Penawaran hunian premium mulai tumbuh seiring dengan meningkatnya investasi di sektor properti. Tak hanya dari investor, pembelian hunian premium di segmen atas turut digerakkan oleh konsumen pengguna.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·2 menit baca
KOMPAS/PRIYOMBODO
Foto aerial kawasan perumahan baru yang tengah dibangun di Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (23/3/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Proyek hunian mewah mulai kembali tumbuh. Konsumen segmen atas dinilai mulai kembali melirik properti sebagai instrumen investasi.
Managing Director Ciputra Group Budiarsa Sastrawinata mengemukakan, pasar residensial dinilai sudah bergerak hampir di seluruh segmen. Selama pandemi Covid-19, peluncuran proyek-proyek hunian oleh Grup Ciputra yang menyasar konsumen pengguna (end user) terserap dengan hasil sangat positif. Tantangan pemasaran selama pandemi juga dapat diatasi dengan digitalisasi.
Seiring berakhirnya pandemi, pembelian hunian premium untuk segmen atas bergerak, tak hanya berasal dari investor, tetapi juga konsumen yang ingin meningkatkan kualitas rumah tinggal seiring dengan kondisi ekonomi yang sudah meningkat.
”Pasar perumahan itu tetap ada. Tinggal bagaimana jeli mengikuti selera pasar dan cara menyampaikannya ke pasar,” ujar Budiarsa, akhir pekan lalu, dalam peluncuran proyek perumahan premium Citralake Villa di Citra 6, Citra Garden City, Jakarta.
Senior Director Ciputra Group, Agussurja Widjaja mengemukakan, selama masa pandemi atau tiga tahun terakhir, pasar hunian paling kuat berada pada segmen menengah dan menengah ke bawah dengan harga rumah di bawah Rp 2 miliar per unit. Sementara pasar segmen atas yang memiliki lebih banyak opsi cenderung menunda pembelian sambil melihat perkembangan situasi ekonomi.
Seiring kian meredanya kasus Covid-19, permintaan pasar segmen menengah ke atas yang sempat tertunda mulai direalisasikan. Pergerakan pasar itu turut ditunjang oleh kondisi ekonomi yang lebih baik dan stabil. Selain investor properti, pasar hunian premium juga diisi konsumen yang ingin meningkatkan ukuran dan spesifikasi rumah.
”Sekarang kita lihat pandemi sudah usai (mereda), (kondisi) ekonomi sudah lebih baik dan stabil. Mereka (segmen atas) mulai melirik untuk membeli rumah yang lebih besar atau upgrading, dan melihat properti sebagai salah satu alternatif investasi,” ujar Agussurja.
Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia pada triwulan I-2023 memperlihatkan, penjualan properti residensial di pasar primer mengalami penurunan secara tahunan. Hal itu tecermin dari penjualan properti residensial yang terkontraksi sebesar 8,26 persen secara tahunan (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 4,54 persen secara tahunan.
Penjualan yang menurun disebabkan oleh terkontraksinya penjualan rumah kecil 15,64 persen dan rumah besar 6,52 persen secara tahunan. Sebaliknya, penjualan rumah menengah tumbuh positif sebesar 6,55 persen, setelah terkontraksi sebesar 18,88 persen secara tahunan di triwulan sebelumnya.
KOMPAS/BM LUKITA GRAHADYARINI
Beberapa orang melintasi proyek perumahan Citra Lake Villa di Citra 6, Citra Garden City, Jakarta Barat, Sabtu (28/5/2023).
Adapun harga properti residensial di pasar primer secara tahunan meningkat terbatas. Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan I-2023 tercatat 1,79 persen secara tahunan (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 2,00 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya. Secara triwulanan, penjualan juga mengalami kontraksi sebesar 11,03 persen (qtq). Kontraksi penjualan rumah secara triwulanan tersebut disebabkan oleh penurunan penjualan rumah tipe kecil 17,69 persen (qtq) dan rumah tipe besar 15,10 persen (qtq).
CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda berpendapat, pembelian properti segmen atas (high end) didominasi oleh kalangan tertentu dengan pola pembelian yang tidak bisa diprediksi. Oleh karena itu, pengembang perlu menonjolkan keunikan hunian guna memberikan nilai tambah produk.