Pemerintah Lanjutkan PSN meski Lewat dari Tahun 2024
Menjelang masa pergantian rezim, ada sejumlah proyek strategis nasional yang kini tengah dikebut penyelesaiannya. Meski kemungkinan tak semua akan selesai, sejumlah proyek akan dilanjutkan setelah 2024.
Oleh
Agustinus Yoga Primantoro
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mencanangkan sejumlah proyek strategis nasional atau PSN yang tidak selesai pada tahun depan dapat dilanjutkan setelah 2024. Dari 58 PSN yang pembangunannya belum dimulai, beberapa di antaranya akan berlanjut dengan skema normal atau menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 21 Tahun 2022, terdapat 210 PSN yang harus selesai hingga tahun 2024 dengan nilai total Rp 5.746,4 triliun. Kemenko Perekonomian mencatat, terdapat 158 PSN dengan total nilai Rp 1.102,6 triliun yang selesai dibangun selama periode tahun 2016 hingga Juni 2023. Hingga akhir tahun 2023, pemerintah menargetkan penyelesaian 25 proyek.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, terdapat dua kriteria mengenai proyek yang akan dilanjutkan, yakni proyek telah memiliki pemenuhan pembiayaan (financialclosing) dan tidak bergantung pada APBN.
”Dengan kriteria itu, proyek-proyek tersebut akan berlanjut. Tentu ada beberapa proyek yang menjadi bagian keberlanjutan dari pembangunan yang ada sekarang,” kata Airlangga dalam konferensi pers mengenai program PSN di Jawa Tengah, di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (17/7/2023).
Sebelumnya, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menyoroti 58 PSN infrastruktur yang pembangunannya sama sekali belum dimulai. Dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah pada Juni 2023, BPKP mengingatkan, hal itu akan berdampak pada risiko keterlambatan penyelesaian proyek dan tidak optimalnya manfaat dari pembangunan proyek (Kompas.id, 14/7/2023).
Menanggapi adanya 58 PSN yang belum dimulai, Airlangga menegaskan, proyek tersebut akan tetap berjalan. Pada proyek Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci), misalnya, Kemenko Perekonomian telah berkoordinasi dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rumah (PUPR) mengenai skema pembangunannya.
”Tadi sudah dibahas kalau sampai tahun 2024 (proyek tersebut) baru selesai di Ciamis (Jawa Barat) dan belum tersambung ke Cilacap (Jawa Tengah). Dari segi perencanaan, tentu semuanya sudah ada, tetapi dari segi anggaran, itu nanti masuk di anggaran 2025,” ujarnya.
Sebagai bagian dari PSN di Jawa Tengah, lanjut Airlangga, proyek jalan tol tersebut akan dilanjutkan meski lewat dari tahun 2024 lantaran berbasis pada APBN. Selain proyek tersebut, terdapat PSN lain yang akan dilanjutkan, yakni pengembangan lapangan gas di Blok Masela.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, tidak semua PSN dapat dikerjakan dalam waktu satu tahun. Lebih lanjut, PSN yang telah mencapai tahap financial closing dapat berlanjut, baik oleh pihak swasta maupun badan usaha milik negara (BUMN).
”Saya rasa pihak swasta tidak mau masuk dalam program PSN mengingat PSN ini sifatnya ’selesai’ pada tahun 2024. Beberapa proyek bahkan sudah ditandai tidak layak untuk dilanjutkan sampai 2024. Kemungkinan pemerintah akan memaksa BUMN untuk melanjutkan PSN dengan penyertaan modal negara (PMN). Jadi, pemerintah akan memberikan modal dan bantuan, lalu BUMN yang mengerjakan,” katanya saat dihubungi dari Jakarta.
Akan tetapi, lanjut Tauhid, skema tersebut hanya berlaku pada proyek-proyek yang bisa memberikan keuntungan secara finansial. Dalam penerapannya, pemerintah perlu memperhatikan bahwa anggaran pemeliharaan proyek tersebut bukan berasal dari PMN, melainkan pihak ketiga yang mengelola operasional proyek.
Pertumbuhan ekonomi
Terdapat 37 PSN di Jawa Tengah dengan nilai investasi Rp 258,76 triliun dan menyerap 66.000 tenaga kerja. PSN yang saat ini telah beroperasi di Jawa Tengah antara lain Jalan Tol Trans-Jawa (Jawa Tengah), PLTU Batang, Waduk Cacaban, serta Bendungan Randugunting.
Sampai saat ini, pembangunan jalan tol yang tercatat sebagai PSN di Jawa Tengah lebih kurang 340 kilometer dengan nilai investasi Rp 57,8 triliun. Pembangunan infrastruktur tersebut diharapkan dapat mendorong pengembangan kawasan industri, seperti di Kendal dan Batang.
Airlangga menambahkan, penyelesaian pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak menjadi prioritas PSN di Jawa Tengah. Selain menjadi akses transportasi, jalan tol tersebut juga diperuntukkan sebagai tanggul pantai/laut, sekaligus model rujukan giant sea Wwll (tanggul laut) di pesisir utara Pulau Jawa.
”Potensi ekonominya juga luar biasa. Kita mengejar pertumbuhan ekonomi sesudah 2024 itu harus di atas 5,5 persen. Maka, infrastruktur dibutuhkan untuk memacu perekonomian tumbuh di atas 5,5 persen,” katanya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, dua kawasan industri di Jawa Tengah kini sedang berkembang cukup pesat. Namun, perkembangan tersebut perlu didukung dengan percepatan PSN di Jawa Tengah.
Menurut Ganjar, pembangunan jalan di kawasan industri Batang sebaiknya dapat dibangun secara paralel sehingga mempermudah akses masuk-keluar kawasan industri. Selain itu, program pembangunan pipa transmisi gas Cirebon-Semarang (CISEM) juga diharapkan dipercepat.
”Ini bisa menjadi magnet investasi masuk cukup besar ke Jawa Tengah. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tentu sangat mendukung program PSN ini dan menyampaikan terima kasih kepada Presiden, Menko, serta seluruh pemerintahan yang mengeksekusi dengan baik,” ujarnya.