasil meningkatkan kualitas penyaluran KUR yang efektif, efisien, dan tepat sasaran,” ujarnya.
Penghargaan tersebut, kata Airlangga, mencakup dua kategori, yakni kategori strategi terbaik dan kategori inovasi terbaik dalam peningkatan penyaluran KUR. Tiga provinsi yang keluar sebagai pemenang kategori strategi terbaik secara berurutan, yakni Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Lampung.
Sementara itu, kategori inovasi terbaik dalam peningkatan penyaluran KUR dimenangkan oleh Provinsi Jawa Barat, disusul oleh Provinsi Sumatera Selatan, dan Provinsi Bali.
Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan menjelasakan, kriteria penilaian berdasarkan pada kebijakan KUR bagi debitor yang terdampak pandemi Covid-19 dan mekanisme pembiayaan KUR bagi UMKM setelah naik kelas. Penilaian tersebut dilakukan oleh tim lintas kementerian/lembaga, seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Koperasi dan UKM, Bank Indonesia, serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
”Penghargaan diharapkan dapat meningkatkan motivasi berbagai pihak, terutama pemerintah provinsi, untuk terus mendukung proses penyaluran program KUR sehingga bisa lebih baik lagi,” ujarnya.
Selain Penganugerahan KUR Award, turut dilakukan juga penyaluran KUR secara simbolis terhadap pelaku UMKM, yakni kepada pengusaha warung tegal (warteg). Pelaku usaha warteg dipilih lantaran menjadi representasi usaha kuliner dengan kearifan lokal yang mampu bertahan selama masa pandemi Covid-19 dan terus meningkatkan usahanya.
”Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan penyalur ataupun penjamin KUR, yakni BNI, dalam rangka memperdayakan UMKM, khususnya paguyuban pengusaha warteg Kharisma Bahari. Langkah konkret yang dilakukan adalah dengan menyalurkan KUR secara simbolis senilai Rp 1 miliar kepada perwakilan lima debitor BNI yang menjadi pelaku usaha warteg,” kata Ferry.
Strategi Jateng
Selain mempermudah akses pembiayaan dengan menurunkan tingkat suku bunga pinjaman, pendampingan juga dilakukan agar UMKM naik kelas. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Provinsi Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memberikan sambutan.
Saat ini, Provinsi Jawa Tengah terhitung telah memenangi Penganugerahan KUR Award kategori provinsi sebanyak tiga kali berturut-turut. Walakin, pengembangan UMKM di wilayah Jawa Tengah tidak lepas dari permasalahan umum, seperti kapasitas para pelaku UMKM terhadap pengetahuan produknya (product knowledge).
”Saat pelatihan, mereka bisa dilatih dan hasilnya bagus. Tapi, ada masalah kedua yang dihadapi, yakni akses modal. Biasanya, tingkat suku bunga tinggi membuat mereka pusing, apalagi pandemi, makin pusing lagi,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah coba menyosialisasikan pembiayaan dengan instrumen yang dimiliki, salah satunya melalui Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. Saat itu, tingkat suku bunga kredit diturunkan hingga 7 persen tanpa subsidi setelah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkonsultasi dengan OJK.
Alhasil, lanjut Ganjar, upaya tersebut direspons secara positif oleh para pelaku UMKM. Selain memberikan kemudahan akses untuk pembiayaan KUR, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah turut mendampingi para pelaku UMKM agar dapat naik kelas.
”Kami kurasi satu per satu berdasarkan klusternya dan kami berikan pelatihan. Ditambah dengan kemudahan akses KUR, hasilnya sangat bagus, tugas kami tinggal menyalurkan produk UMKM ke pasar yang lebih luas, bahkan produk tersebut berhasil dijual ke Singapura, Jepang, dan Eropa,” kata Ganjar.